💝part 94💝

18 1 0
                                    

Arkan mengajak Mouza pergi ke danau. Mouza tidak menolak karena ia pikir saat ini Arkan membutuhkan seorang teman.
"Makasih lo udah mau gue ajakin ke sini," ujar Arkan

"Mouza tahu kok kak Arsen lagi butuh temen sekarang," ucap Mouza

'Bahkan lo belum tahu kalau gue bukan Arsen,' batin Arkan

"Kak Arsen kok diem aja," ucap Mouza membuyarkan lamunan Arkan

"Gue nggak papa kok," balas Arkan

"Mouza nggak yakin kalau saat ini kak Arsen baik baik aja," ujar Mouza

Arkan menatap Mouza sebentar, kemudian ia kembali menatap danau. Melihat wajah Mouza yang begitu tulus ia tidak yakin akan melibatkan Mouza dalam balas dendam nya.
"Andai gue jahatin lo, apa yang bakal lo lakuin?" tanya Arkan

"Nggak tahu," jawab Mouza

"Apa lo bakal marah marah ke gue?" tanya Arkan

"Setiap orang yang nglakuin kejahatan pasti dia punya alasan," jawab Mouza

"Lo nggak bakal ngerti masalah orang lain," ucap Arkan

"Kalau misal kak Arsen punya masalah, kak Arsen nggak boleh hilang semangat gitu aja," ujar Mouza

Setiap Arkan mengingat kejadian sepuluh tahun terakhir entah kenapa air mata nya selalu berjatuhan. Ia sangat benci dengan air mata itu.
'Air mata sialan,' batin Arkan menghapus air matanya kasar

"Kak Arsen kenapa nangis?" tanya Mouza menatap Arkan

"Sok tahu, gue nggak nangis," jawab Arkan memalingkan wajah nya

"Mouza rasa ada beban di hati kak Arsen," ucap Mouza

"Lo nggak tahu apa apa soal hati gue," ketus Arsen

Mouza tertawa pelan membuat Arkan menatap nya. Arkan bingung karena Mouza tiba tiba tertawa padahal tidak ada yang lucu.
"Jelas lah Mouza nggak tahu, orang itu hati kak Arsen bukan hati Mouza. Mouza jadi laper deh, Mouza pengen makan hati ayam," ujar Mouza

"Kenapa jadi makanan sih," ucap Arsen dengan tawa nya

"Mouza seneng lihat kak Arsen ketawa. Jangan sedih lagi," balas Mouza memegang tangan Arkan

'Lo bener bener tulus Mouza. Lo pengen gue nggak sedih padahal sebenernya gue pengen jahatin lo,' batin Arkan

"Hidup gue itu selalu bahagia," ucap Arkan menepis pelan tangan Mouza

"Emang iya, katanya orang yang bahagia itu orang yang lagi pura pura menutupi kesedihan nya," ujar Mouza

Arkan tertawa sumbang. Mouza benar, hidup Arkan memang sangat menyedihkan, ia merasa tidak punya tujuan hidup lagi selain hanya balas dendam pada Alan.
"Gue habis baca cerita, cerita nya sedih banget," ucap Arkan

"Cerita nya gimana, ceritain dong," pinta Mouza

"Ada seorang adik kakak, sang kakak selalu nglindungin sang adik. Sang kakak selalu kena masalah setiap nglindungin adik nya, tapi si kakak tetep sayang sama adik nya. Tapi ...," ucap Arkan menggantung

"Tapi apa kak?" tanya Mouza

"Ibu mereka selalu nyalahin kakak nya," jawab Arkan

"Kok gitu sih," protes Mouza

"Ibu mereka nganggep si kakak selalu ngebuat masalah padahal dia cuma berusaha nglindungin adik nya," jelas Arkan

Mouza ikut sedih karena mendengar cerita Arkan, ia kasihan dengan sang kakak. Bahkan mata Mouza sampai berkaca kaca.
"Kasihan banget kakak nya," ucap Mouza

ketua osis galakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang