💝part 11💝

79 7 0
                                    

Alan menarik tangan Mouza agar Mouza mau ikut dengan nya.
"Ayo ikut gue!" perintah Alan

"Mau ke mana?" tanya Mouza

"Ruang osis," jawab Alan

"Nggak ah, Mouza mau di sini aja," ucap Mouza

"Ayo cepet ikut gue," paksa Alan sembari menarik tangan Mouza

Mouza berusaha untuk melepaskan tangan nya dan berencana untuk melarikan diri.
"Kak Alan jangan pegang pegang tangan Mouza dong, entar kak Gala cemburu," ujar Mouza

"Bodo amat, nggak peduli," balas Alan

"Lepasin tangan Mouza," pinta Mouza

"Nggak, gue tahu lo mau kabur. Udah cepet jalan, lo harus ikut gue," ucap Mouza

"Nggak ih, siapa juga yang mau kabur," elak Mouza

Alan berusaha untuk menarik Mouza, tapi Mouza sama sekali tidak mau bergerak.
"Cepet jalan, gue jewer ya telinga lo kalau nggak mau jalan," ancam Alan

"Udah za, jalan aja. Alan kalau jewer orang nyeremin loh. Bisa bisa telinga lo putus," ucap Erlang

"Ya Mouza lapor polisi lah, atas dasar kelembutan," balas Mouza

"Kekerasan neng Mouza," ralat Gala

"Nggak ah, kelembutan lebih keren," ucap Mouza

"Suka suka neng Mouza lah," ucap Gala

Mouza menarik tangan nya sendiri dengan sekuat tenaga agar tangan nya terlepas dari genggaman Alan.
"Kak Gala bantuin dong. Suruh kak Alan lepasin tangan Mouza," pinta Mouza

"Lepasin lan. Suami macam apa lo megang megang tangan cewek lain,"  ujar Gala

"Heh, nggak usah gila lo. Mau lo gue seret?" tanya Alan galak

"Gue mah mau aja, asalkan lo yang nyeret gue," jawab Gala sambil tersenyum

"Anjir, gue bacain yasin juga lo lama lama," ucap Erlang

Mouza memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melepaskan tangan nya, dan akhirnya tangan Mouza berhasil terlepas.
"Yes berhasil!" sorak Mouza bahagia

"Heh, jangan kabur," ujar Alan

"Nggak kok, Mouza dari tadi di sini. Mouza nggak mau kabur," ucap Mouza

"Ayo ikut gue ke ruang osis," ucap Alan

"Ajak kak Gala juga ya," pinta Mouza

"Nggak, cuma kita aja. Gala sama Erlang nggak ikutan," ucap Alan

"Jahat ih, masak mereka nggak di ajak," cibir Mouza

"Gue ikut ya lan. Kata nya istri itu harus selalu nemenin suami," ucap Gala

"Betul sekali," sahut Mouza

Alan ingin memegang tangan Mouza, tapi Mouza langsung menghindar.
"Di bilangin jangan pegang pegang, entar kak Gala cemburu," ucap Mouza

"Iya, bang Alan genit banget sih. Udah nikah masih aja genit," ucap Gala

"Lo di bilang genit lan," ucap Erlang sambil tertawa

Mouza menyatukan tangan Alan dengan tangan Gala.
"Kak Alan kalau mau ke ruang osis tarik aja tangan kak Gala. Entar biar kak Gala yang tarik tangan Mouza," jelas Mouza

"Ogah, gue nggak mau," tolak Alan sembari melepaskan tangan Gala

"Ya udah kalau gitu nggak usah ke ruang osis," ucap Mouza

Alan menarik tangan Gala dengan perasaan terpaksa. Sementara Gala menarik tangan Mouza. Tidak hanya itu, Mouza juga ikut menarik tangan Erlang.
"Gue kenapa di tarik juga?" tanya Erlang

"Kita mau ke ruang osis. Kak Alan mau syukuran, entar kita makan makan di sana," jawab Mouza

"Mana ada makan makan. Yang ada lo bakal di hukum Mouza," ujar Erlang gemas

"Yes di hukum. Mouza seneng banget di hukum," ucap Mouza senang

"Lah, malah seneng," gumam Erlang

Sesampai di ruang osis, Alan langsung duduk di kursi nya.
"Pantes lo seneng jadi ketua osis, ternyata di sini ada ac nya," celetuk Gala

"Nggak gitu bego," sewot Alan

"Enak banget di sini ada ac nya. Kok di kelas nggak ada ac nya sih lan," protes Gala

"Ya mana gue tahu. Sana protes ke yang punya sekolah," balas Alan

"Copot aja kak Gala ac nya, entar di pindah ke ke kelas," saran Mouza

"Ide bagus," balas Gala

"Heh, jangan gila lo. Lo kira apaan main copot sembarangan," sewot Alan

"Udah kak Gala, jangan dengerin bisikan setan," ucap Mouza

Erlang sedari tadi hanya bersandar di tembok dan melihat tingkah Mouza dengan Gala.
"Duduk lo!" perintah Alan pada Mouza

"Nggak usah di suruh duduk, pasti Mouza juga udah duduk," ucap Mouza sambil duduk di kursi yang ada di depan Alan

"Kenapa sih lo selalu bikin ulah. Lo nggak capek apa?" tanya Alan

"Nggak tuh, Mouza biasa aja," jawab Mouza santai

"Seandainya lo jadi Alea, emang lo mau sepatu lo di lempar?" tanya Alan

"Mau banget lah, kalau perlu kita main lempar sepatu bareng. Ajak kak Gala sama kak Erlang sekalian biar rame," jawab Mouza semangat

"Stres lo," cibir Alan

"Mouza lepas sepatu Mouza sekarang ya," ujar Mouza

Mouza bersiap melepas sepatunya, tapi Alan langsung mencegah.
"Nggak usah di lepas," cegah Alan

"Lah, kita nggak jadi main lempar sepatu?" tanya Mouza

"Nggak ada yang mau main lempar sepatu," jawab Alan

Di sisi lain, Gala sedang rebahan di lantai dan menikmati betapa sejuk nya tidur di lantai.
"Enak banget lang rebahan di lantai. Berasa lagi di salju, sini lang rebahan bareng gue," ajak Gala

"Dih, ogah. Mending di sini nyender tembok," tolak Erlang

"Sini neng Mouza, kita rebahan bareng," ujar Gala

Mouza langsung tertarik dan menghampiri Gala yang sedang rebahan di lantai.
"Mouza mau ikutan," ucap Mouza

"Ya udah sini tidur," ucap Gala sambil menepuk lantai di samping nya

"Iya, rasanya sejuk banget kayak hati Mouza," balas Mouza setelah tidur di samping Gala

"Temen lo lan," celetuk Erlang sembari menggeleng gelengkan kepala nya

"Bisa nggak sih, nggak usah gila. Cepet bangun nggak!" bentak Alan

"Nggak ah lan, enak tahu rebahan di lantai," ucap Gala

"Iya, kak Alan kalau mau ikutan aja," sahut Mouza

Kini Alan berganti menatap Erlang. Hanya Erlang satu satunya harapan Alan, karena Erlang lah yang paling waras di antara mereka.
"Lang tolongin gue. Cuma lo lang yang bisa bantuin gue," pinta Alan

Bersambung...

ketua osis galakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang