💝part 20💝

61 4 0
                                    

Alan menaiki motornya. Ia tidak mau berlama lama lama mengobrol dengan Mouza, karena itu hanya membuat nya pusing dan frustasi.
"Cepet naik," ujar Alan

"Motor nya kecil kak, Mouza nggak bisa naik," balas Mouza

"Seharusnya kalau motor nya kecil, lo gampang dong naik nya," sewot Alan

"Kak Alan nggak peka ih," ucap Mouza

"Nggak peka pala lo," ketus Alan

"Nih ya kak, Mouza jelasin. Kalau cewek bilang nya nggak papa berarti ada apa apa. Kalau Mouza bilang kecil itu artinya besar," jelas Mouza

Alan memutar kedua bola matanya malas. Kini ia hanya bisa menatap Mouza dengan tatapan jengah, ia sudah tidak kuat lagi mendengar ucapan Mouza yang selalu membuatnya darah tinggi.
"Kalau ngomong nggak usah berbelit belit, gue nggak ngerti," ketus Alan

"Entar ya Mouza kasih pengertian, biar kak Alan ngerti. Mouza kan orangnya pengertian," balas Mouza sambil tersenyum

"Gila lo, pengertian apaan. Nggak sekalian perhatian," ucap Alan tanpa berpikir

"Cie minta di perhatiin sama Mouza. Kak Alan haus perhatian ya," ujar Mouza tanpa beban

"Heh, ngomong apa lo?" tanya Alan galak

Mouza langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat saat Alan memelototi nya.
"Nggak," jawab Mouza

"Udah cepet naik," ketus Alan

"Kak Alan, gendong," pinta Mouza sambil merentangkan kedua tangan nya

"Tubuh lo sehat kan, bisa gerak. Naik aja sendiri," balas Alan

"Nggak bisa naik, kak Alan gendong Mouza dong," pinta Mouza manja

"Kalau tubuh lo nggak guna, potong aja. Terus sumbangin ke harimau, biar dia kenyang," balas Alan kejam

"Kejam nya. Kak Alan nggak romantis ih kayak mas Al," ujar Mouza

Alan berdecak kesal, kemudian menarik pelan tangan Mouza agar Mouza segera naik ke motor nya.
"Udah cepet naik," ketus Alan

"Gendong dulu, biar romantis kayak mas Al yang gendong mbak Andin," ucap Mouza sambil merentangkan kedua tangannya

"Gue bukan Al dan lo bukan Andin. Jadi cepetan naik ke atas motor!" perintah Alan

"Iya, Mouza tahu nama kak Alan. Bahkan Mouza hafal, orang kak Alan biasanya selalu ngomong sialan," balas Mouza

"Sialan lo," umpat Alan

"Tuh kan nyebut namanya sendiri," ucap Mouza

Alan memijat pelipis nya, ia benar benar pusing saat ini. Sementara Mouza malah tersenyum sambil merentangkan kedua tangannya.
"Udah cepet naik, ngomong sama lo bikin kepala pusing tahu nggak," ucap Alan dengan nada tidak santai

"Kode nih, kepalanya minta di pijit sama Mouza," balas Mouza sambil mengulurkan tangannya dan menyentuh rambut Alan

"Heh, gila lo!" bentak Alan sambil menepis kasar tangan Mouza

"Gila itu artinya waras. Bener atau salah?" tanya Mouza

"Ya salah lah," jawab Alan sewot

"Bener dong kak. Perempuan itu selalu bener, berarti kalau Mouza ngomong gila itu artinya waras berarti Mouza bener. Mouza kan perempuan," jelas Mouza panjang lebar

Alan mengacak rambutnya frustrasi. Antara kesal, marah, pusing, semua menjadi satu dan ada dalam kepalanya.
"Terserah!" teriak Alan frustrasi

"Kak Alan tuh beruntung jadi pacarnya Mouza, soalnya Mouza selalu bikin orang bahagia. Buktinya sekarang kak Alan bahagia," ucap Mouza senang

"Lo pikir gue bahagia?" tanya Alan dengan wajah datar

"Emm ... nggak juga sih. Wajah kak Alan itu tipe tipe wajah yang menyedihkan. Tapi nggak papa deh demi kak Alan Mouza rela bohong," jawab Mouza

"Bohong apa?" tanya Alan sesabar mungkin

"Mouza mau bohong, kalau wajah kak Alan kelihatan bahagia padahal aslinya memprihatinkan," jawab Mouza

"Lo barusan jujur, bohong, atau ngehina gue?" tanya Alan dengan nada tinggi

Mouza menjentikkan jari nya, ia pura pura berpikir padahal ia tidak tahu apa yang mau dipikirkan.
"Nggak tahu. Mouza barusan mikir, tapi nggak tahu mau mikir apa," jawab Mouza tanpa beban

"Suka suka lo. Lama lama gue mau keluarin otak gue. Nggak habis pikir gue sama lo," ketus Alan

"Ya udah keluarin. Entar otak nya kasih aja ke Mouza biar Mouza makin pinter," balas Mouza

"Udah cepet naik. Kepala gue keburu pecah gara gara lo," ucap Alan

"Gendong dulu kak Alan. Motor nya kecil, mana bisa Mouza naik," balas Mouza

"Mouza, bisa nggak sekarang naik motor," ujar Alan dengan nada lembut

"Bisa kok," balas Mouza cepat

Mouza berpegangan dengan bahu Alan, kemudian menaiki motor Alan dengan sangat mudah.
"Tadi katanya nggak bisa," cibir Alan

"Iya ya, Mouza turun lagi aja deh," balas Mouza

"Ya jangan lah, lo gila apa kurang waras," sewot Alan

Bersambung...

ketua osis galakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang