Lima Puluh Tujuh

206 30 1
                                    

"Maafkan saya pak, bu, dik. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin."

"Tidak apa dok, mungkin sudah jadi takdir saya kehilangan seorang anak. "

"Dok, ini semua bercanda kan. Dok, pacar saya cuma tidur aja kok. "

"Nadya, kamu harus bisa merelakan Shandy. "

"Gak om, Nadya yakin Shandy sebentar lagi bangun kok. "

"Menjauh kamu dari anak saya! Kamu lihat! Saya sudah kehilangan Shandy gara gara kamu! "

"Shandy, maafin aku. Kamu harus bangun, bilang ke semua orang kalau kamu cuma tidur. SHANDY BUKA MATA KAMU!!! " ucap Nadya memeluk tubuh Shandy

"Jenazah anak bapak harus segera diurus pak. "

"Baik dok. "

"Dek, tolong lepasin ya jenazahnya biar segera diurus."

"Gak! Shandy itu masih hidup. "

"Nadya, tolong. Kalau kamu gak bisa merelakan kepergian Shandy sama aja kamu tidak menghargai om sebagai orang tuanya. "

"Maafkan Nadya om, sebelum jenazah Shandy diurus izinkan Nadya mengucapkan beberapa kata. "

"Baiklah. "

"Shandy sayang, aku udah gak marah lagi sama kamu. Aku tau kamu cinta sama aku, maafin aku ya. Kamu yang tenang ya. " ucap Nadya mencium kening Shandy

Tiba tiba monitor yang menunjukan detak jantung Shandy kembali berbunyi dan tidak lagi menunjukan garis lurus. Nadya tidak percaya keajaiban terjadi kepada Shandy, Nadya menangis dan mengucapkan rasa syukur.

"Aku tau kamu hanya tidur, segera bangun ya biar kita bisa jalan jalan lagi."

"Ini sungguh sebuah keajaiban. "

"Maksudnya dok? "

"Iya pak, jantung Shandy kembali berdetak. "

"Jadi anak saya kembali hidup dok. "

"Iya pak. "

"Terimakasih Tuhan, anakku Shandy masih engkau berikan kehidupan. "

"Pa, Shandy... "

"Iya ma, Shandy tidak akan pergi meninggalkan kita. "

"Kita tinggal tunggu pasien Shandy sadar."

"Terimakasih dok. "

"Baik kalau begitu saya permisi. "

Nadya sangat senang karna Shandy tidak jadi meninggalkannya. Rahel yang melihat Nadya memegang tangan Shandy langsung menarik tubuh Nadya dan mengusirnya.

"Pergi kamu! Jangan lagi kamu datang. "

"Nadya pamit pulang ya om, tante. "

"Hati hati ya Nadya. "

"Iya om. "

****

Zweitson mengajak Fenly untuk mengobrol berdua dibalkon kamar Fenly.

"Jadi ada apa nih? "

"Gua cuma mau tanya, apa lo suka sama Arsya? " tanya Zweitson

"Kenapa lo nanya kayak gitu? Lo suka sama Arsya? "

"Ya, gua suka sama Arsya. "

"Oke, kalau begitu mulai sekarang kita bersaing secara sportif gimana?" ucap Fenly mengulurkan tangannya

"Oke, itu berarti sekarang kita bersaing untuk mendapatkan hati Arsya. " ucap Zweitson menjabat tangan Fenly

Arsya duduk terdiam dibalkon kamarnya, Chelsea masuk kedalam kamar Arsya dan menghampiri Arsya.

TRUE LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang