marah (2)

1 1 0
                                    

Setelah Arsy agak tenang, Arshu lantas membawanya menghampiri Arya yg sedang dikamar mereka.

Tok...tok...tok...

Bertepatan saat Arshu ingin membuka pintu kamar Arya tiba² ada yg mengetuk pintu, hingga membuat Arshu mengurungkan niatnya. Lalu berjalan berbalik untuk membukakan pintu.

"Rakesh..? Ada apa" tanya Arshu yg sedang menggendong Arsy.

"Maaf, boleh aku ketemu Arya..?" Sahut Rakesh canggung.

"Maaf ya Rakesh, jangan sekarang" tolak Arshu seraya mencoba tersenyum tipis.

"Aku cuma ingin bicara bentar.." bujuk Rakesh tidak mau menyerah.

"Oom, kak Alya..." adu Arsy masih menangis.

"Iya sayang nanti kita samperin kak Arya ya. sekali lagi maaf ya Rakesh sekarang aku harus nyamperin Arya" ucap Arshu sambil mengusap punggung Arsy.

"Baiklah klo gitu, maaf..." sahut Rakesh tersenyum kecut lalu kembali masuk kemobilnya dan pergi. Arshu pun kembali menutup pintu lalu bergegas menghampiri Arya.

------------

"Arhan, sebaiknya loe pulang aja, Arshu sama anak² lebih butuh loe sekarang. Biar gue yg coba bujuk Aarti" ucap Rakesh menghampiri Arhan yg sekarang sedang mengobati luka Aarti.

"Baiklah" angguk Arhan lalu beranjak dari duduknya.

"Papa mau kemana..? Pokoknya papa gak boleh pergi..!!!" Cegah Aarti memegang tangan Arhan sembari menggeleng.

"Papa pergi dulu ya sayang..." pamit Arhan yg sebenarnya tidak tega.

"Papa kok pergi trus sih, trus Aarti sama siapa klo papa pergi lagi" protes Aarti cemberut sambil menahan tangisnya.

"Aarti main sama papa aja ya" tawar Rakesh berjongkok didepannya.

"Gak mau, Aarti maunya sama papa..!!!" Sungut Aarti menatap Rakesh kesal.

"Aarti... mama kan udah bilang jangan manja, udah Aarti sama mama, papa aja..!" Tegas Tya.

"Gak mau..!!!" Rengek Aarti kembali menggelengkan kepalanya memelas memegang tangan Arhan.

"Udah Arhan, tinggal aja" tegas Rakesh berbalik menatap Arhan yg masih mematung menatap Aarti.

"Maaf ya sayang..." ucap Arhan dengan penuh kasih sayang mengusap pipi Aarti, lalu melepaskan tangan Aarti dan akhirnya pergi meninggalkan Aarti yg sekarang tengah menangis memanggilnya.

Sebenarnya sejak tadi juga Arhan trus kepikiran Arya dan Arsy, namun seperti biasa dia juga tidak tega meninggalkan Aarti. Karna biar gimana pun dia juga sudah sangat menyayangi Aarti sebagai anaknya, apalagi selama 3 tahun ini dialah yg merawat Aarti.

Disisi lain Arshu juga sekarang sedang berusaha keras menenangkan Arya dan Arsy, meski sebenarnya dirinya sendiri juga sangat terpukul. Bahkan dia sekarang juga bingung harus mengatakan apa lagi untuk bisa membuat Arya mengerti, sebab setiap kali dia mencoba memberikan pengertian ada saja selalu jawaban Arya yg membuatnya jadi semakin kikuh.

"Udahlah mah, mama jangan belain papa trus..." seru Arya seraya memegang tangan Arshu yg sedang menghapus air matanya.

"Bukannya mama belain papa sayang, mama ngerti Arya sekarang marah sama papa. tapi mama gak mau Arya sampai benci sama papa. Papa itukan papa kalian sendiri..." jelas Arshu mencoba sekuat mungkin untuk tenang.

"Tapi Arya gak bisa maafin papa mah, papa udah ninggalin kita dan malah milih orang asing dibandingkan kita..." adu Arya kembali menangis sesenggukan.

"Papa pelgi kalna Alsy nakal ya mah, makanya papa jadi sayang sama dia..." isak Arsy menahan tangisnya.

"Arsy..!!! Arsy itu gak nakal. Yg nakal itu papa" elak Arya berbalik menatap Arsy yg sedang berdiri disampingnya, kemudian memeluknya sambil menepuk² rambut Arsy penuh kasih sayang. Hingga membuat tangis Arsy kembali pecah.

Tok... tok...tok...

Terdengar suara ketukan pintu yg tidak henti² hingga membuat Arshu tidak jadi bicara. Meski merasa terganggu dengan ketukan itu Arshu tetap tidak ingin beranjak untuk membukakan pintunya, karna saat ini ia tidak ingin menerima tamu.

"Biar Arya buka pintunya ya mah.." putus Arya seraya melepaskan pelukannya lalu berjalan menuju tangga.

"Gak usah sayang, biarin aja gak penting" larang Arshu menyusul Arya.

"Tapi mah, gimana klo yg dateng itu ibu, atau Rishi, atau nenek, atau gak om Rakesh... jadi Arya buka aja ya mah.." sahut Arya yg sudah menuruni satu anak tangga berbalik menoleh Arshu.

"Ya udah baiklah" jawab Arshu akhirnya menurut lalu kembali masuk kamar untuk menjemput Arsy yg masih dikamar kemudian menyusul Arya.

"Arshu, aku eh... Arya, maafin papa ya... tadi itu papa gak bermaksud un--" ucap tamu itu yg ternyata adalah Arhan setelah mengetahui yg membukakan pintu adalah Arya. Namun terhenti sebelum kalimatnya selesai karna kedatangan Arshu yg menghampiri mereka.

"Ngapain lagi papa kesini..?" Tanya Arya menatap Arhan marah. Hingga membuat Arhan sangat kaget.

"Arya, yg sopan ngomong sama papa" tegur Arshu.

"Maaf mah, tapi emang benerkan kenapa papa baru datang sekarang..?" Ungkap Arya masih kesal.

"Papa bisa jelasin sayang, tadi itu masalahnya--" bujuk Arhan yg sekarang berjongkok didepan Arya terhenti karna langsung dipotong Arya.

"Arya gak mau lagi ngomong sama papa...!!! Biar Arya aja yg jagain mama sama Arsy, papa mending pergi lagi aja samperin anak it--" marah Arya berapi² sebelum dipotong Arshu.

Arhan yg mendengar itu semua dari mulut anaknya sendiri hanya bisa terpaku ditempatnya dengan tatapan kosong, tidak mempercayai apa yg baru saja ia dengar. Ia sama sekali tidak menyangka klo Arya akan sangat kecewa dengan tindakannya tadi, bahkan sampai bisa mengatakan hal itu padanya.

"Arya, udah cukup..!!! Mama udah bilangkan sama Arya" tegur Arshu memotong perkataan Arya sambil menatap tidak percaya.

"Iya mah... tapi Arya gak mau ngomong sama papa, lagian papa juga harus pergikan" ucap Arya menatap ibunya sendu.

"Baiklah, klo gitu ayo Arya masuk dulu ajak Arsy juga, nanti mama nyusul" Putus Arshu berusaha menahan tangisnya, lalu menurunkan Arsy yg sejak tadi hanya menyaksikan sambil menangis dalam diam.

"Iya mah.." sahut Arya lalu menuntun Arsy masuk kedalam rumah.

"Arhan, aku gak tau harus ngomong apa lagi sama kamu. Tapi aku rasa kamu sebaiknya pergi sekarang... terima kasih untuk semuanya" ucap Arshu berusaha mengendalikan emosinya.

"Tapi Arshu, Arya--"

"Kamu gak perlu khawatir sama Arya atau Arsy, masih ada aku kan. Oh ya satu lagi, tolong hentikan semua ini Arhan..! please..." potong Arshu sebelum akhirnya benar² menutup pintu.

Ia lalu menghapus Air matanya yg berhasil lolos keluar meski sudah berusaha keras untuk menahannya. Baru setelah itu ia kembali menyusul anak²nya yg sedang menunggunya didapur.

******

The FactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang