💝part 25💝

49 4 0
                                    

Karena di kelas Mouza sedang tidak ada guru, ia memutuskan untuk pergi ke kelas Alan untuk memberikan sesuatu pada Alan.
"Kak Alan!" teriak Mouza

"Nggak usah teriak teriak bisa nggak. Ini bukan hutan," ketus Alan

"Lah, terserah Mouza dong. Kan teriaknya pakek suara Mouza sendiri, Mouza nggak minjem suara di pegadaian," balas Mouza santai

"Gue baru tahu loh, kalau kita bisa minjem di pegadaian. Tahu gitu dari dulu gue minjem di sana," ucap Gala yang ada di belakang Alan

"Lo mau minjem apaan?" tanya Erlang

"Kolor," jawab Gala tanpa beban

"Anjir, ya nggak ada lah. Kolor mah harus beli woi," ujar Erlang sambil tertawa

Lain dengan Erlang yang tertawa kencang, Alan justru memasang wajah datar dan menatap Mouza.
"Bolos ya lo," tuduh Alan

"Nggak kak, di kelas nggak ada guru. Katanya guru yang ngajar nggak masuk, ya udah Mouza ke sini aja," jelas Mouza

"Itu namanya bolos, udah balik sana. Gue lempar ya lo pakek meja sama kursi," ujar Alan galak

"Mouza maunya di lempar pakek hotel. Kalau udah di lempar ke Mouza kan hotel nya udah jadi milik Mouza. Lumayan, hotel nya bisa di tuker sama permen," ucap Mouza

"Rugi lah neng Mouza," balas Gala

"Nggak rugi kak Gala, kan tuker tambah. Hotel nya di tuker sama permen terus di tambah rumah seratus, mobil seratus, motor seratus, sama sepeda roda tiga juga nggak papa," jelas Mouza

"Gila lo, udah sana balik ke kelas. Jangan bolos terus," ketus Alan

"Mouza mau kasih sesuatu ke kak Alan," ujar Mouza

Alan menatap Mouza, kemudian menaikkan sebelah alisnya. Sementara Erlang sampai berdiri karena penasaran.
"Lo mau ngasih Alan apaan za?" tanya Erlang penasaran

"Ada deh, rahasia," jawab Mouza

"Tunjukin dong za, gue penasaran nih," ucap Erlang tidak sabar

"Kalau gue mah nggak penasaran," sahut Gala

"Emang lo udah tahu?" tanya Erlang

"Ya jelas lah ... mana gue tahu," jawab Gala

"Anjir lo," umpat Erlang

"Udah cepet, lo mau ngasih gue apa?" tanya Alan

Mouza merogoh sakunya, kemudian ia mengeluarkan benda yang ia cari.
"Taraaa!" teriak Mouza sambil mengeluarkan sebuah gelang

"Gelang?" tanya Alan bingung

"Iya ini gelang buat kak Alan," jawab Mouza sambil memberikan gelang tersebut pada Alan

"Lo stres apa gimana," sewot Alan sambil menerima gelang tersebut

"Nggak kok, Mouza baik baik aja. Buktinya bisa ngasih kak Alan gelang." balas Mouza

"Ngapain lo ngasih gue gelang warna pink. Bikin sepet mata gue tahu nggak," sewot Alan

"Jusru warna pink itu bagus kak. Pink kan berarti tanda cinta," ucap Mouza

Gala merebut gelang yang sedang di pegang oleh Alan. Ia tak kuasa menahan tawanya saat melihat gelang tersebut.
"Cowok apaan lo lan, masak pakek gelang warna pink," ujar Gala sambil tertawa

"Sang ketua osis pakek gelang warna pink. Kesannya itu loh, bikin hati bergetar," celetuk Erlang

"Diem lo berdua, nggak usah komen kayak netizen. Mulut lo mau gue cabein biar pedes," ujar Alan galak

"Emang nggak ada warna lain ya za?" tanya Erlang

"Ada warna item," jawab Mouza

"Kenapa nggak beli yang warna item aja?" tanya Gala

"Kata penjualnya beli yang warna pink aja, soalnya tinggal satu. Harganya juga murah sih soalnya gelang itu nggak laku, ya udah Mouza beli aja," jawab Mouza

Gala menatap Mouza dengan wajah cengo, kedua matanya bahkan sampai mengerjap berkali kali.
"Jadi karena nggak laku," ucap Gala tidak habis pikir

"Ayo kak Alan cepet pakek gelang nya," ujar Mouza semangat

"Nggak usah gila lo. Masak lo nyuruh gue pakek gelang warna pink, muka gue mau di taruh di mana," sewot Alan

"Mouza saranin taruh kulkas aja kak biar awet. Kak Alan nggak perlu bilang makasih ke Mouza, soalnya Mouza ikhlas ngasih sarannya," ucap Mouza

"Makasih pala lo, saran lo tuh nggak guna," balas alan dengan nada tidak santai

"Gue baru tahu loh lan, kalau nih gelang ada namanya," ujar Erlang sambil membolak balikkan gelang tersebut

Alan langsung merampas gelang tersebut. Ia penasaran nama apa yang tertulis pada gelang tesebut.
"Ini tulisan apa coba. Udah nggak waras lo?" tanya Alan ketus

"Emang apa sih lan tulisannya," ujar Gala penasaran

"Lo lihat aja sendiri," balas Alan sambil melempar pelan gelang tersebut

"Astaga ... babi," ucap Gala sambil tertawa

"Susah sih lan kalau punya pacar spesial. Bawaannya tuh bikin hati bahagia," celetuk Erlang

"Itu bagus tahu namanya. Babi kan panggilan sayang," ujar Mouza

"Itu baby bukan babi," ucap Erlang

Mouza berpikir sejenak, kemudian ia mengangguk anggukkan kepala nya.
"Emang udah ganti ya, kok Mouza nggak di kasih tahu?" tanya Mouza

"Dari dulu juga namanya baby. Heran gue sama lo, otak lo ketinggalan apa gimana," jawab Alan mulai emosi

"Ya udah sih sama aja. Berarti penjual nya salah tulis," ucap Mouza

"Lo kira gue babi gitu," sewot Alan

"Udah pakek aja kak Alan. Ribet banget sih," ujar Mouza

"Ogah, lo aja yang pakek," tolak Alan

"Udah lan, pakek aja. Biar lo makin ganteng," ucap Gala berusaha menahan tawanya

Mouza memegang paksa tangan Alan dan memakai kan gelang tersebut pada tangan kanan Alan.
"Lepasin nggak, gue nggak mau pakek gituan," ketus Alan

"Udah kak pakek aja. Kak Alan jadi makin ganteng tahu," puji Mouza

"Gila lo, apa kata orang nanti kalau tahu ketua osis pakek beginian," sewot Alan

"Bilang aja gelang nemu," balas Gala

"Atau nggak, bilang aja gelang turun temurun dari hewan yang warnanya pink," sahut Erlang sambil tertawa

"Gila lo semua," cibir Alan

"Kak Alan tahu nggak alasan Mouza ngasih kak Alan gelang warna pink," ujar Mouza

"Apaan?" tanya Alan ketus

"Siapa tahu kak Alan mau ganti nama jadi Alin. Pasti gelang nya di butuhin," jawab Mouza tanpa beban

"Alin ... cewek dong," celetuk Erlang sambil tertawa

Bersambung...

ketua osis galakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang