💝part 56💝

43 7 0
                                    

Alan sedang ada di kamar nya bersama dengan Gala dan Erlang. Suasana di kamar Alan benar benar sangat kacau.
"Kenapa harus dia yang gue hancurin. Gue nggak tega lihat dia hancur. Betapa bodoh nya gue, gue cuma bisa nurutin dia buat hancurin Mouza," racau Alan frustasi

"Udah lan, jangan salahin diri lo sendiri," ucap Gala menenangkan

"Iya, cerita sama kita lo kenapa. Biasanya sebesar apa pun masalah lo, lo nggak pernah sekacau ini," sahut Erlang

"Gue penyebab Mouza hancur gal. Gue udah hancurin hati dia, apa gue bisa tenang setelah hancurin hati dia," ucap Alan

"Alasan lo nyakitin Mouza apa lan?" tanya Gala

Alan tidak menjawab pertanyaan Gala. Ia terus saja melempar barang barang yang ada di dekatnya.
"Gue emang bodoh lang, gue emang bodoh. Kenapa Mouza harus cinta sama orang kayak gue. Orang yang cuma bisa nyakitin dia," ucap Alan

"Apa pun alasan lo, pasti itu yang terbaik kan buat Mouza," balas Erlang

"Tapi gue udah nyakitin dia. Gue udah bikin hati dia hancur," ucap Alan terus melempar barang barang yang ada di dekat nya

"Udah lan tenang, jangan kayak gini," ujar Gala

"Pasti kata kata gue tadi pagi udah nyakitin hati dia. Dia udah tulus cinta sama gue, tapi kenapa gue harus nyakitin dia. Setiap gue ketusin dia, dia tetep aja senyum seakan akan ucapan gue bukan apa apa," balas Alan

Gala memegang bahu Alan dan berusaha membuat Alan tenang. Keadaan Alan benar benar sangat kacau saat ini.
"Udah lan tenang, kita yakin semua yang lo lakuin itu pasti yang terbaik buat Mouza," ucap Gala

"Bilang sama kita lan. Apa alasan lo nyakitin Mouza," pinta Erlang

"Gue nggak bisa bilang," ucap Alan

"Kalau lo nggak bilang ke kita. Kita nggak bakal bisa bantuin lo," balas Gala

"Setelah bertahun tahun dia datang ke kehidupan gue. Gue seneng, tapi kenapa dia harus dateng dengan cara kayak gini. Gue tahu dia benci gue, tapi kenapa harus bawa bawa Mouza," ucap Alan

"Dia siapa lan?" tanya Erlang

Alan saat ini sedang memegang gelang warna pink pemberian dari Mouza. Hanya gelang itu lah yang Alan genggam erat, sementara barang lain sudah terlempar tidak jelas arah nya.
"Itu gelang yang di kasih Mouza kan lan?" tanya Gala

"Iya, gue masih simpen gelang ini," jawab Alan sambil tersenyum menatap gelang tersebut

"Lo udah mulai suka lan sama Mouza?" tanya Erlang

"Bukan cuma suka tapi dia udah berhasil bikin gue jatuh cinta. Dia pasti seneng banget kan, kalau gue juga cinta sama dia. Tapi apa ... yang keluar dari mulut gue cuma kata kata yang bikin hati dia hancur," jawab Alan

"Kenapa lo nggak bilang aja lan ke Mouza, kalau lo juga cinta sama dia?" tanya Gala

"Nggak bisa, nyawa dia bisa terancam kalau gue tetep maksain pacaran sama dia," jawab Alan

Alan menggenggam erat gelang pemberian dari mouza. Air mata nya tiba tiba terjatuh, Alan segera menghapus air mata nya.
"Apa maksud nya kalau nyawa Mouza  bakal terancam lan?" tanya Gala

"Apa itu alasan lo nyakitin Mouza?" tanya Erlang

Alan menatap Gala dan Erlang. Apa pun yang terjadi ia harus menceritakan nya pada mereka berdua.

~Flash back  On~

Ada panggilan masuk dari nomer yang tidak di kenal. Alan langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Halo!" sapa orang tersebut

ketua osis galakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang