💝part 54💝

29 4 0
                                    

Mouza segera menemui Alan, ia benar benar tidak sabar untuk memberikan jam tangan pada Alan.
"Lo beneran pengen putusin Mouza lan?" tanya Gala

"Iya," jawab Alan

"Tapi kenapa lan?" tanya Erlang

"Dari awal gue pacaran sama dia itu buat ngasih hukuman dia. Tapi sekarang nyatanya apa dia cuma bikin susah, yang ada gue makin repot," jawab Alan

"Bukannya lo suka sama Mouza?" tanya Gala

"Apa yang perlu di sukain dari cewek kayak dia, nggak ada. Cewek bego, gila, bisa nya bikin pusing, dan nyusahin," jawab Alan

Mouza masih setia mendengarkan ucapan Alan. Niat nya adalah memberikan jam tangan, tapi yang ia dengar hanyalah kenyataan pahit dari orang yang ia cintai.
"Tapi seengaknya lo pikirin dulu lan," ujar Gala

"Iya, Mouza udah agak sedikit berubah. Mungkin itu berkat lo," ucap Erlang

"Gue nggak peduli mau dia berubah atau mati sekalipun. Gue udah nggak mau ada urusan lagi sama dia," balas Alan

"Lo tahu kan lan, Mouza suka sama lo," ucap Erlang

"Tapi gue nggak suka sama dia. Lebih baik gue mati daripada harus suka sama dia," ketus Alan

Mouza memegang kuat jam tangan yang sedari tadi di pegang nya. Mouza pikir Alan sudah mulai mencintai nya, tapi ternyata tidak.
"Lo bisa belajar suka lan sama Mouza," saran Erlang

"Meskipun gue lebih dukung Geyza daripada lo, tapi gue minta sama lo jangan putusin Mouza. Setelah perhatian yang lo kasih ke dia kemaren terus lo kayak gini, itu bakal nyakitin dia," jelas Gala

"Gue kemaren cuma ngasih hadiah, apa itu salah?" tanya Alan

"Ya jelas lan, ngasih hadiah ke orang biasa sama ngasih hadiah ke orang yang suka sama lo itu dampak nya beda," jawab Erlang

"Bisa aja Mouza baper sama perhatian yang lo kasih," sahut Gala

"Itu salah dia sendiri karena udah salah ngertiin perhatian gue," ucap Alan

Mouza berusaha untuk bersikap biasa saja, seakan tidak mendengar apa apa. Tapi hatinya berkata lain, Mouza menghampiri Alan dengan perasaan ragu.
"Kak Alan beneran mau putusin Mouza?" tanya Mouza

"Lo denger semuanya za?" tanya Erlang

"Iya," jawab Mouza lirih

"Bagus kalau lo denger semuanya. Gue emang mau putusin lo, mulai sekarang kita putus," ujar Alan

"Tapi Mouza suka sama kak Alan. Apa kak Alan nggak suka sama Mouza?" tanya Mouza

"Nggak, cuma orang bego yang suka sama lo," jawab Alan

Mouza berusaha untuk tersenyum sembari menatap Alan, seakan ucapan Alan tidak berarti apa apa.
"Terus kenapa kak Alan perhatian waktu Mouza sakit?" tanya Mouza

"Itu cuma rasa kemanusiaan. Semua perhatian yang gue kasih ke lo itu cuma rasa kemanusiaan," jawab Alan lantang

"Apa kita nggak bisa kak pacaran karena cinta, bukan cuma sekedar karena hukuman?" tanya Mouza

"Nggak bisa, gue jadiin lo pacar itu cuma karena hukuman nggak lebih. Tapi nyatanya dengan adanya hukuman itu malah bikin gue makin pusing," jawab Alan

"Tapi Mouza suka sama Alan. Mouza juga cinta sama kak Alan, Mouza pengen pacaran sama kak Alan," ucap Mouza

Erlang dan Gala hanya bisa menatap Mouza kasihan. Untung saja suasana kelas sedang sepi, jika tidak Mouza pasti akan merasa malu.
"Gue harap lo sadar diri dan ngerti. Jangan pernah berharap lebih," ujar Alan

ketua osis galakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang