Alan menatap semua siswa siswi yang terlambat. Hukuman mereka sudah selesai kecuali Mouza dan Geyza.
"Kalian boleh balik ke kelas," ujar Alan"Gue juga bang?" tanya Geyza
"Mouza juga kak?" tanya Mouza
"Nggak, lo berdua tuh dateng setelah mereka semua udah nylesaiin hukuman. Lo berdua itu lebih dari telat," jawab Alan tidak santai
"Bagusan lebih dong daripada kurang. Kalau kurang mau di cari di mana coba kekurangan nya," celetuk Geyza
"Bego," cibir Alan
Semua siswa dan siswi kembali ke kelas masing masing. Sementara Geyza menatap kepergian mereka dengan tersenyum.
"Dadah semua, hati hati ya. Jangan sampek nginjek tanah!" teriak Mouza sambil melambaikan tangan nya"Napa lo senyum senyum ... sawan?" tanya Alan sewot
"Seneng aja bang. Pasti habis ini mau di hukum," jawab Geyza
"Iya, lo berdua di hukum," ucap Alan malas
"Yes, seneng nya di hukum," ujar Geyza
"Yes yes, seneng nya bisa di hukum," ucap Mouza sambil melompat senang
Geyza dan Mouza saling berpegangan tangan kemudian berputar putar, membuat Alan berpikir apa hukuman begitu menyenangkan bagi mereka.
"Aneh banget sih lo berdua," ketus Alan"Aneh gimana sih bang. Emang gue pakek rok sama lipstik makannya aneh," ucap Geyza setelah berhenti berputar putar
"Kita nggak aneh tahu kak. Justru Geyz itu cantik, Mouza itu ganteng," sahut Mouza
"Kebalik woi. Yang bener itu gue ganteng lo cantik," ralat Geyza sambil menepuk jidat nya pelan
"Sengaja Mouza balik balik. Biar gaul ngomong nya," ucap Mouza tanpa beban
Alan berdecak kesal, ia menatap Geyza dan Mouza yang berbicara tentang hal tidak berguna.
"Diem lo berdua. Hukuman lo berdua masukin daun ke dalem karung," ujar Alan"Ngapain bang di masukin daun nya. Biarin aja tuh daun masuk sendiri," balas Geyza
"Iya, manja banget tuh daun. Nggak bisa apa ya jalan sendiri terus masuk ke dalem karung," ucap Mouza santai
"Nggak usah gila, daun tuh benda mati," sewot Alan
"Kak Alan nggak tahu ya," ujar Mouza
"Apaan?" tanya Alan ketus
"Pohon itu makhluk hidup, terus daun itu bagian dari pohon. Berarti daun bukan benda mati," jawab Mouza
"Betul, pinter banget sih momo," puji Geyza
Alan mengacak rambutnya frustasi. Menghela nafas saja tidak bisa membuat nya sabar.
"Bisa nggak sih lo berdua, semenit aja bikin kepala gue adem," ujar Alan"Bisa, kak Alan mau di ambilin es batu buat keramas biar kepala nya adem," tawar Mouza
"Nggak perlu," tolak Alan
"Momo mah nggak bener. Potong aja bang kepala lo biar nggak ngerasain panas. Kalau nggak panas kan berarti adem," saran Geyza
"Udah sana jalanin hukuman lo," ujar Alan
"Yes yes, seneng nya di hukum. Ayo momo kita jalanin hukuman," ajak Geyza
"Bentar Geyz. Kak Alan, hukuman nya boleh nambah nggak?" tanya Mouza
"Nggak ada nambah nambah. Udah sana cepet jalanin hukuman lo," jawab Alan galak
Geyza langsung menggandeng tangan Mouza. Mereka berjalan ke arah pohon yang tak jauh dari mereka. Sementara Alan mengikuti mereka dari belakang.
"Bang!" panggil Geyza
KAMU SEDANG MEMBACA
ketua osis galak
HumorDia adalah Mouza gadis yang selalu terlambat datang ke sekolah. Mouza selalu saja memancing emosi Alan. Semua tingkah laku Mouza selalu membuat kepala Alan pusing. Bukan Mouza jika tidak bisa melawan ucapan Alan. Berkali kali Alan memberikan Mouza h...