💝part 22💝

50 4 0
                                    

Alan berusaha untuk melepaskan tangan Mouza, tapi Mouza justru malah semakin mengeratkan pelukan nya.
"Lepasin woi, gue nggak bisa nafas," ujar Alan

"Udara masih banyak kak, tinggal nafas aja susah," balas Mouza santai

"Lo meluk nya kekencengan. Lo mau bikin gue mati muda?" tanya Alan sewot

"Aaa ... Mouza nggak mau kak Alan mati. Entar Mouza jadi janda dong," jawab Mouza

"Janda pala lo," ketus Alan

"Kak Alan, janda sama duda itu saudara ya?" tanya Mouza

Alan menggeleng gelengkan kepalanya, ia benar benar tidak habis pikir. Pertanyaan aneh apa yang di tanyakan oleh Mouza.
"Nggak tahu," jawab Alan ketus

"Kak Alan mah nggak kayak google serba tahu. Makannya angkat google jadi istri kakak, biar kak Alan ketularan pinter," ucap Mouza menasehati

"Gila lo, udah cepet lepasin," ujar Alan

"Tapi Mouza mau pegangan," balas Mouza

"Pegangan nya biasa aja, nggak usah kenceng kenceng," ucap Alan

Mouza langsung mengendurkan pelukan nya, membuat Alan langsung mengambil nafas sebanyak banyaknya.
"Kak Alan, Mouza mau pegangan rambut kak Alan boleh?" tanya Mouza

"Nggak boleh, jangan macem macem lo," jawab Alan sewot

"Kak Alan, Mouza pengen naik motor tapi hadap ke belakang boleh?" tanya Mouza

"Nggak usah aneh aneh, entar lo jatuh yang ada makin bego," jawab Alan

"Kak Alan, Mouza mau minta anter ke rumah sakit boleh nggak?" tanya Mouza

"Mau ngapain, lo sakit?" tanya Alan

"Nggak, Mouza mau operasi kepala. Mouza mau kepala Mouza di isi lima otak biar makin pinter," jawab Mouza

Alan mengacak rambutnya frustasi, dan itu karena pertanyaan aneh Mouza. Memang susah pulang bersama orang seperti Mouza, yang ada satu tahun baru sampai rumah.
"Mouza!" panggil Alan dengan nada sesantai mungkin

"Iya kak Alan," balas Mouza

"Bisa nggak, lo nggak usah nanya yang aneh aneh?" tanya Alan

"Nggak bisa kak. Kata orang kalau nggak nanya bisa sesat di jalan," jawab Mouza

"Tapi lo nanya nya aneh. Bikin gue emosi tahu nggak," ucap Alan mulai emosi

"Google aja Mouza tanya in berkali kali nggak emosi. Justru malah seneng, kalau google punya tangan pasti Mouza udah di kasih duit," balas Mouza

"Suka suka lo," ketus Alan

"Kak Alan, kapan kita pulang?" tanya Mouza

"Kalau lo nggak gila udah dari tadi kita sampek rumah," jawab Alan sewot

"Lah, ngapain nyalahin Mouza. Salahin tuh motor, dari tadi nggak jalan jalan," ucap Mouza

Alan menjalankan motornya dengan perasaan kesal. Ia tidak mau berlama lama berdebat dengan Mouza, karena itu hanya sia sia.
"Kak Alan, jangan cepet cepet," ujar Mouza

"Ini kecepatannya normal," balas Mouza

"Ini terlalu cepet kak," ucap Mouza

"Ya udah gue pelanin dikit," balas Alan mengalah

"Ini masih kecepetan kak, pelanin lagi," pinta Mouza

"Udah gue pelanin. Nggak usah protes lagi lo," ketus Alan

"Pelanin lagi kak. Mouza rasa ini masih terlalu cepet," ujar Mouza

Alan akhirnya memberhentikan motor nya di pinggir jalan. Ia benar benar bingung membonceng orang seperti Mouza.
"Segini udah cukup?" tanya Alan

"Iya cukup, ini udah pelan banget," jawab Mouza

"Pelan darimana, kita lagi berhenti bego," ketus Alan

"Lah, Mouza justru nggak tahu. Orang dari tadi Mouza lagi merem," balas Mouza tanpa beban

"Sialan lo. Lo bisa nggak sih nggak buat bikin kesel. Bikin gue seneng sekali aja, bisa nggak?" tanya Alan

"Mouza kan emang selalu bikin  orang seneng. Semut aja ketawa kalau lewat di depan Mouza," jawab Mouza

"Sekarang kita bisa jalan lagi," ujar Alan

"Jalanin aja motor nya, Mouza nggak keberatan," ucap Mouza

Alan menjalankan motor nya dengan perasaan kesal. Ia menjalankan motornya dengan sangat cepat sampai sampai Mouza memeluknya dengan sangat erat.
"Kak Alan jangan pelan pelan!" teriak Mouza

"Ini cepet bego, lo buta apa gimana," sewot Alan

"Masak sih kak, emang ini cepet?" tanya Mouza

"Iya lah, jelas jelas ini cepet," jawab Alan ketus

"Aneh, kok nggak berasa cepet ya. Malahan Mouza berasa lagi naik sepeda anak tk yang rodanya ada tiga," ucap Mouza tanpa beban

"Anjir lo, lama lama gue banting juga nih motor gue," ucap Alan emosi

"Jangan kak, entar kasihan aspal nya," balas Mouza

"Lebih kasihan motor gue lah," sewot Alan

Mouza menepuk nepuk bahu Alan ketika jatah rumahnya sudah semakin dekat.
"Berhenti kak, kakak nabrak sesuatu," ucap Mouza yang langsung membuat Alan mengerem dadakan

"Gue nabrak apaan?" tanya Alan panik

"Bentar kak Mouza turun dulu," ucap Mouza sambil turun dari motor Alan

"Gue nabrak apa?" tanya Alan penasaran

"Kakak nabrak sesuatu. Aw ... kasihan banget sampek retak, pasti mati tuh," jawab Mouza sambil membekap mulutnya sendiri

Alan ingin melihat apa yang ia tabrak tapi tidak bisa karena tertutupi oleh tubuh Mouza.
"Gue nabrak kucing ya?" tanya Alan cemas

"Kasihan banget kak sampek patah gitu," jawab Mouza

"Gue nabrak apaan sih," ujar Alan tidak sabaran

"Ini kak, kasihan ya sampek retak," ucap Mouza sambil menunjukkan satu buah daun yang sudah retak karena terlindas ban motor Alan

"Gila lo, jadi gue cuma nabrak daun?" tanya Alan tidak habis pikir

"Iya kak, pasti daunnya mati nih," jawab Mouza

"Udah cepet masuk ke dalem rumah lo sebelum gue emosi dan bunuh lo," ucap Alan

"Bentar kak, makasih udah nganterin  Mouza pulang. Maaf udah ngrepotin," balas Mouza

Mouza langsung lari masuk ke dalam rumahnya tanpa mempedulikan jawaban Alan.
"Ngrepotin banget, emang dasar cewek gila," gumam Alan

Bersambung...

ketua osis galakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang