Davina

5 1 0
                                    


"Sayang... kalian mau gak klo kita tinggal diIndia aja..?" Tanyaku saat kami sedang sarapan.

"Mau..." angguk mereka seraya menyuap makanannya.

"Emang kenapa mah..?" Tanya Arya bingung.

"2 hari lagi kita akan pindah keIndia, gimana kalian suka..?" Sahutku sambil tersenyum menatap mereka.

"Beneran mah...? Tapi gimana dengan sekolah Arya...?" Ucap Arya senang tapi juga bingung.

"Nanti Arya juga pindah sekolah disana..." jawabku.

"Yeyy..." sorak mereka senang.

"Belalti nanti Alsy bisa liat bulung lagi dong sama ayah..." sorak Arsy bersemangat.

"Iya, tentu saja" anggukku sambil mengusap rambutnya.

"Tapi mah... gimana nanti klo papa pulang kesini..? Kita malah gak ada" kata Arya.

"Papa..??? papa juga nanti bisa nyusul kita keIndia" sahutku berusaha terlihat biasa.

"Gitu ya..." ucap Arya tersenyum lega.

"Emang papa tau rumah kita diIndia mah..?!!" Tanya Arsy bingung.

"Tau dong..."

"Trus... om Rakesh ikut kita gak mah..?" Tanya Arya teringat Rakesh.

"Enggak sayang, om Rakesh kan harus kerja disini"

"Yah... gak bisa main lagi dong sama oom" keluh Arsy cemberut.

"Tapi nantikan kita bisa video call sama om Rakesh klo kalian kangen" hiburku untuk menenangkannya.

"Ok deh, oh iya mah... anak gak jelas itu apa altinya" tanya Arsy seraya menatapku.

"Maksud Arsy...?" Tanyaku yg hampir saja tersedak karna kaget.

"Om yg waktu itukan bilang klo Alsy ini anak olang yg gak jelas asal usulnya... itu altinya apa mah..?" Jelas Arsy.

"Emang om itu bilang gitu ya...?" Tanya Arya kaget.

"Iya... waktu itukan mama malah² sama dia kalna gak nolongin Alsy, tlus om itu bilang katanya kenapa gak suluh ayah dali anak kamu itu aja yg nolong, tlus katanya juga Alsy ini anak Olang yg gak jelas asal usulnya..." jelas Arsy secara detail menceritakan pada Arya, sementara aku terpaku hingga tanpa sadar menangis karna tidak menyangka Arsy mendengar semuanya.

"Dasar om jahat... dia itu sama aja kaya anak² disekolah... kenapa Arya kemarin sempat berpikir klo dia itu papa..?!! Dari pada punya papa seperti itu lebih baik Arya gak usah punya papa sekalian" umpat Arya kesal.

"Arya...!! Arya gak boleh ngomong gitu sayang..." tegurku seraya memegang tangannya.

"Tapi om itu jahat mah..." lirih Arya yg sedang menangis sambil menatapku.

"Emang itu artinya apa kak..?" Tanya Arsy semakin bingung.

"Itu artinya dia ngatain kita gak punya papa.. hiks..." jelas Arya kesal.

"Kenapa om itu gitu...? Kitakan punya papa..." kata Arsy murung.

"Maksudnya gak gitu kok sayang..." kataku menenangkan mereka.

"Emang gitu kok mah maksudnya, mama² yg ada disekolahkan juga bilang gitu... yg waktu itu mama langsung marahin orang itu karna bicara seperti itu sama aku. Pokoknya Arya benci sama mereka" rengek Arya.

"Sayang.... mama kan udah bilang Arya harus bisa memaafkan orang, lagian kan ibu² itu udah minta maaf sama Arya kemarin... mama gak mau Arya jadi anak yg pendendam" ucapku sambil mengusap air matanya.

"Baiklah..." angguknya pelan.

"Pinter... ya udah yuk... kita kesekolah" kataku lalu memakaikan tasnya.

----------

Setelah selesai mengurus surat pindah
Di sekolah Arya. Kami lalu pergi kerestoranku karna sudah janjian untuk bertemu dengan Davina, orang yg kusuruh untuk mencari Arhan.

"Hai... maaf ya kami baru dateng" sapaku setelah sampai direstoran.

"Santai aja, aku juga baru dateng kok" sahut Davina tersenyum.

"Ya udah yuk masuk, kita ngomong didalam aja" ucapku mempersilahkannya masuk keruanganku.

"Ayo silahkan duduk, mau minum apa..?" Kataku lagi mempersilahkannya duduk disofa.

"Gak usah repot² aku juga baru minum kok" katanya seraya duduk.

"Sayang kalian main dulu ya, mama mau ngomong sama tante" kataku berjongkok sambil mengusap rambut mereka.

"Ok mah. dah tante kami pergi dulu ya..." kata mereka.

"Dah..." kata Davina tersenyum. Lalu mereka pun pergi keruang bermain yg ada diruanganku.

"Oh ya, anak kamu mana... kok gak di ajak" kataku seraya duduk disampingnya.

"Biasa... sama neneknya. Oh ya ada apa sih sampai ngajakin ketemuan..?" katanya.

"Oh itu... 2 hari lagi aku mau kembali keIndia, jadi aku maunya kamu yg nanti ngurus resto ini, nanti hasilnya kita bagi 2. Kamu mau gak..?" Kataku berharap.

"Apa..? Kamu gak salah milih aku buat ngurus restoran ini...???" katanya kaget.

"Tentu saja" kataku sambil mengangguk.

"Tapikan aku ini gak berpengalaman" katamya ragu.

"Aku yakin kok kamu pasti bisa" kataku meyakinkannya.

"Baiklah, makasih banyak ya... kamu udah banyak banget nolongin aku slama ini, trus sekarang kamu ngasih kepercayaan ini sama aku..." katanya memelukku.

"Udahlah... aku cuma ngelakuin apa yg seharusnya aja kok. Justru aku yg berterima kasih karna kamu akhirnya aku bisa tau dimana keberadaan Arhan" kataku juga memeluknya.

"Kamu masih berharap sama dia...?" Katanya langsung melepaskan pelukan lalu menatapku.

"Entahlah, aku juga bingung sekarang harus gimana... tapi rencananya hari ini aku mau nemuin dia. Aku mau nanya langsung sama dia apa benar klo dia udah menikah sama Tya" kataku menunduk.

"Maaf ya Aru, tapi kurasa itu malah akan mempermalukan diri kamu sendiri..." katanya memegang tanganku.

"Tapi aku harus mastiin kebenarannya... biar gak ada salah paham" kataku pelan.

"Tapi masalahnya sekarang aku bingung siapa yg akan jagain Arya dan Arsy, karna gak mungkin aku ajak mereka" kataku lalu menghela napas panjang.

"Ya udah klo gitu biar mereka sama aku aja sementara kamu pergi" katanya tersenyum.

"Serius..."

"Iyalah, udah cepat sana pergi biar kamu gak kepikiran trus"

Setelah memikirkannya beberapa saat aku pun mengangguk lalu menghampiri Arya dan Arsy yg sedang asik bermain.

"Sayang, kalian main sama tante Vina dulu ya..? Mama mau pergi sebentar" kataku setelah duduk ditengah mereka sambil mengusap rambut mereka.

"Mama mau kemana..? Kok kami gak diajak..?" Kata Arya menatapku.

"Sebentar aja kok, nanti setelah mama pulang kita jalan² deh gimana..?" Kataku sambil tersenyum.

"Arsy mau ikut mama..." rengek Arsy sambil memelukku.

"Iya, Arya juga mau ikut" rengek Arya juga memelukku. Hingga aku jadi bingung harus gimana.

"Ya udah deh Aru, mereka ikut aja. tapi nanti mereka nunggu ditaxi sama aku" kata Davina menghampiri kami.

"Emang gak ngerepotin kamu..?" Kataku merasa tidak enak.

"Ngerepotin apaan sih, santai aja kali" katanya tersenyum.

"Makasih ya" kataku juga tersenyum.

"Sama²"

"Ya udah yuk kita berangkat" kataku seraya menatap Arya dan Arsy sambil tersenyum.

"Yeyy" sorak mereka senang.

***********







The FactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang