💝part 16💝

51 5 0
                                    

Alan melepaskan tangannya dari genggaman Mouza dengan kasar.
"Jangan di lepas dong kak," ucap Mouza

"Bodo, udah sana bersihin gudang nya. Harus bersih, nggak boleh ada sebutir debu pun," balas Alan

"Nggak mau kalau kak Alan nggak ikut bantuin Mouza," tolak Mouza

"Udah sana bersihin, sapu ada di pojok gudang. Sana bersihin gudang pakek sapu, atau gue yang nyuruh sapu buat bersihin lo," ketus Alan

"Kejamnya," gumam Mouza

Gala menatap Mouza sambil mengepalkan tangan nya ke atas untuk memberi Mouza semangat.
"Semangat ya neng Mouza," ucap Gala menyemangati

"Apa lo semangat semangat. Lo juga ikut bersihin," ujar Alan sembari menatap Gala tajam

"Gue lan?" tanya Gala sambil menunjuk dirinya sendiri

"Iya lah, lo bantuin dia. Suruh siapa lo gila, jadi nya dapet hukuman kan," jawab Alan

"Ya ampun, gue khilaf lan. Jangan di hukum ya lan," mohon Gala

"Nggak, lo tetep bantuin Mouza bersihin gudang," putus Alan

Mouza meloncat loncat kegirangan karena mempunyai teman untuk membersihkan gudang.
"Yeay, kak Gala juga ikut bersihin gudang!" sorak Mouza bahagia

"Ya elah neng Mouza, gue lagi sedih ini gara gara di hukum," ucap Gala

"Udah cepet gal bersihin. Pokok nya harus bersih, nggak boleh ada sebutir debu pun," ujar Alan

"Kalau ada sebutir debu gimana lan?" tanya Gala

"Lo yang gue bersihin dari gudang," jawab Alan ketus

Erlang menertawakan nasib Gala yang sangat memperihatinkan. Lagian itu salah Gala sendiri karena bertingkah gila.
"Anjir, sadis banget lan. Gue suka nih ketua osis yang kayak gini," ujar Erlang sambil tertawa

"Ayo kak Gala kita mulai bersih bersih," ucap Mouza semangat

"Ayo lang," ucap Gala sambil menarik tangan Erlang

"Lah, ngapain ngajak gue?" tanya Erlang

"Lo juga harus ikutan lah," jawab Gala

"Erlang nggak ikutan. Lo doang sama Mouza," ucap Alan

Erlang langsung melepaskan tangannya yang di pegang Gala. Erlang benar benar merasa senang karena tidak ikutan di hukum.
"Kok kak Erlang emang banget nggak ikut di hukum?" tanya Mouza

"Ya karena dia waras, lo kalau nggak mau di hukum makannya jadi waras," jawab Alan

"Ini gudang nya gelap banget lan. Nggak ada lampunya?" tanya Gala

"Nggak ada," jawab Alan

"Udah yang sabar aja kak Gala. Entar juga ada cahaya," ucap Mouza

"Cahaya apa, kan nggak ada lampu?" tanya Gala

"Cahaya ilahi," jawab Mouza tanpa beban

"Astaga Mouza," ujar Erlang sambil tertawa

Gala mulai menatap sekeliling gudang, banyak barang yang bertumpuk, sebagian barang ada yang tercecer, belum lagi ada banyak debu.
"Anjir, gue cuma ngelihat aja udah pusing lan," keluh Gala

"Kalau gitu nggak usah di lihat kak," ucap Mouza sambil menutup kedua mata Gala menggunakan tangan Mouza

"Ya nggak gitu juga neng Mouza," ucap Gala gemas sambil menyingkirkan pelan tangan Mouza

Alan menatap Gala yang masih memegang tangan Mouza. Entahlah Alan merasa sedikit tidak suka.
"Cepet bersihin jangan malah pegangan tangan," sindir Alan

"Ya elah lan, orang nggak sengaja megang," gerutu Gala sambil melepaskan tangan Mouza

"Lo sih gal, nggak peka banget lo. Ada yang lagi cemburu," sindir Erlang

"Siapa?" tanya Mouza

"Manusia," jawab Erlang

"Cepet bersihin. Gue hitung sampek tiga, satu ... dua," ucap Alan mulai menghitung

"Sabar dong lan," ucap Gala

"Maklum, calon pemain film azab emang nggak sabaran," balas Mouza

"Heh!" teriak Alan

Mouza buru buru mengambil sapu yang ada di pojok gudang, kemudian memberikan nya pada Gala.
"Nih, kak Gala yang bagian nyapu. Biar Mouza yang bersihin jendela," ucap Mouza sambil menyerahkan sapu pada Gala

"Neng Mouza baik banget sih, jadi terharu deh," puji Gala

"Jelas dong, Mouza kan calon pemain film peri bukan calon pemain film azab," sindir Mouza

"Lo di sindir tuh lan," ucap Erlang sambil tertawa

Alan menatap tajam Gala dan Mouza, kemudian ia menghela nafasnya pelan.
"Cepet bersihin, jangan malah ngobrol," ketus Alan

"Omelin aja lan, kalau perlu suruh bersihin gudang yang ada di rumah gue," ucap Erlang

"Enak di lo dong," sewot Gala

"Ya iya lah," jawab Erlang

"Cepet bersihin, lantai nya masih kotor, semua barang juga masih tercecer. Pokoknya harus bersih," ucap Alan

Mouza mulai membersihkan jendela, ia menaiki kursi agar bisa mencapai jendela tersebut.
"Kok nggak bersih bersih jendela nya. Jendela bersih dong!" perintah Mouza sambil meniup jendela tersebut

"Anjir gila. Ya jangan di tiup, bersihin pakek lap," ucap Alan frustasi

"Kalau ada debu di mata biasanya di apain?" tanya Mouza

"Ya di tiup lah bego," jawab Alan

"Makannya nih jendela Mouza tiup biar debu nya ilang," jelas Mouza

"Astaga, ya nggak gitu juga," ucap Alan kesal

Erlang menepuk pelan bahu Alan. Ia tahu kalau Alan pasti sangat kesal.
"Bersihin nya pakek lap Mouza. Kalau lo tiup kayak gitu sampek seratus tahun juga nggak bakal bersih," ucap Erlang gemas

"Tapi cara Mouza bener. Iya kan kak Gala?" tanya Mouza

"Iya, cara lo udah bener," jawab Gala masih fokus menyapu

"Gala lo tanyain. Dia mah ajaran sesat," ucap Erlang

Alan menghampiri Mouza, kemudian ia mengambil lap dan menaruh nya pada tangan Mouza. Alan mulai membersihkan jendela dengan posisi tangan nya di atas tangan Mouza.
"Tuh kan kak Alan modus," ucap Mouza sambil tertawa

"Gue ngajarin lo bego," ketus Alan sambil melepaskan tangan Mouza

"Nggak, kak Alan pasti modus kan," ledek Mouza

"Ciee bang Alan bisa modus!" sorak Gala

"Gila lo," cibir Alan

"Ciee kak Alan," ledek Mouza

"Pusing gue lang, lo awasi mereka berdua. Gue mau ke toilet bentar," ucap Alan

Erlang menatap Alan kemudian menunjuk dirinya sendiri.
"Kok gue lan," protes Erlang

"Iya lah, siapa lagi coba," ucap Alan lalu segera pergi

Bersambung...

ketua osis galakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang