💝part 55💝

35 5 0
                                    

Mouza pura pura tidak mengerti dari maksud yang di ucapkan oleh Geyza. Mouza tidak mau terlihat lemah.
"Geyz ngomong apa sih. Mouza nggak papa Geyz," ujar Mouza

"Udah jangan pura pura kuat lagi," ucap Geyza

"Mouza kan emang kuat Geyz," balas Mouza

"Kuat untuk menutupi segalanya, dan terlihat kuat di depan gue?" tanya Geyza

"Mouza nggak nutupin apa apa. Mouza kan nggak nyuri barang, nggak ada barang yang harus Mouza tutupin," jawab Mouza bersikeras bahwa dirinya baik baik saja

Geyza menghela nafas nya berat. Lagi lagi Mouza berpura pura kuat, ia berpikir apa Mouza tidak ingin cerita dan terus pura pura kuat seperti ini.
"Lo udah kasihin jam tangan nya ke bang Alan?" tanya Geyza

"Udah kok Geyz," jawab Mouza

"Terus itu apa?" tanya Geyza melirik jam tangan yang di pegang oleh Mouza

"Maaf Geyz, Mouza bohong. Mouza belum kasihin jam tangan nya," jawab Mouza

"Kenapa nggak lo kasihin ke bang Alan?" tanya Geyza pura pura tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi

"Kak Alan aja nggak suka sama Mouza. Pasti kak Alan juga nggak suka barang pemberian dari Mouza," jawab Mouza

Geyza menatap mata Mouza, tatapan Mouza mendadak berubah menjadi sendu. Geyza merangkul Mouza dari samping dan menyandarkan kepala Mouza pada bahunya.
"Nangis aja kalau pengen nangis," ujar Geyza

"Nggak Geyz, Mouza nggak mau nangis. Sayang air mata Mouza kalau jatuh," ucap Mouza

"Nangis aja yang puas, tapi entar janji nggak boleh nangis lagi," balas Geyza

"Mouza cinta Geyz sama kak Alan, tapi kak Alan nggak cinta sama Mouza," ucap Mouza mengeluarkan air mata yang sedari tadi ia tahan

"Udah ya, entar gue cariin cowok yang lebih ganteng dari bang Alan. Lo pasti bisa cinta sama dia dan nggak sedih lagi kayak gini," bujuk Geyza

"Mouza udah nggak mau jatuh cinta lagi Geyz. Jatuh cinta itu nggak enak," ucap Mouza

Geyza mengeratkan pelukan nya. Ia menatap Mouza yang terus saja menangis. Geyza menghapus air mata Mouza.
"Kalau udah selesai nangis, lo harus janji nggak boleh nangis lagi," ujar Geyza

"Iya Mouza janji," ucap Mouza

"Pinter banget sih. Udah pinter gemoy lagi," puji Geyza sembari menepuk pelan kepala Mouza

"Kak Alan bilang Mouza itu caper, makannya bikin ulah," ucap Mouza

"Nggak usah di pikirin, pasti yang di bilang bang Alan nggak bener kan," balas Geyza

"Itu bener Geyz, tapi soal berangkat siang, itu bukan karena pengen dapet perhatian dari kak Alan," jelas Mouza

Mouza tiba tiba melepas pelukan nya. Ia segera menghapus air mata nya dan tidak mau menangis lagi.
"Udah nangis nya?" tanya Geyza

"Udah Geyz," jawab Mouza

"Bidadari emang nggak pantes nangis. Bidadari kan pantes nya bahagia. Entar nggak gemoy lagi loh kalau nangis," ucap Geyza menyentuh kedua pipi Geyza

"Mouza emang nggak mau nangis lagi Geyz. Mouza nggak mau nangis gara gara cinta. Cinta itu jahat udah bikin hati Mouza sakit," adu Mouza

"Cinta baik kok, kemaren dia ngasih permen ke Jono," ucap Geyza

"Emang cinta punya tangan Geyz?" tanya Mouza

"Iya, cinta anak nya pak lurah," jawab Geyza

Mouza tertawa kecil, ia melupakan segala kesedihannya. Itu semua berkat Geyza yang berusaha untuk menghibur Mouza.
"Jangan ngomongin cinta anak nya pak lurah," ucap Mouza

ketua osis galakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang