💝part 30💝

49 7 0
                                    

Mouza pergi ke dapur untuk menemui bunda nya. Ia berniat untuk meminta izin padanya.
"Bun, Mouza mau keluar bentar ya," izin Mouza

"Udah sore, kamu mau ke mana?" tanya bunda Mouza sambil fokus memasak

"Mau nyari angin bun," jawab Mouza

"Angin nya bisa dateng sendiri. Ngapain di cari?" tanya bunda Mouza

"Angin nya ngajakin Mouza petak umpet bun. Mouza yang jadi, Mouza harus cari tuh angin," jawab Mouza

Bunda Mouza yang tadi nya fokus memasak kini mendadak berhenti.
"Emang angin datengin kamu terus ngajak kamu ngomong. Emang angin bisa ngomong?" tanya bunda Mouza

"Lah, bunda nggak tahu?" tanya Mouza

"Nggak," jawab Mouza

"Bunda aja nggak tahu, apalagi Mouza," ucap Mouza tanpa beban

"Ya udah, jangan lama lama ya," ucap bunda Mouza sambil mengusap pelan rambut Mouza

"Oke, siap bunda," balas Mouza sambil hormat

"Hati hati," ucap bunda Mouza

"Mouza bakal hati hati kok bunda. Mouza janji nggak bakal nginjek batu," balas Mouza lalu segera pergi

Bunda Mouza menatap Mouza dengan senyuman. Ia senang karena Mouza bahagia walau hanya di besarkan oleh bunda nya.

※※※

Kini Mouza sedang berada di supermarket. Ia tadi haus dan memutuskan untuk membeli minuman.
"Jangan di ambil ya mbak kembalian nya," ujar Mouza ketika sudah berada di kasir

"Orang mah di mana mana suruh ambil kembalian nya," ucap mbak kasir

"Ayo mbak cepetan, mana kembalian nya," desak Mouza

"Bentar mbak, di hitung dulu uang nya. Mbak sih bayar nya pakek duit receh. Mbak habis ngamen ya," ucap mbak kasir itu sambil terus menghitung uang lima ratusan

"Enak aja, itu tuh uang tabungan Mouza. Mouza kan pandai menabung," balas Mouza tidak terima

Kasir itu sudah selesai menghitung uang Mouza. Ternyata uang Mouza kurang.
"Uang nya kurang mbak," ucap mbak kasir

"Ah, nggak mungkin pasti uang nya lebih. Mbak nggak bener nih ngitung nya," balas Mouza

"Beneran mbak, uang mbak kurang seribu," ujar mbak kasir

"Nggak mbak, pasti uang nya lebih. Mbak pasti mau ambil kembalian nya kan," tuduh Mouza

"Justru uang nya kurang, nggak ada kembalian nya," jelas mbak kasir

Mouza menatap tidak suka, ia sangat yakin uang nya pasti lebih.
"Uang Mouza pasti lebih," ujar Mouza

"Kurang mbak. Kalau mbak nggak percaya itung aja sendiri," balas mbak kasir

"Ya udah Mouza itung sendiri," ucap Mouza mulai menghitung uang nya

"Gimana mbak, kurang seribu kan?" tanya mbak kasir

"Iya," jawab Mouza

"Kalau gitu mana kurangan nya mbak," pinta mbak kasir

"Ikhlasin aja ya mbak," ucap Mouza tanpa beban

Kasir itu menatap Mouza bingung, baru kali ini ia menemui pembeli seperti itu.
"Nggak bisa gitu mbak," ujar mbak kasir

"Bisa dong mbak, kalau pembeli aja bisa ngikhlasin kembalian pasti penjual bisa ngikhlasin kekurangan," jelas Mouza

"Nggak bisa mbak. Nanti toko nya bisa rugi," ucap mbak kasir

"Udah mbak Ikhlasin aja, itung itung sedekah," balas Mouza

"Nanti toko nya rugi kalau di Ikhlasin," ucap mbak kasir

"Berarti pembeli juga rugi dong kalau ngikhlasin kembalian. Habis ini Mouza mau bikin pengumuman, jangan ada yang mau ngikhlasin kembalian karena bisa rugi," celetuk Mouza

"Ya nggak gitu juga mbak," ucap mbak kasir mulai emosi

Tiba tiba ada pria tampan yang seumuran dengan Mouza menyerahkan uang lima puluh ribu.
"Saya beli soda satu mbak, sekalian sama kekurangan dia," ucap pria itu

"Kembalian nya mas," balas mbak kasir sambil menyerahkan kembalian nya

"Ambil aja mbak kembalian nya," ucap pria itu

"Gitu dong mbak kayak mas nya," sinis mbak kasir

Mouza menarik pria itu keluar supermarket dengan perasaan kesal.
"Ngapain sih pakek bayarin kekurangan Mouza segala," protes Mouza

"Lah, malah protes. Seharusnya lo tuh  bilang terima kasih," ucap pria itu

"Mouza harus bilang apa coba?" tanya Mouza

"Makasih," jawab pria itu

"Ya udah sama sama," balas Mouza

"Kok sama sama?" tanya pria itu bingung

"Ya situ bilang makasih, ya sini jawab lah sama sama," jawab Mouza santai

Pria itu menggeleng gelengkan kepala tidak habis pikir. Gadis di depan nya ini memang sangat aneh dan sedikit gila.
"Cewek aneh," gumam pria itu

"Pokoknya Mouza kesel ya. Mouza tuh tadi mau ngajarin mbak nya biar ikhlas," ucap Mouza

"Ya nggak bisa gitu," balas pria itu

"Kenapa nggak bisa?" tanya Mouza

"Nanti toko nya rugi kalau di Ikhlasin," jawab pria itu

"Situ juga tadi ngikhlasin kembalian. Berarti situ rugi dong," celetuk Mouza

"Ya nggak gitu juga," ucap pria itu

"Pokoknya Mouza habis ini mau bikin pengumuman. Jangan ngikhlasin entar rugi," ujar Mouza

Pria itu menatap Mouza, kemudian ia mengerjapkan mata nya berkali kali.
"Heh, jangan," cegah pria itu

"Nggak usah ngizinin Mouza," ucap Mouza

"Gue nglarang woi bukan ngizinin," balas pria itu tidak habis pikir

"Lah, Mouza kira ngizinin," celetuk Mouza

"Gemes gemes tapi gila. Gue jadiin pacar lo lama lama," gumam pria itu

"Situ ngomong apa, Mouza nggak denger," ujar Mouza

Pria itu mendadak gelagapan, ia bersyukur karena Mouza tidak mendengar ucapannya.
"Nggak, lagian lo sih aneh. Pusing pusing dah tuh kasir ngadepin lo," ucap pria itu

"Apa sih, orang Mouza cuma ngajarin ikhlas bukan ngajarin benturin kepala ke tembok," balas Mouza tanpa beban

"Oh iya, lo ke sini sendiri?" tanya pria itu

"Nggak kok," jawab Mouza

"Lo sama siapa?" tanya pria itu

"Pokoknya dia galak," jawab Mouza

"Lo sama abang lo ya," tebak pria itu

"Bukan, Mouza di temenin sama sendal. Sendal Mouza galak loh bisa nginjek," ucap Mouza tanpa beban

"Heh, gila," balas pria itu

Bersambung...

ketua osis galakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang