💝part 75💝

30 2 0
                                    

Alan terus mengejar orang tersebut, tapi lari orang tersebut semakin cepat. Alan sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengejarnya.
"Berhenti lo!" teriak Alan

Jarak Alan semakin dekat dengan orang itu, dan Alan berhasil menarik baju bagian belakang orang tersebut. Alan bisa melihat wajah orang tersebut, tapi ia sama sekali tidak mengenali nya.
"Lo pasti mata mata kan," tuduh Alan

"Hah, apa lo sepenting itu sampai gue harus mata mata in lo," ucap orang tersebut sambil tertawa remeh

"Nggak usah basa basi. Siapa yang nyuruh lo?" tanya Alan

"Gue bukan orang bodoh. Lo pikir gue akan ngasih tahu lo," jawab orang tersebut

"Jawab gue, siapa yang nyuruh lo!" bentak Alan

"Orang yang nggak suka sama lo, siapa lagi," ucap orang tersebut

Alan mencengkeram baju orang itu. Bukannya marah orang itu justru malah tertawa remeh.
"Siapa nama orang yang udah nyuruh lo?" tanya Alan marah

"Cih, gue nggak bakal kasih tahu," jawab orang tersebut

"Cepet kasih tahu, siapa nama orang yang udah nyuruh lo," ujar Alan

"Lepasin tangan sialan lo itu!" bentak orang tersebut

Orang tersebut menyingkirkan tangan Alan dengan kasar. Bahkan wajah orang tersebut kini terlihat marah.
"Mau lo apa!" bentak Alan

"Tanya itu ke musuh lo bukan ke gue,"  ucap orang itu

"Terus lo ngapain ngawasin gue sama temen temen gue?" tanya Alan

"Sebenernya gue nggak mau buang buang waktu gue buat ngawasin lo. Lo tahu, waktu gue itu terlalu berharga," jawab orang itu

"Nggak usah bertele tele. Apa alasan lo ngawasin gue?" tanya Alan

"Gue cuma jalanin tugas gue," jawab orang itu

Alan memukul wajah orang itu. Orang itu tertawa, tapi tidak lama kemudian orang itu mengeluarkan pisau lipat dan menggoreskan nya pada lengan Alan. Orang tersebut akhirnya berhasil melarikan diri.
"Aaaa sialan!" teriak Alan

Alan mengibas kibaskan lengan nya. Luka Alan agak sedikit panjang dan terus mengeluarkan darah.
"Orang nya mana bang?" tanya Geyza yang baru saja datang

"Lari," jawab Alan

"Tangan lo luka bang," ujar Geyza ketika melihat tangan Alan yang terluka

"Gue nggak papa," ucap Alan

"Kalau gitu kita balik aja bang. Bang Gala sama bang Erlang pasti udah nungguin," balas Geyza

※※※

Kini mereka sedang dalam perjalanan pulang. Gala lah yang menyetir mobil Alan. Alan duduk di samping Gala, sementara Geyza dan Erlang duduk di belakang.
"Lo beneran nggak papa lan?" tanya Gala melirik Alan sekilas

"Nggak papa," jawab Alan

"Nggak papa gimana sih lan, jelas jelas tangan lo kegores pisau," ujar Erlang

"Lo kok tahu bang kalau tangan bang Alan kegores pisau?" tanya Geyza

"Ya kelihatan lah, masak keluar darah kayak gitu kegores kertas. Ya nggak mungkin lah bambang," jawab Erlang sewot

"Gue kira lo peramal kek dilan," celetuk Geyza dengan tawa nya

"Jangan bercanda," peringat Gala

Geyza menghentikan tawa nya. Kini wajah Geyza berubah menjadi serius. Mau bagaimanapun juga mata mata tidak bisa di anggap sebagai hal yang sepele.
"Lo tadi sempet lihat wajah nya nggak bang?" tanya Geyza

ketua osis galakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang