Apa yg aku lakuin ini bener..? Ada apa denganku sebenarnya, Arhan itukan suaminya Tya bagaimana bisa dia nginap disini..? Apa kata orang nanti tentang aku..? Huh... kenapa semuanya jadi serba salah gini sih. pikirku yg sedang berbaring dikamar Arya dan Arsy sambil menatap langit² kamar.
*******
"Astaga, udah jam segini..? Kok aku bisa kesiangan sih" ucapku sangat kaget ketika bangun karna melihat jam dinding sekarang sudah pukul 6 pagi.
Saat aku melihat kesekitarku, baru aku sadar klo tadi malam aku tidur dikamar Arya dan Arsy, pantas saja alarm nya tidak berbunyi. Aku pun lalu bergegas mandi, kemudian pergi kekamarku untuk membangunkan Arya dan Arsy.
Tok...tok...tok...
"Arya, Arsy, ayo sayang bangun kita udah kesiangan ini..." panggilku sambil kembali mengetuk pintu kamar.
"Mama, Mama ngapain disitu..?" Tanya Arya tiba² muncul dibelakangku bersama Arsy yg sedang digendong Arhan.
"Eh, sayang kalian udah bangun..? Udah sholat belum..?" Cecarku kaget berbalik menatap Arya sambil tersenyum.
"Udah dong mah sama papa, tadi padahal kami mau ngajak mama juga. Tapi mamanya gak ada dikamar, kata papa mama sibuk. Emang mama lagi banyak kerjaan ya mah..?" Sahut Arya.
"Hah..? Oh itu... iya, kerjaan mama lagi banyak. Maaf ya sayang mama gak izin dulu sama kalian..." jawabku kikuh.
"Iya gak papa mah" sahut Arya tersenyum.
"Oh ya mah, kami tadi udah buat sarapan loh sama papa..." sela Arsy kesenangan menatapku.
"Oh ya..? Emang kalian tadi masak apa..?" Tanyaku beralih menatap Arsy.
"Ada deh, ayo mah kita sarapan dulu..." ajak Arya bersemangat sambil menarik tanganku.
"Ah, tunggu dulu ya sayang... mama sholat dulu" elakku merasa tidak enak.
"Oh gitu ya... ya udah deh, tapi nanti setelah selesai sholat mama nyusul ya..?" Ucap Arya sedikit kecewa.
"Iya tentu saja" anggukku seraya tersenyum, setelah itu aku lalu kembali kekamar Arya untuk sholat subuh.
Setelah selesai sholat aku lalu menyusul mereka kemeja makan untuk sarapan bersama.
"Hai, selamat pagi Aru... oh ya tadi malam kamu bertengkar ya sama suami kamu.? Sampai harus tidur dikamar terpisah segala. Atau ternyata emang bener dia itu bukan suami kamu..? Makanya kalian tidak tidur satu kamar..?" Cecar Vinod yg berpapasan denganku karna dia juga mau kedapur.
"Maksud kamu..?" Tanyaku kaget.
"Sudahlah, kamu juga taukan maksudku apa..?" Sahutnya tersenyum miring.
"Jangan bicara sembarangan ya, inget kamu disini cuma tamu..!! jadi gak sepantesnya kamu dengan leluasa berkeliaran dirumah ini apalagi dimalam hari..!!! kamu tau itukan..?!!" Tegurku sudah sangat kesal dengan sikapnya.
"Ada apa ini..?" Sela Arhan tiba² muncul.
"Gak ada apa²" sahutku datar lalu meninggalkan mereka.
"Hai mama... ayo cepat sini mah, cicipin pancake buatan papa" ajak Arya bersemangat saat melihatku, dia lalu berlari menarikku untuk bergabung bersama mereka duduk dimeja makan.
"Aaa..." ucap Arsy seraya menyodorkan sesendok pancake kemulutku, setelah aku duduk disampingnya.
"Gimana mah, Enak gak..?" Tanya Arsy antusias menunggu jawabanku setelah menyuapiku.
"Tentu saja enak, itukan buatan papa. iyakan mah...?" Sahut Arya tersenyum senang.
"Iya enak kok, makasih ya sayang..." jawabku tersenyum sambil mengusap rambut mereka.
"Pah, kata mama pancakenya enak..." adu Arsy kesenangan pada Arhan yg baru saja muncul bersama Vinod.
"Oh ya, syukurlah klo mama suka" sahut Arhan tersenyum puas menatapku seraya duduk diseberangku.
"Yahh... jadi ini yg masak sarapannya bukan kamu ya Aru..?" Keluh Vinod seraya duduk disamping Arhan.
"Emang kenapa klo yg masak bukan Arshu..? Kamu keberatan..?!!" Jawab Arhan menatapnya tidak suka.
"Ya gak masalah sih, tapi klo yg masak Aru... pasti lebih enak, iyakan anak²..???" Cibir Vinod beralih menatap Arya dan Arsy sambil tersenyum.
"Tentu saja, masakan mama Alsy kan yg terbaik..." sahut Arsy sambil tertawa.
"Tapi buatan papa juga enak kok om... coba deh, pasti om juga suka" ucap Arya sambil tersenyum manis.
"Ok baiklah, klo gitu om cobain dulu ya... semoga aja ini seperti yg kalian bilang" angguk Vinod lalu mulai memakan omeletnya.
Sedangkan Arhan tampak menahan emosinya dengan mengepalkan tangannya sambil menatap Vinod dengan kesal.
"Enak kan om..?" Celoteh Arsy seraya tersenyum.
"Ya gak terlalu buruk lah, setidaknya" jawab Vinod sambil mengangkat bahunya acuh lalu kembali makan.
"Maksud om..?" Tanya Arya tampak bingung dengan jawaban Vinod.
"Udah, gak usah dipeduliin. Sekarang kita makan aja yuk.." selaku mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Oh iya, ayo pah makan... kok papa malah diem aja sih" ajak Arya kembali tersenyum begitu juga dengan Arsy.
"Ah iya sayang..." jawab Arhan membalas tersenyum lalu mulai memakan omeletnya.
Setelah selesai makan Arhan lalu pergi mengantar Arya kesekolah bersama Arsy, sedangkan aku tetap dirumah untuk membersihkan rumah.
"Ck...ck...ck... sepertinya kamu kecapean ya, sampai keringetan gitu. Sini aku bantu bersihin keringatnya" ucap Vinod tiba² mendekatiku yg sedang mengepel lantai ruang tamu, ia lalu ingin mengusap keringat diwajahku dengan sapu tangannya.
"Jangan kurang ajar ya..." marahku seraya menangkis tangannya.
"Loh, emang kenapa..? Kok kamu malah marah, aku kan berniat baik ingin bantuin kamu. Harusnya kamu itu berterima kasih sama aku, udahlah gak usah sok jual mahal segala" sahutnya sambil tersenyum miring kembali mendekatiku.
"Maksud loe apa hah..??!!!" Marah Rakesh tiba² muncul didepan pintu.
"Ck... siapa lagi sih ini yg muncul, ganggu orang aja.." gerutu Vinod berbalik menatap Rakesh kesal.
"Aru, cowok berengsek ini siapa sih..? Kok bisa nyasar kesini... mana berani banget bersikap kurang ajar" cecar Rakesh menghampiriku.
"Apa loe bilang tadi..?!!" Marah Vinod seraya mengepalkan tangannya.
"Kenapa, lo gak terima..!!! Tapi emang kenyataannya gitu kan..???" Ejek Rakesh sambil tersenyum miring.
"Kurang ajar..!!" Umpat Vinod seraya ingin memukul Rakesh.
"Vinod, hentikan..!!! Kamu itu sekarang makin kurang ajar ya... kamu itu disini cuma tamu...!!! Jadi jaga batasan kamu..." bentakku sudah tidak tahan lagi dengan sikapnya.
"Huh... udah berapa kali sih kamu ngomong gitu Aru..? Sebenarnya kamu jelasin itu untuk apa sih..? Untuk memberitauku, atau untuk meyakinkan dirimu sendiri..?" Sungutnya berbalik menatapku.
"Apa maksud kamu hah..!!!" Marahku.
"Udahlah Aru, kamu pikir aku gak tau kamu itu perempuan seperti apa..? Gak usah berlagak seperti perempuan terhormat deh didepanku" cibirnya dengan tatapan merendahkan. Hingga membuat Rakesh semakin marah dan Akhirnya menonjok wajahnya dengan keras sampai sudut bibirnya berdarah.
"Jaga mulut lo..!!!" Tegur Rakesh penuh tekanan.
"Kenapa..??? lo gak terima..? Emang lo siapanya Aru sih..? Cowok simpanan Aru..!!!" Marah Vinod tidak terima telah ditonjok, sambil memegang sudut bibirnya yg berdarah.
Plaakkk...
"Tutup mulut kamu Vinod..!!! Inget, aku bisa aja ngusir kamu darisini kapan pun" marahku setengah berteriak setelah menamparnya.
"Klo gitu kenapa sampai sekarang kamu gak ngusir aku juga..??!!!" Tantangnya tersenyum penuh arti lalu pergi masuk kekamarnya.
********

KAMU SEDANG MEMBACA
The Fact
Teen FictionApa jadinya jika setelah dikabarkan meninggal, tiba² setelah 3 tahun dia kembali lagi namun sebagai orang asing. *kelanjutan cerita dari baby Arya* Mohon maaf jika ceritanya tidak jelas atau ada salah kata dan ada kata yg kurang berkenan.