Alan memarahi Mouza habis habisan karena sebuah sepatu.
"Bisa nggak sih semenit aja nggak nyari gara gara. Lo ngapain lempar sepatunya Alea ke atas pohon, kurang kerjaan lo," ucap Alan marah"Justru karena kerjaan Mouza banyak, makannya Mouza sekarang berdiri di sini. Kalau Mouza nggak punya kerjaan, pasti sekarang Mouza udah rebahan di kasur," ucap Mouza santai
"Gimana bisa lo rebahan di kasur. Lo sekarang lagi di sekolah bego," ucap Alan ngegas
"Ya udah Mouza pulang aja biar bisa rebahan," ucap Mouza beranjak pergi
"Nggak usah gila lo!" bentak Alan sambil menarik tangan Mouza agar tidak pergi
Erlang yang berdiri di samping Alan hanya bisa menatap cengo sepatu Alea yang berada di atas pohon.
"Tuh sepatu udah kayak layang layang njir bisa nyangkut di atas pohon," celetuk Erlang"Neng Mouza hebat sekali," puji Gala
"Makasih kak Gala," ucap Mouza sambil tersenyum manis
"Heh, lo masih waras nggak. Jelas jelas dia itu salah malah lo puji!" semprot Alan
"Bang Alan tega ih, masak ngatain adek Gala nggak waras," ucap Gala dengan nada manja
"Iya tega ih. Gini nih, ciri ciri suami kayak yang di indosiar," ucap Mouza tanpa beban
"Lo di katain suami kayak di indosiar lan," ucap Erlang tak kuasa menahan tawanya
Alan menatap Erlang tajam membuat Erlang langsung menghentikan tawanya.
"Ketawa lagi gue lempar lo ke atas pohon," ancam Alan"Ya ampun nggak lan. Gue nggak bakal ketawa kok," ucap Erlang
Gala dan Mouza justru tertawa kencang melihat wajah Erlang.
"Nggak usah takut kak Erlang. Emang gitu sih ciri ciri pemain film azab suka nya ngancem," sindir Mouza sambil tertawa"Heh ngomong apa lo?" tanya Alan
"Mouza ngomong sama kak Erlang bukan sama kak Alan," jawab Mouza
"Lan, gue tiba tiba pengen berak lan," ucap Erlang mati matian menahan tawanya
"Berak aja di celana," ketus Alan
"Gitu tuh, calon pemain film azab. Emang kejam banget," ejek Mouza
"Udah za jangan di hujat suami gue, kasihan gue lihat nya," ucap Gala
"Marah marah terus itu jeng suaminya. Tiap hari makan cabe pasti," tebak Mouza
"Ah, jeng tahu aja deh. Jadi malu," ucap Gala
Erlang menutup mulut nya menggunakan tangan nya agar tidak Kelepasan tertawa.
"Anjir bengek," umpat Erlang"Makannya jeng elus elus tangan nya biar nggak marah," saran Mouza sambil menatap Gala
"Jeng pinter banget sih," puji Gala
Gala ingin mendekat ke arah Alan tapi Alan langsung mendorong nya pelan.
"Nggak usah aneh aneh lo," ketus Alan"Kok bang Alan gitu, adek ngambek nih," ucap Gala pura pura kesal
"Jangan bercanda, gue lagi serius," ucap Alan
"Kan kemaren udah di seriusin. Kita kan udah nikah bang. Betul nggak jeng?" tanya Gala pada Mouza
"Tentu betul jeng," jawab Mouza
"Nggak kuat gue lan ngelihat nya," ucap Erlang
"Diem lo semua, gue mau marahin dia," ucap Alan sambil melirik Mouza
Mouza bertepuk tangan serta tersenyum sangat lebar sampai sampai membuat Alan tak habis pikir.
"Nggak usah senyum senyum lo," ucap Alan galak"Senyum kan ibadah," ucap Mouza
"Gue tanya sama lo, kenapa lo lempar sepatu Alea ke atas pohon?" tanya Alan
"Tadi Mouza udah izin kok mau minjem sepatunya Alea," jawab Mouza
"Minjem pala lo. Alea nangis gara gara sepatunya lo lempar ke atas pohon," ketus Alan
Mouza menatap Alea yang sedang menangis sesenggukan.
"Alea, Mouza tadi udah minta izin kan?" tanya Mouza"Iya," jawab Alea sambil mengangguk takut
"Tuh dengerin kak Alan," ujar Mouza
"Dia takut sama lo bego," ketus Alan
"Lah, ngapain takut. Orang wajah Mouza cantik gini," ucap Mouza
"Lo udah izinin dia minjem sepatu lo?" tanya Alan
Alea menatap Mouza sejenak, kemudian berganti menatap Alan.
"Iya, Mouza bilang aku harus minjemin sepatu ke dia," jawab Alea jujur"Minjemin kan baik dapet pahala. Mouza tuh pengen Alea dapet pahala tahu," ucap Mouza
"Mouza Mouza, ada ada aja alasannya," gumam Erlang
Alea masih terus terusan menangis. Gala menghampiri Alea dan mengusap bahu nya pelan.
"Yang sabar ya," ucap Gala"Gas terus kak Gala. Kak Alan kan jadi pasangan, kak Erlang jadi cadangan, bentar lagi Alea jadi simpenan," sorak Mouza
"Anjrit, nama gue keseret lagi," ucap Erlang
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
ketua osis galak
HumorDia adalah Mouza gadis yang selalu terlambat datang ke sekolah. Mouza selalu saja memancing emosi Alan. Semua tingkah laku Mouza selalu membuat kepala Alan pusing. Bukan Mouza jika tidak bisa melawan ucapan Alan. Berkali kali Alan memberikan Mouza h...