💝part 92💝

13 1 0
                                    

Kini semuanya telah terungkap. Saat ini Alan berada di depan orang yang menjadi dalang kerenggangan hubungan nya dengan Mouza.
"Kenapa lo lakuin semua ini?" tanya Alan

"Gue pengen bikin hidup lo hancur. Gue pengen lo kehilangan orang yang lo sayang," jawab orang itu

"Dengan berpura pura menjadi Arsen?" tanya Alan

Orang itu berdecih. "Lo nggak perlu ikut campur. Terserah gue mau jadi siapa aja," jawab Arsen

"Tapi kenapa Mouza harus terlibat?" tanya Alan

"Karena lo sayang dia. Dan gue bakal bikin dia jauh dari lo," jawab Arsen

"Kenapa lo kayak gini kak?" tanya Alan

Arsen tersenyum sinis, hanya ada kebencian di mata nya. Bukan Arsen, lebih tepat nya Arkan Arsenio abraham kembaran sekaligus kakak dari Alan arsenio abraham. Nama panggilan nya adalah Arkan bukan Arsen.
"Berhenti manggil gue dengan sebutan sialan itu!" bentak Arkan

"Kak Arkan!" panggil Alan

"Berhenti manggil gue kakak bodoh.
Gue bukan kakak lo," marah Arkan

"Nggak, lo kakak gue. Gue masih nganggep lo kakak gue," ujar Alan

"Gue benci ini semua. Gue benci nama gue yang mirip sama nama lo. Bahkan gue benci wajah gue yang mirip sama wajah lo," ucap Arkan penuh kebencian

"Kenapa lo jadi kayak gini kak?" tanya Alan

"Lo yang udah bikin gue kayak gini," jawab Arkan

Alan menatap Arkan dengan tatapan sendu. Alan yang saat ini berada di hadapan nya berbeda dengan Arkan waktu kecil dulu. Mereka berdua berpisah selama sepuluh tahun karena sebuah kejadian.
"Apa lo benci banget sama gue?" tanya Alan

"Ya, gue benci sama lo. Gue bener bener benci sama lo Alan," jawab Arkan penuh penekanan

"Gue minta maaf kak," ucap Alan

"Percuma, maaf lo nggak guna. Maaf lo nggak bisa balikin semua nya," ketus Arkan

"Kita bisa mulai semua dari awal," ujar Alan

Arkan tersenyum, senyum yang penuh dengan luka. "Lo bisa ngomong kayak gitu karena lo nggak tahu apa yang gue rasain," ucap Arkan

"Gue tahu kak, gue minta maaf," balas Alan

Arkan membanting kaca mata nya tepat di hadapan Alan. Ia rela memakai kaca mata hanya demi menyamar menjadi Arsen, dan agar wajah nya tidak terlalu mirip dengan Alan.
"Gue bener bener benci wajah ini," ujar Arkan mengusap wajah nya kasar

"Lo jangan kayak gini kak," ucap Alan

"Harus berapa kali gue bilang. Lo yang udah bikin gue kayak gini," balas Arkan

"Kak Arkan, gue pengen lo balik kayak dulu," pinta Alan

"Nggak ada Arkan yang dulu, Arkan yang dulu udah mati. Sekarang cuma ada Arkan yang benci sama lo!" teriak Arkan

"Gue yakin lo nggak sebenci itu sama gue," ucap Alan

Beruntung sekolah sudah sepi, karena semua murid sudah pulang ke rumah masing masing. Arkan tertawa sumbang, ia bertingkah seakan akan dirinya adalah penjahat. Padahal ia adalah orang yang paling tersakiti.
"Apa gue harus bunuh lo biar lo percaya kalau gue bener bener benci sama lo," ujar Arkan

"Lo nggak setega itu kak," ucap Alan

"Berhenti manggil gue kakak!" bentak Arkan

"Sampai kapan pun gue bakal manggil lo kakak. Karena lo adalah kakak gue," ucap Alan

ketua osis galakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang