Tok... tok...tok...
"Iya, masuk" kataku yg sedang mengerjakan pekerjaanku.
"Ini.. ada titipan buat kamu" kata salah satu karyawanku menyerahkan paperbag yg lumayan besar.
"Dari siapa..?" Tanyaku kaget sekaligus bingung.
"Dari Arhan.. baru aja dia pergi, saat ditanya katanya tadi dia buru² makanya gak bisa ngasih ini langsung kekamu" jelasnya.
"Apa..??!! " sahutku kaget.
"Loh, emang kenapa..?" Katanya menatapku bingung.
"Eh, gak papa.. makasih banyak ya" jawabku tersenyum.
"Iya sama², permisi.." ucapnya juga tersenyum.
"Iya" sahutku mengangguk lalu dia pun kembali keluar.
Setelah ku buka ternyata isi paperbag itu adalah lukisan Arya dan Arsy dan secarik kertas yg ada nomer telpon dan ucapan minta maaf.
"Sayang, kalian tunggu bentar disini ya.. jangan kemana², mama tinggal bentar dulu" pamitku kembali memasukkan lukisan itu kedalam paperbagnya lalu buru² beranjak.
"Mama mau kemana..?" Tanya mereka langsung berdiri meninggalkan mainannya untuk menghampiriku yg ingin membuka pintu.
"Bentar aja kok, kalian tunggu disini aja ya" bujukku berbalik seraya mengusap rambut mereka.
"Baiklah" angguk mereka tersenyum.
Aku pun lalu segera keluar mencari Arhan hingga keparkiran.
"Arhan, tunggu..!!" Panggilku mengejarnya yg ingin masuk mobil.
"Arshu.." sahutnya berbalik menatapku.
"Apa²an ini maksudnya..!!! GAK USAH SOK DEH... trus ngapain coba ngasih nomer telpon segala..??? Denger ya kami gak butuh ini semua. Ngerti..!!!" Marahku seraya kembali menyerahkan paperbagnya.
"Bukan seperti itu maksud aku, aku hanya--" sahutnya berusaha menenangkanku namun terhenti.
"Hanya apa..?? Udahlah, sebaiknya kamu urus aja keluarga baru kamu. Gak usah ganggu kami lagi... Aku bisa kok ngurus mereka meski tanpa kamu. Lagipula emang selama ini seperti itukan..??!!" Cecarku memotong perkataannya.
"Maafin aku, tapi itu hanya salah paham, aku bisa jelasin semuanya..." ralatnya menatapku untuk sejenak aku bisa merasakan penderitaan dimatanya namun segera ku tepis.
"Salah paham apalagi sih..?? Bukannya kamu sendirikan yg bilang waktu itu..??!! Jadi gak ada yg perlu dijelaskan lagi..." elakku kesal lalu meninggalkannya.
"Arshu, tolong beri aku waktu sebentar aja... buat jelasin semuanya" pintanya menahan tanganku.
"Maaf... aku gak punya waktu" sahutku melepaskan tangannya lalu kembali masuk toko.
"Maaf ya sayang kalian jadi nunggu kelamaan" ucapku tersenyum menatap mereka setelah menutup pintu ruanganku.
"Gak papa kok mah, emang mama kemana sih tadi..?" Sahut Arsy.
"Gak kemana² kok.." jawabku mengacak rambutnya.
"Yg dimaksud tante tadi itu papa ya mah yg ngasih hadiah itu..? " tanya Arya menatapku penuh harap.
"Eh, i..itu bu..bukan kok, itu tadi salah orang makanya mama balikin hadiahnya" bohongku gugup.
"Gitu ya mah... Arya pikir papa udah pulang.." ucapnya berubah murung.
"Maaf ya, sayang..." kataku sambil mengusap rambutnya merasa bersalah.
"Kenapa mama minta maaf..? Ini bukan salah mama kok" sahutnya kembali tersenyum.
"Makasih ya sayang, kalian slalu ngertiin mama... ya udah ayo sana kalian main lagi. mama mau lanjutin kerja dulu" ucapku tersenyum.
"Ok mama..." angguk mereka lalu melanjutkan bermain.
Ketika aku ingin kembali duduk dimeja kerja, aku melihat secarik kertas dari Arhan tadi. Karna kesal aku lalu meremas kertas itu kemudian melemparnya kesembarang arah.
Setelah itu menelungkupkan kepalaku diatas meja menggunakan kedua tanganku."Apa lagi sih maunya dia...!!! Untuk apa lagi dia datang sekarang... Apa dia masih belum puas..??" Gumamku akhirnya menangis.
"Mama... Mama, kenapa..?" Tanya Arsy dan Arya tiba² berada disampingku.
"Eh, gak papa kok sayang..." jawabku mengangkat wajahku untuk menatap mereka.
"Mama kok nangis..? Mama lagi sedih ya..?" Tanya Arya seraya menghapus air mataku.
"Gak kok sayang, mama cuma kecapean aja" gelengku lalu berjongkok didepan mereka.
"Benelan..???" Tanya Arsy memastikan sambil menatapku khawatir.
"Beneran dong..." kataku tersenyum sambil mengusap rambut mereka.
"Ya udah klo gitu ayo mah, istirahat dulu" ajak Arya.
"Baiklah.. ayo" anggukku lalu kekamar yg ada diruangan ini bersama mereka.
Kami lalu menonton film kartun kesukaan mereka hingga akhirmya ketiduran.
"Astaga...!! udah jam segini" kataku kaget saat terbangun lalu segera membangunkan Arya dan Arsy untuk sholat mahgrib.
"Sayang, kita malam ini nginap disini aja ya...?" Kataku sambil membereskan perlengkapan sholat kami tadi.
"Emang kenapa mah..?" Tanya Arya bingung.
"Gak papa, mama cuma malas aja.. lagiankan ini juga udah malam" jelasku nyengir.
"Oh.. ok deh" katanya tersenyum.
"Makasih ya, klo gitu mama buatin makan malam buat kita dulu ya..?" Pamitku tersenyum.
"Baiklah" ucap mereka mengangguk.
----------
"Loh, kok Arsy keliatan lesu sih... kenapa sayang..?" Tanyaku menatapnya cemas saat kami sedang makan malam.
"Iya nih, daritadi juga diem aja gak ngomong..." sahut Arya.
"Alsy pusing mah.." jawabnya lesu.
"Kok gak bilang daritadi sih, sejak kapan pusingnya sayang..?" Ucapku makin khawatir lalu memeriksa suhu badannya.
"Gak tau mah... pas Alsy bangun tadi udah pusing" jelasnya pelan.
"Ya udah ayo cepat abisin makanannya trus kita minum obat ya..?" Kataku sambil mengusap rambutnya.
"Udahan aja ya mah..? Alsy kenyang" tolaknya seraya mendorong piringnya.
"Kok udahan sih, kan makanannya masih banyak... mama suapin ya..?" Bujukku seraya mengambil piringnya.
"Iya Arsy, kasian makanannya klo dibuang. Nanti dosa loh" ungkap Arya juga ikut membujuk Arsy sambil tersenyum.
"Ya udah deh" angguknya akhirnya setuju.
"Pinter..." pujiku lalu mulai menyuapinya.
"Mah, Alsy mau papa pulang... Alsy juga mau disuapi papa" adunya menatapku penuh harap hingga membuatku mematung.
"Arsy, papa kan lagi kerja.. nanti klo kerjaannya udah selesai papa pasti pulang kok, iyakan mah..?" Kata Arya lalu berbalik menatapku.
"I...iya" anggukku ragu.
"Gitu ya..." kata Arsy murung.
"Maafin mama ya sayang..." ucapku merasa bersalah lalu memeluknya.
"Ini bukan salah mama kok..." geleng Arsy lalu balas memelukku.
"Arya juga mau..." ucap Arya lalu ikut berpelukan.
Setelah itu aku kembali menyuapi Arsy hingga makanannya habis lalu memberikannya obat herbal yg biasa kubuat jika mereka demam, baru setelah itu kami kembali istirahat dikamar yg ada diruangan kerjaku sambil membaca buku.
Tidak berapa lama setelah Arsy tertidur aku dan Arya pun sholat isya, baru setelah itu aku kembali membacakan cerita untuk Arya hingga dia tertidur.
"Maafin mama ya sayang... love you baby.." bisikku lalu mencium kening mereka.
**********

KAMU SEDANG MEMBACA
The Fact
Teen FictionApa jadinya jika setelah dikabarkan meninggal, tiba² setelah 3 tahun dia kembali lagi namun sebagai orang asing. *kelanjutan cerita dari baby Arya* Mohon maaf jika ceritanya tidak jelas atau ada salah kata dan ada kata yg kurang berkenan.