turut senang

7 1 0
                                    

"Rohan, kira² menurut kamu Arhan udah bilang belum ya sama Arshu..??" Tanya Pankti penasaran sembari merapikan kemeja Rohan.

"Entahlah, coba deh aku tanyain Arhannya dulu" sahut Rohan yg juga trus kepikiran dengan masalah adiknya yg tidak kunjung selesai itu.

Dia pun lantas segera mengambil ponselnya yg berada diatas nakas untuk menghubungi Arhan, sedangkan Pankti memilih keluar kamar untuk menyiapkan Rishi agar sarapan bersama.
.
.
.
.

Arhan yg masih tidur pulas karna tadi malam tidak bisa tidur sama sekali karna pusing memikirkan Arshu dan anak², terpaksa harus membuka matanya yg masih terasa berat karna suara dering ponselnya. Dan begitu dia melihat nama Rohan yg tertera pada layar ponsel itu dia pun langsung menjawabnya.

"Iya Rohan, ada apa..? Tumben nelpon sepagi ini" sapa Arhan setelah menjawab telpon itu dengan suara parau khas baru bangun tidur.

"Nggak papa, aku cuma mau nanya aja. Kamu udah bilang belum sama Arshu..?" Sahut Rohan dari balik ponsel.

"Oh itu, iya... aku udah jelasin semuanya sama Arshu kemarin..." jawab Arhan tidak bersemangat seraya bangkit dari kasurnya, seketika rasa kantuknya jadi hilang begitu kembali mengingat klo sekarang hubungannya dengan anak dan istrinya masih tidak baik.

"Serius..??? Alhamdulillah...!!! Syukurlah akhirnya masalahnya selesai juga, gitu dong dari kemarin² kek. Ya udah klo gitu aku bilang Pankti dulu ya, dia pasti ikut seneng juga dengarnya.." pekik Rohan kegirangan begitu mendengarnya dan langsung memutuskan telponnya karna sudah tidak sabar untuk memberi tau kabar gembira ini pada istrinya.

Sedangkan Arhan hanya bisa menghela nafas panjang lalu kembali meletakan ponselnya dan pergi kekamar mandi dengan lesu.
.
.
.
.

"Pankti, pankti..!!!" panggil Rohan setengah berteriak sambil menuruni tangga dengan bersemangat membayangkan reaksi istrinya nanti begitu mendengar kabar ini.

"Ada apa sih, sampai teriak² gitu..!!!" sahut Pankti beralih menatapnya bingung, begitu juga dengan putra mereka Rishi yg sekarang juga ikut menoleh kearah papanya heran.

"Aku tadi udah bicara sama Arhan, trus..." seru Rohan sengaja menggantung kalimatnya, sembari mengulum senyumnya melihat ekpresi Pankti yg sekarang sudah tidak sabar menatapnya penuh harap.

"Trus apa..??? Dia udah bilang sama Arshu..!!!" sambung Pankti seraya mengguncang lengan Rohan antusias.

"Ya" angguk Rohan santai yg langsung disambut dengan sorak bahagia dari Pankti karna begitu senangnya mendengar hal itu.

"Syukurlah, akhirnya..!!! Klo gitu nanti kita nyamperin Arshu ya..??? Aku mau kita ngerayain hal ini sama mereka. Pasti seru deh nanti..!" oceh Pankti kegirangan, karna berpikir sekarang semuanya sudah kembali seperti dulu lagi.

"Iya, tapi aku gak bisa janji ya... soalnya hari ini aku ada beberapa metting yg gak bisa diundur. Jadi nanti klo aku gak bisa kamu berangkat aja sama Rishi, aku next time aja" sahutnya tersenyum sumringah ikut senang melihat istrinya.

Sedangkan Pankti yg mendengar itu menjadi sedikit kecewa bahkan senyum lebar diwajahnya tadi berubah menjadi cemberut, sebab dia sudah merencanakan akan menghabiskan waktu bersama² seperti dulu. Namun dia juga mengerti klo pekerjaan suaminya juga penting, hingga detik berikutnya dia kembali tersenyum dan mengangguk setuju.

.
.
.
.
.

Arshu yg baru saja menaiki taxi ingin menuju ketokonya bersama Arsy dan Arya yg baru saja pulang dari sekolah, jadi harus putar arah begitu mendapat telpon dari Pankti yg mengatakan klo dia dan Rishi sedang menunggu mereka dirumah.

"Ibu sama Rishi kerumah kita ya mah..!!!" tanya Arya antusias memastikan klo yg dia dengar barusan itu benar.

"Iya" angguk Arshu tersenyum melihat reaksi Arya.

"Yeyy...!!! Sama ayah jugakan mah..?" sela Arsy bersemangat seraya mengguncang lengan ibunya.

"Yah... kayanya sih enggak sayang, soalnya tadi ibunya cuma bilang sama Rishi aja" jawab Arshu berbalik menatap Arsy yg duduk disamping kirinya sambil mengusap rambut Arsy.

Begitu mendengar Rohan tidak ikut seketika senyum diwajah Arsy menjadi berganti cemberut, namun itu tidak bertahan lama karna detik kemudian dia kembali menyunggingkan senyumnya mengingat sekarang setidaknya dia bisa main bersama Rishi dan ibunya Pankti

Hingga tidak terasa akhirnya mereka pun tiba dirumah dan setelah membayar ongkos taxinya Arshu dan anak²nya turun dari taxi itu menghampiri Pankti dan Rishi yg sekarang tengah duduk dikursi depan rumah.

Begitu melihat Arshu tiba Pankti pun lantas bangkit sambil melemparkan senyumnya kearah Arshu dan anak².

"akhirnya kalian sampai juga" serunya sembari mengusap rambut Arya dan Arsy yg langsung menyalimi tangannya.

"Hehehe... maaf ya, udah lama ya nunggunya..?" Cengir Arshu seraya memeluknya singkat setelah Rishi menyalimi tangannya.

"Gak juga sih" sahut Pankti yg tidak berhenti tersenyum karna saking senangnya.

"Mama, ibu, kami main disana dulu ya..?" Pamit Arya bersemangat sambil menunjuk kehalaman rumah mereka.

Yg dibalas dengan anggukan oleh Arshu. "Iya, tapi hati² ya... jangan sampai main kejalan" sambung Pankti mengingatkan mereka.

"Ok mah..!" Seru Rishi antusias tidak sabar untuk bermain, baru setelah itu mereka pun berlarian sambil diiringi dengan gelak tawa.

Yg tanpa sadar membuat Arshu juga ikut tersenyum senang melihat kebahagian mereka.

Pankti yg memperhatikannya sejak tadi pun jadi terharu melihatnya "Aku seneng bisa liat kamu tersenyum kaya gini lagi sekarang" ucapnya juga ikut tersenyum.

"Apaan sih..." sungut Arshu meliriknya bingung.

"Ish, udah gak usah malu²... iya tau kok sekarang kamu lagi seneng, karna akhirnya Arhan bilang klo selama ini dia amesia" goda Pankti sambil terkekeh.

"Maksud kamu..??? Jadi kamu udah tau..???" sanggah Arshu mengerutkan keningnya bingung menatap Pankti.

"Iya, Arhan udah jelasin sebelumnya sama aku. Sorry ya... aku gak bermaksud nyembunyiinnya dari kamu, hanya aja aku ingin kamu dengar itu langsung dari mulut Arhan..." jelas Pankti tersenyum tulus menatap Arshu.

Mendengar itu Arshu pun hanya mengangguk² mengerti lalu pikirannya kembali melayang mengingat pembicaraan dia dan Arhan kemarin malam, yg membuatnya kembali merasa kecewa namun dengan cepat dia menepisnya dan berusaha kembali tersenyum untuk menyembunyikan rasa sakitnya.

"Trus, ibu udah dikasih tau belum..?" Tanya Arshu terlonjak kaget sendiri negitu dia teringat dengan ibunya Arhan.

"Tenang aja, ibu juga udah dikasih tau kok..! Tapi sampai sekarang ibu masih gak bisa nerima Arhan sepenuhnya, kecuali dia liat kalian bersama lagi seperti dulu katanya..." jelas Pankti jadi berubah murung mengingat waktu itu ibu Rohan bahkan saat ditelpon tidak mau bicara dengan Arhan.

Sedangkan Arshu yg mendengar itu hanya bisa menggigit bibirnya merasa bersalah karna dia telah meminta Arhan pergi kemarin.

"Tapi syukurlah sekarang semua masalahnya udah selesaikan...! Ibu pasti akan seneng banget denger ini..." sambung Pankti kembali mengukir senyumnya lega karna sekarang sudah tidak ada lagi yg perlu dicemaskan.

"Oh ya, Arhan mana..? Dia lagi sibuk ya..? Klo gitu sama dong, Rohan juga sekarang lagi sibuk. Tapi udah ah, pokoknya kita harus seneng² hari ini untuk ngerayainin hal ini..! Nanti klo mereka udah gak sibuk baru kita rayakan ulang perayaannya, sekalian kita liburan keDelhi nemuin ibu...!!!" oceh Pankti sangat bersemangat.

Sedangkan Arshu hanya manggut² saja menyetujuinya sambil tersenyum getir melihat kakaknya yg sangat senang.

******

The FactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang