Empat Puluh Satu

193 36 1
                                    

Beberapa hari kemudian Zweitson dan yang lainnya kembali pulang. Arsya mulai mengikhlaskan kepergian nenek Wati, begitu pun dengan keluarga Fenly.

Akhirnya mereka pun tiba, satu persatu dari mereka berpencar untuk pulang ke rumah masing masing.

Shandy membuka pintu rumahnya dan masuk kedalam, Shandy merebahkan tubuhnya lalu menatap langit kamarnya. Dirinya teringat akan perkataan Nadya tadi siang.

Flasback on

"Duh enak banget bisa rebahan. " ucap Nadya

"Geser dong Nad, pengen rebahan juga gua nih. " ucap Shandy

"Gak mau ah Shan, lagi enak nih. "

"Geser dikit doang Nad. "

"Gak mau, udah sana. "

"Baru juga nyampe udah ribut aja. " ucap Fiki

"Tau nih adek lo, kagak ada adabnya sama yang tua. "

"Oh iya lo kan tua ya. "

"Nih kakak adek kelakuan sama aja, sama sama minus akhlak lo berdua. " canda Shandy

"Bisa aja lo Shan. "

"Guys, gua kok masih kepikiran sama kak Arsya ya, kasihan banget tahu dia. Pasti dia masih sedih. "

"Gua juga kasihan sama Keysa. "

"Udah lah, setiap orang pasti bakalan ngerasain hal itu. "

"Tapi kan kasihan jadi kesepian Shan."

"Namanya manusia pasti pernah ngerasain kesepian. "

"Kayak lo ya Shan. " ucap Fiki tertawa

"Gak mungkin lah kak, Shandy kesepian. Orang dia selalu ceria. " ucap Nadya

"Oh iya benar. "

Flasback off

"Gua memang selalu ceria, tapi itu diluar rumah. " ucap Shandy

Shandy bangun dan berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air.

"Shandy, darimana aja kamu? "

"Papa kok nanya kayak gitu, Shandy kan ada disini. "

"Kemana kamu seminggu ini, kelayapan?"

"Apaan sih pa, Shandy capek habis pergi."

"Kalau ditanya orang tua jawab yang benar."

"Papa nampar Shandy? "

"Itu pelajaran buat kamu karna kurang ajar sama papa. "

"Pa, Shandy juga berhak milih hidup Shandy. "

"Hidup kamu udah papa atur semua, papa lakuin ini demi kamu. "

"Demi aku pa? Bukannya papa lakuin itu demi kebahagiaan papa sendiri. "

"Gak usah banyak omong, cepat kamu selesaikan kuliah kamu. "

"Kalau kayak gini Shandy jadi malas kuliah pa, buat apa juga. Biar setelah Shandy lulus nerusin usaha papa? Tapi Shandy sama sekali gak suka pa."

"Oh kamu lebih memilih musik? Sesuatu yang gak ada manfaatnya buat kamu, berapa sih uang yang dihasilkan dengan kamu bermusik. "

"Shandy gak peduli berapa uang yang dihasilkan, karena Shandy merasa kebahagiaan di musik, dan Shandy mau menjadi sebuah seniman musik."

"Gak usah banyak mimpi kamu! Urusin kuliah kamu dan lanjutin perusahaan papa! "

TRUE LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang