Setelah dua hari dirawat di rumah sakit akhirnya Zweitson diperbolehkan untuk pulang. Arsya terus merawat Zweitson hingga Zweitson benar benar pulih.
Malam harinya Zweitson tanpa sengaja menemukan sebuah barang yang sangat dirindukannya. Sebuah alat lukis lengkap dengan kanvas terlihat sedikit berdebu karna lama tersimpan didalam gudang. Zweitson mengambil kanvas dan alat lukis tersebut lalu berjalan menuju balkon kamarnya.
Zweitson mulai melukiskan isi hatinya saat ini, terlihat seorang wanita tersenyum kepadanya. Sudah lama sekali Zweitson tak melukis, meski salah satu tangannya belum pulih Zweitson tetap melukis meski hanya menggunakan satu tangan.
Arsya yang melihat Zweitson melukis merasa kagum karna dirinya tak pernah tahu jika Zweitson bisa melukis.
"Ternyata lo bisa ngelukis juga ya. " ucap Arsya membuat Zweitson terkejut
"Ya ampun Sya bikin kaget aja. " ucap Zweitson
"Maaf ya. " ucap Arsya ikut duduk disamping Zweitson
"Bagus juga lukisan lo. ""Iya lah pasti. "
"Eh tunggu, kok wajah ceweknya mirip gua? " ucap Arsya bertanya tanya
"Ya memang ini lo. " ucap Zweitson
"Hah seriusan? Ini beneran gua, bagus banget. Rasanya pengen gua pajang." ucap Arsya
"Gua emang sengaja buat ini biar bisa lo pajang. Anggap aja ini hadiah dari gua. " ucap Zweitson
"Tapi kan gua gak lagi ulang tahun. " ucap Arsya
"Ya ini hadiah sebagai ucapan terima kasih. " ucap Zweitson
"Lo suka gak sama lukisannya? ""Gak usah ditanya lagi, gua suka banget sama lukisannya. " ucap Arsya
"Ya udah besok lo boleh ambil lukisan ini."
"Makasih ya. "
"Santai aja. "
"Oh ya, gimana kondisi tangan lo? " tanya Arsya
"Udah agak lebih baik kok. " jawab Zweitson
"Semoga cepat ya dilepas gipsnya. "
"Semoga aja, gua udah gak tahan lagi soalnya. "
"Sabar ya. "
Keesokan harinya Arsya menemani Zweitson mengejar ketertinggalan Zweitson selama dirawat di rumah sakit, Zweitson tak menyangka bahwa dirinya akan mendapatkan tugas sebanyak ini.
"Bisa pecah kepala gua kalau sebanyak ini tugasnya. " ucap Zweitson
"Lo capek ya? Ya udah sini gua aja yang kerjain. " ucap Arsya membantu Zweitson mengerjakan tugasnya
"Eh gak usah Sya, gua gak mau ngerepotin lo terus. " ucap Zweitson
"Udah ya mending lo istirahatin otak lo dulu, gak mau kan masuk rumah sakit lagi. " ucap Arsya
"Kayaknya tidur sebentar enak nih. " ucap Zweitson perlahan memejamkan matanya
Arsya melanjutkan tugas Zweitson, ketika tugas Zweitson tinggal sedikit lagi selesai tiba tiba laptop yang dipakainya mengetik mengalami suatu masalah, Arsya yang tak mengerti tentang laptop merasa sangat bingung. Dia tak mau data yang sudah diketikannya hilang semua.
Fenly yang baru saja membeli sebotol minunan tanpa sengaja melihat Arsya yang sedang kebingungan.
"Duh gimana nih, mana dikit lagi selesai lagi tugasnya." ucap Arsya
"Coba sini gua lihat. "
"Lo mau ngapain? "
"Udah lo diam aja duduk manis. " ucap Fenly merebut laptop milik Zweitson dan mulai mengotak ngatik laptop tersebut
Arsya merasa sedikit curiga dengan Fenly, dia takut Fenly akan berbuat jahat kepadanya.
"Udah selesai nih, data yang lo ketik gak hilang sama sekali. " ucap Fenly memberikan kembali laptop Zweitson
"Hah, beneran? Ya ampun gua senang banget. " ucap Arsya
"Ekhem, makasih bisa kali. " ucap Fenly
"Oh iya, makasih ya Fen. Sumpah tadi gua panik banget. " ucap Arsya
"Nih minum dulu. "
"Makasih. " ucap Arsya mulai bingung dengan sikap Fenly
"Lo ngapain lihatin gua kayak gitu. " ucap Fenly
"Ya gua bingung aja, kok lo tumben baik? Biasanya kan lo nyebelin. " ucap Arsya
"Udah dibantuin juga, malah mikir yang jelek. Udah ah gua malas lama lama dekat sama cewek kayak lo. " ucap Fenly pergi meninggalkan Arsya
"Dih ternyata masih aja nyebelin. " ucap Arsya kembali mengerjakan tugas Zweitson
Arsya sedikit kaget melihat layar laptop dihadapannya, terlihat sebuah ketikan bertuliskan "Semangat ngerjain tugasnya" didalam ketikan Arsya. Tanpa sadar Arsya tersenyum membaca ketikan tersebut.
"Akhirnya selesai juga. " ucap Arsya mematikan laptop Zweitson
Zweitson masih terlelap didalam tidurnya, Arsya memandangi Zweitson yang tertidur. Arsya tak pernah menyangka bahwa dia akan sedekat ini dengan idolanya, baginya semua seperti mimpi. Arsya mengangkat tangannya dan menyingkirkan rambut Zweitson yang menutupi wajahnya.
"Eh Sya, ya ampun gua tidurnya kelamaan ya. " ucap Zweitson terbangun dari tidurnya
"Kayaknya nyenyak banget tidurnya. " ucap Arsya
"Ya lumayan lah Sya. "
"Nih tugasnya udah selesai. " ucap Arsya
"Seriusan Sya, ya ampun makasih banget. " ucap Zweitson
"Iya sama sama. "
"Kalau gitu gua mau ngumpulin tugas dulu. " ucap Zweitson
"Ayo gua temenin. "
"Eh gak usah Sya. "
"Tapi gua maksa, ya udah yuk. "
Fenly tersenyum mengingat kejadian dikantin tadi, dia tak menyangka bahwa Arsya semanis itu.
"Eh tunggu, ngapain juga gua mikirin tuh cewek kampung. " ucap Fenly
"Kita cariin kemana mana ternyata lo disini. " ucap Farhan
"Lo habis darimana aja sih Fen? " ucap Gilang
"Untung lo kagak hilang. " ucap Ricky
"Gua cuma dari kantin aja, lo semua takut banget gua hilang. " ucap Fenly
"Yaiyalah Fen, nanti kalau lo beneran hilang ini geng gak akan seru. " ucap Farhan
"Benar banget tuh. " ucap Gilang
"Lo semua bisa aja. "
"Fen, lo habis dari kantin kagak beliin kita makanan apa? " tanya Ricky
"Rik, kan lo mandiri banget ya anaknya. Nah mending lo beli sendiri." jawab Fenly
"Apa yang kamu lakukan ke saya itu jahat. " ucap Ricky
"Udah yuk ke kantin aja kita, nih anak kayaknya udah mulai kambuh deh. " ucap Gilang
Maaf ya kalau part ini kependekan...
Tunggu terus kelanjutan ceritanya ya.
Jangan lupa Vote and Comment
Salam hangat# my twins

KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE [END]
Novela JuvenilBagi Zweitson tidak ada yang namanya cinta apalagi cinta sejati. Baginya cinta hanyalah sebuah permainan dan buang buang waktu. Namun apa jadinya jika dia bertemu dengan Arsya seorang cewek yang sangat percaya dengan adanya cinta sejati.