Mouza mendorong Alan dengan sekuat tenaga membuat Alan agak sedikit terhuyung ke belakang.
"Ayo Geyz," ucap Mouza sambil menarik tangan Geyza"Tapi kita mau ke mana momo?" tanya Geyza
"Mau ke lapangan," jawab Mouza
"Buat apa ke lapangan?" tanya Geyza
"Kita mau ngejalanin hukuman Geyz," jawab Mouza
"Bang Alan kan belum ngasih kita hukuman," ucap Geyza
"Kita perlu nungguin di kasih hukuman sama dia. Bukannya hukuman murid yang telat itu selalu di suruh lari muter lapangan," balas Mouza
Mouza semakin mempercepat langkah nya. Sementara Geyza hanya bisa pasrah tangan nya di tarik oleh
Mouza.
"Pelan pelan momo," peringat Geyza"Nggak bisa Geyz, Mouza harus selesain ini semua. Mouza nggak bisa lama lama ketemu sama dia," ucap Mouza
"Iya gue ngerti, tapi lo harus tenang," balas Geyza
"Gimana Mouza bisa tenang Geyz. Hati Mouza udah nggak kuat ngrasain ini semua," ujar Mouza
"Tapi lo harus tenang momo," ucap Geyza
"Mouza nggak bisa," lirih Mouza
Mouza masih mempercepat langkah nya. Ia menata Geyza yang berada di samping. Kedua pipi Mouza masih basah karena menangis.
"Udah jangan nangis lagi," ujar Geyza"Mouza nggak nangis," elak Mouza sambil menghapus sisa sisa air mata nya
"Kemaren kan lo udah janji nggak bakal nangis lagi," ucap Geyza
"Tapi mata Mouza lagi hujan, Mouza nggak bisa nyegah," balas Mouza
'Apa hati lo sesakit itu momo. Kenapa kisah cinta lo harus seperti ini, semoga masalah lo sama bang Alan bakal cepet selesai,' batin Geyza
Geyza melepas genggaman Mouza, ia berganti merangkul Mouza dari samping. Geyza berusaha memberi kekuatan pada Mouza.
"Gue tahu lo kuat," ujar Geyza"Iya, Mouza kan emang kuat," ucap Mouza
"Udah ya jangan nangis lagi," pinta Geyza
"Nggak kok, Mouza nggak bakal nangis lagi. Nggak tahu kalau air mata nya jatuh sendiri," balas Mouza
"Kalau nangis entar gemoy nya ilang," ucap Geyza
Mouza menatap Geyza yang juga sedang menatap nya. Ada sesuatu yang Mouza pikirkan.
"Apa kalau Mouza nggak gemoy lagi, Geyz bakal ninggalin Mouza," ujar Mouza'Gue nggak bakal pernah ninggalin lo momo,' batin Geyza
"Ninggalin apa sih momo?" tanya Geyza
"Geyz nggak mau temenan sama Mouza lagi," jawab Mouza
'Jangan kan temen, justru gue berharap lebih. Tapi apa gue pantas berharap seperti itu, kebahagiaan lo lebih penting daripada perasaan gue,' batin Geyza
"Ya nggak lah momo. Gue bakal selalu jadi temen lo. Meskipun lo nggak gemoy lo bakal selalu tetep gemoy di mata gue," ucap Geyza
Mouza tersenyum, Geyza tahu itu bukan senyum yang sempurna. Itu adalah senyum yang masih ada kesedihan, tapi meskipun begitu Geyza juga ikut tersenyum.
"Ah Geyz ... Mouza jadi terharum," ujar Mouza"Terharu momo," ralat Geyza
"Terharum aja, kasihan m nya kalau nggak ikut. Entar m nya sendirian," kelas Mouza
"Ikut aja apa kata temen gemoy," ucap Geyza
"Geyz kayak jin ya. Jin juga nurut, nurutin permintaan," balas Mouza
KAMU SEDANG MEMBACA
ketua osis galak
MizahDia adalah Mouza gadis yang selalu terlambat datang ke sekolah. Mouza selalu saja memancing emosi Alan. Semua tingkah laku Mouza selalu membuat kepala Alan pusing. Bukan Mouza jika tidak bisa melawan ucapan Alan. Berkali kali Alan memberikan Mouza h...