7 hari kemudian.
Saat aku lagi direstoran tiba² ponselku berdering.
🎶🎶📱🎶🎶
"Hai... ada apa" kataku setelah mengangkat video call dari Pankti.
"Arya sama Arsy mana..?" Katanya tersenyum.
"Ini mereka. Arya, Arsy... coba liat ini siapa" kataku lalu menghampiri mereka yg lagi main dilantai.
"Rishi..." kata Arya bersemangat. Begitu juga dengan Arsy.
"Hai..." kata Rishi.
"Rishi kamu lagi main apa..?" Kata Arya.
"Ini..." kata Rishi menunjukan mobilannya.
"Klo kalian lagi apa sayang" kata Pankti.
"Lagi main lego" kata Arya sambil menunjukan mainannya.
"Oh... klo Arsy lagi main apa" kata Pankti lagi.
"Arsy lagi main masak², tapi makanannya gak enak" kata Arya lagi hingga membuat Pankti tertawa.
"Enak aja, ini enak kok... iya kan ma.." kata Arsy cemberut.
"Arya" kataku juga ikut tertawa.
"Hehehe... iya bercanda, makanannya enak kok. Tapi dikit" kata Arya hingga membuat kami makin tertawa.
"Nakal..." kata Arsy semakin cemberut.
"Iya deh maaf ya" kata Arya lalu memeluk Arsy.
"Uuh kalian pinter banget sih" kata Pankti gemas.
"Eh... kamu lagi telponan sama Arshu ya. Arshu... kamu sama anak² apa kabar..?" kata Rohan tersenyum.
"Baik" kataku juga tersenyum.
"Kapan mau kesini...?" Katanya.
"Iya, udah lama loh kamu gak kesini" kata Pankti juga.
"Ya nanti" kataku.
"Kamu itu, masa kesini cuma pas mau lebaran aja. Pokoknya kamu harus kesini secepatnya" kata Pankti cemberut.
"Iya, aku siapin tiketnya ya" kata Rohan antusias.
"Gak usah, makasih... nanti aku beli sendiri aja, lagi pula--" kataku terhenti.
"Lagi pula apa...?" Kata Rohan dan Pankti bingung.
"Arya, ajak Arsy nya main disana gih. mama mau ngomong dulu. Ya..?" Kataku sambil mengusap rambutnya.
"Ok ma... Rishi, ibu, ayah aku main dulu ya...?" Pamit Arya.
"Iya sayang" kata Pankti dan Rohan tersenyum.
"Dah..." kata Rishi sambil melambaikan tangannya.
"Dah..." kata Arya dan Arsy lalu bermain diruang main mereka yg ada diruang kerjaku.
"Arshu, jangan bilang kamu masih nyari Arhan sampai sekarang..?" Kata Rohan menatapku.
"I... iya, tapi Arhan beneran masih hidup. Bahkan sekarang dia ada disini" kataku meyakinkan mereka.
"Oh ya, lalu dimana dia sekarang...? Kemana aja dia selama ini klo memang dia masih hidup kenapa gak pernah kembali..?" kata Rohan.
"Aku juga gak tau"
"Huh... Arshu, ini udah hampir 3tahun... jadi sebaiknya kamu ikhlaskan saja dia, kamu harus melanjutkan hidup... jangan menyiksa dirimu sendiri" katanya prihatin.
"Tapi kali ini Arya sendiri yg bilang"
"Maksud kamu...?" Kata Rohan dan Pankti kompak.
Aku pun lalu menceritakan semua yg dikatakan Arya waktu itu. Setelah mendengarnya mereka tertegun lalu saling pandang.
"Gimana klo itu bukan Arhan...? Mungkin aja kebetulan namanya juga Arhan, karna klo itu Arhan kenapa dia tidak pernah pulang atau menghubungi kita..? Trus yg paling penting kenapa dia malah pergi saat ketemu Arya..? Kenapa gak nunggu kamu sama Arsy..?" kata Rohan.
"Tapi--"
"Pokoknya besok kamu harus pulang kesini, aku akan siapin semuanya" kata Rohan memotong perkataanku.
"Iya Arshu, sebaiknya kamu kembali kesini" kata Pankti.
"Tapi gimana klo Arhan datang kesini..?"
"Klo dia ingin kembali harusnya dia kembali dari dulu, sudahlah jangan mencarinya lagi, pokonya kamu harus kesini besok ya..?" Kata Rohan.
"Baiklah" kataku ragu.
"Ya sudah kumatikan dulu ya telponnya" kata Pankti.
"Ya" kataku lalu dia pun mematikan telponnya.
Setelah melempar ponselku kesofa aku lalu menelungkupan wajahku diatas meja.
Tok... tok... tok....
"Iya, silahkan masuk" kataku sambil menghapus air mataku lalu segera berdiri.
"Halo tante..."
"Hai... Bella, ayo sini sayang" kataku pada anak salah satu pegawaiku yg berusia 7 tahun, dia memang sering ikut ibunya kesini karna tidak ada yg menjaganya.
"Arya sama Arsy dimana tante" katanya menghampiriku.
"Itu mereka lagi main. Arya, Arsy ini ada kak Bella"
"Kakak..." kata mereka seraya berlari kearah kami.
"Tante boleh gak aku ngajak mereka ketaman sama mama..?" kata Bella tersenyum.
"Tentu saja" kataku tersenyum setelah melihat Arya dan Arsy.
"Yeyy... makasih ya ma" kata mereka sambil memelukku.
"Iya, tapi kalian gak boleh nakal ya..." kataku juga memeluk mereka.
"Makasih ya Aru, klo gitu kami pergi dulu" kata ibunya Bella tersenyum.
"Justru aku yg berterima kasih kamu udah mau ngajak mereka, hati² ya..." kataku lalu mencium Arya, Arsy dan Bella setelah mereka salim padaku.
----------
Malam harinya setelah selesai sholat Isya.
"Mama... tadi kami ketemu papanya kak Bella loh ditaman, dia beliin kami es krim" kata Arya yg duduk disamping kananku sedangkan Arsy duduk disamping kiriku.
"Oh ya..." kataku juga tersenyum.
"Iya ma... papanya kan slalu jemput dia tiap sore" kata Arya bersemangat.
"Papanya kak Bella baik loh ma... dia mau nemenin kami main juga, tlus pas Alsy mau jatuh ditolongin sama dia" kata Arsy antusias.
"Trus kalian udah bilang makasih belum..?" Kataku sambil mengusap rambut mereka.
"Udah dong" kata mereka tersenyum.
"Pinter" kataku senang.
"Mama... papa kok gak pulang² sih, padahal papanya kak Bella aja slalu pulang tiap hari, kenapa papa enggak..?" Kata Arya berubah murung.
"Iya ma... Alsy, juga mau main sama papa" kata Arsy menatapku.
"Sabar ya sayang, kerjaan papakan jauh... jadi gak bisa pulang tiap hari kaya papanya kak Bella" kataku berusaha terlihat baik² saja.
"Baiklah" Kata Arya sedih.
"Tapi besok kita akan kerumah Rishi loh" kataku mengalihkan pembicaraan.
"Beneran ma...?" kata Arya senang.
"Iya"
"Yeyy..." kata mereka senang.
"Ya udah kita tidur sekarang yuk"
"Yahh..." kata mereka cemberut.
"Kok cemberut sih, mau didongengin gak"
"Mau..." kata mereka antusias.
"Ya udah klo gitu ayo berbaring" kataku tersenyum.
Mereka pun lalu berbaring dikasur sedangkan aku berada ditengah² mereka dan mulai bercerita sampai mereka tertidur.
"Maafin mama ya sayang..." bisikku sambil menangis dalam diam agar mereka tidak sampai terbangun lalu mencium kening mereka bergantian.
**********
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fact
Teen FictionApa jadinya jika setelah dikabarkan meninggal, tiba² setelah 3 tahun dia kembali lagi namun sebagai orang asing. *kelanjutan cerita dari baby Arya* Mohon maaf jika ceritanya tidak jelas atau ada salah kata dan ada kata yg kurang berkenan.