Tiga Puluh Delapan

179 32 1
                                    

Tepat beberapa minggu kemudian Zweitson dan yang lainnya libur semester. Zweitson berpikir apakah sebaiknya dia menyusul Arsya, namun dirinya tak tahu dimana keberadaan Arsya.

"Bengong aja Son. " ucap Fajri

"Iya nih, mikirin apaan sih. " ucap Fiki

"Gua kepikiran apa kita susulin Arsya aja ya." ucap Zweitson

"Boleh juga tuh, ternyata gak ada Arsya sepi banget ya. " ucap Fiki

"Kan biasanya yang bikin heboh adek lo. " ucap Fajri

"Iya sih, tapi kurang aja kalau gak ada Arsya. Kira kira Arsya lagi ngapain ya?"

"Fik kok lo segitunya sama Arsya." ucap Zweitson

"Jangan bilang lo suka sama Arsya. " ucap Fajri dan Zweitson

"Buset, kompak banget lo berdua. "
"Arsya tuh udah cantik, baik banget lagi. Siapa sih yang gak mau sama dia." ucap Fiki

"Terus Keysa gimana? "

"Ya ampun lo berdua daritadi barengan mulu ngomongnya, Arsya memang sempurna, tapi bukan berarti gua suka sama dia. Lagian juga gua cintanya cuma sama Keysa. " ucap Fiki

"Dasar bucin!! "

"Biarin aja, tunggu deh. Gua jadi curiga nih, jangan bilang lo berdua suka sama Arsya. " ucap Fiki

"Mana mungkin lah. " ucap Zweitson

"Jujur, gua udah lama suka sama Arsya. Sejak pertemuan pertama gua udah suka sama dia. " ucap Fajri

"Jadi lo suka sama Arsya Ji? " tanya Zweitson

"Iya Son, lo gak suka kan sama Arsya."

"Ya gak lah."

"Harusnya gua senang lihat Fajri bahagia, tapi kenapa gua sedih? Kenapa harus Arsya sih Ji. " batin Zweitson

"Ucapan lo tentang nyusulin Arsya gua setuju banget Son. " ucap Fajri

"Tapi kita mau susulin kemana? " tanya Fiki

"Itu sih masalah kecil. " ucap Fajri melihat ke arah asisten rumah tangga Zweitson

"Oh gua paham Ji. " ucap Zweitson
"Kalau gitu gua coba tanya ya. "

"Kok gua gak paham maksud kalian berdua. " ucap Fiki

"Nanti juga ngerti kok. "

"Bi, Zweitson boleh nanya gak? "

"Mau nanya apa?"

"Arsya pernah kasih tahu alamat rumahnya gak bi? "

"Oh pernah, kebetulan rumahnya itu dekat sama rumah bibi. Sebentar ya bibi catat dulu. "

"Ini den alamatnya. "

"Makasih ya bi. "

Zweitson kembali menghampiri Fajri dan Fiki dengan menunjukan sebuah kertas bertuliskan alamat Arsya.

"Widih dapat juga. "

"Iya dong. "

"Ya udah kalau gitu kita gas. "

"Besok kita berangkat. "

"Gua ajak Nadya ya, kasihan dia sendirian di rumah. "

"Wah boleh juga, biar rame nanti. "

"Gua baru sadar, Fik Shandy mana? " tanya Fajri

"Kayaknya Shandy gak ikut deh Ji. " jawab Fiki sedih

TRUE LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang