💝prolog💝

332 10 0
                                    

Selalu saja gadis di depan Alan ini, berhasil membuat Alan darah tinggi.
"Telat lagi ... gue tanya sama lo, udah berapa kali lo telat?" tanya Alan sang ketua osis

"Mouza cuma baru telat tiga ratus lima puluh kali," jawab Mouza santai

Gadis itu bernama Mourella Zafrenia Shapspa. Gadis yang selalu terlambat datang ke sekolah.
"Heh, tiga ratus lima puluh kali lo bilang cuma ... hampir setiap hari lo telat, dari kelas sepuluh lo selalu aja telat. Ketua osis yang lama juga selalu ngeluh gara gara lo. Sadar nggak lo," semprot Alan

"Kak Alan ih, jangan marah marah. Kakak udah tua, entar makin tua," ucap Mouza menasehati

"Lo nggak bosen apa telat terus?" tanya Alan

"Kak Alan juga nggak bosen apa berangkat tepat waktu terus?" tanya Mouza balik

"Berangkat tepat waktu itu hal bener. Jadi nggak ada kata bosen," jawab Alan tidak mau kalah

"Telat itu bukan hal salah. Kalau Mouza telat kan nggak ada yang rugi. Kalau telat itu bukan hal yang salah berarti bener dong," jelas Mouza

Bukan Mouza kalau tidak bisa melawan kata kata Alan.
"Lo udah ngelanggar peraturan. Lo udah telat, mikir nggak sih lo. Otak lo keluarin aja kalau nggak guna," ucap Alan galak

"Kata bunda lebih baik terlambat dari pada nggak sama sekali. Mendingan mana, Mouza telat atau nggak sekolah?" tanya Mouza

Alan hanya diam, dia bingung mau memberi jawaban yang seperti apa.
"Hayo ... kok diem aja, nggak bisa jawab pasti," ledek Mouza

"Lo tuh ya, udah telat masih aja bercanda. Harusnya lo itu minta maaf terus janji nggak bakal ngulangin lagi," ucap Alan memarahi Mouza

Alan sangatlah marah saat ini, bahkan Alan terlihat sangat menyeramkan. Alan memarahi Mouza sambil memelototkan kedua matanya.
"Kak Alan jangan melotot ih, entar matanya lepas. Mouza nggak punya solasi," ucap Mouza

"Lo bikin gue pusing tahu nggak. Kapan sih lo berubah, lo nggak takut di keluarin dari sekolah?" tanya Alan

"Mouza malah seneng bisa di keluarin dari sekolah. Kalau perlu tiap hari aja Mouza di keluarin dari sekolah, biar bisa gonta ganti sekolah," jawab Mouza sambil tersenyum

Menurut Alan, Mouza itu gadis yang sangat aneh. Mouza selalu saja mengeluarkan kata kata ajaib yang berhasil membuat Alan pusing.
"Nggak ada takut takut nya ya lo. Mana ada orang di keluarin dari sekolah malah seneng," ketus Alan

"Harus seneng dong, kalau sekolah di sini yang di lihat itu itu aja. Tiap hari gerbang nya juga itu itu aja nggak berubah," ucap Mouza

"Emang lo mau gerbang yang kayak gimana?" tanya Alan

"Harusnya warna gerbangnya itu harus ganti tiap hari, biar nggak bosen lihat nya," jawab Mouza

"Gila lo, siapa yang mau ngecat tuh gerbang, bapak lo," sewot Alan

"Mouza harap bakal cepet di keluarin dari sekolah," ucap Mouza berdoa

"Gue aminin doa lo," ucap Alan

"Kalau Mouza di keluarin dari sekolah, Mouza langsung bikin syukuran. Entar kak Alan Mouza undang ya," ucap Mouza dengan senyum yang mengembang

"Stres lo, sekalian aja yasinan sama tahlilan kalau perlu," sewot Alan

"Makasih kak ide nya, Mouza kira kak Alan bisanya cuma galak doang. Ternyata kakak baik, ngasih saran Mouza," puji Mouza

Padahal tadi Alan hanya asal bicara saja, tapi Mouza malah menganggap Alan sedang memberi saran.
"Apa kabar ya nyokap lo, punya anak kayak lo pasti bikin nyokap lo frustasi," ucap Alan

"Alhamdulillah bunda Mouza baik, selalu bahagia. Ya iya lah siapa dulu anaknya ... Mouza," ucap Mouza bangga

"Udah lah, karena telat hukuman lo lari," ucap Alan tidak mau ambil pusing

"Kak Alan perhatian banget sih, tahu aja Mouza jarang olahraga. Makannya di suruh lari, pengertian banget emang," puji Mouza

Cuaca sangat panas hari ini, tapi Mouza malah sangat senang mendapat hukuman. Mouza memang sangat luar biasa.
"Lo lari muter lapangan lima puluh kali," ucap Alan

"Kok cuma lima puluh, seratus sekalian biar Mouza makin sehat," tawar Mouza

"Nggak, lima puluh aja," ucap Alan

"Kak Alan baik deh, seratus aja ya kak Alan, plis seratus aja," bujuk Mouza

'Nih anak sehat nggak sih. Udah di kasih hukuman malah seneng, udah gitu minta nambah,' batin Alan

Ingin sekali rasanya Alan menyuruh Mouza lari lima ratus putaran, tapi kalau nanti Mouza pingsan, Alan juga yang akan di salahkan.
"Gue bilang lima puluh aja, nggak usah banyak nawar," ketus Alan

"Mouza nggak mau lari kalau nggak seratus kali," ucap Mouza

"Lari nggak lo, gue patahin kaki lo kalau nggak mau lari," ancam Alan sambil melotot

"Emang kak Alan berani, kalau kaki Mouza beneran patah, kak Alan mau bilang apa sama orang orang," tantang Mouza

Benar juga yang di bilang Mouza. Alan tidak akan berani mematahkan kaki Mouza.
"Cepet ke lapangan terus lo lari," ujar Alan sambil menjewer telinga Mouza

"Iya iya, kak Alan galak banget sih," cibir Mouza berusaha melepaskan tangan Alan dari telinganya

"Masih nggak mau lari?" tanya Alan

"Mau kok," jawab Mouza cepat

Alan melepaskan jeweran nya. Mouza segera mengusap usap telinganya yang terasa panas.
"Kak Alan, kaki kakak," ucap Mouza

"Kaki gue kenapa?" tanya Alan

"Keinjek," jawab Mouza sambil menginjak kaki Alan

"Mouza!" teriak Alan

Alan ingin memaki dan memarahi Mouza, tapi terlambat. Mouza sudah lari duluan meninggalkan Alan yang kaki nya sedang kesakitan.

Bersambung...

ketua osis galakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang