nenek

3 0 0
                                    


3 hari kemudian.

"Pankti, Arshu, kita kerumah nenek yuk" ajak Ibu.

"Harus banget ya bu..?" Sahutku keberatan.

"Iya, lagipula ngapain sih kita disana..?" Tanya Pankti juga enggan.

"Kok kalian ngomong gitu sih, biar gimana juga kan itu keluarga ibu..." jelas ibu berubah murung.

"Tapikan mereka aja gak nganggap kita sebagai keluarga bu..." sahut Pankti seraya memegang tangan ibu.

"Iya, bu... daripada ujung² jadi masalah lagi, mending kita gak usah kesana sekalian.." sambungku juga memegang tangan ibu.

"Tapi biar bagaimana pun ibu juga kangen sama mereka. Kita juga udah lama gak ketemu..." ucap ibu mencoba membujuk kami.

"Iya, sebaiknya kita kesana aja" kata Rohan tiba² muncul.

"Hmm... baiklah" anggukku dan Pankti akhirnya setuju.

"Gitu dong" sahut Rohan tersenyum puas.

"Makasih ya..." ucap ibu senang.

"Ya udah kami bilang sama ibu dulu" pamit Pankti lalu mengajakku menemui ibu yg sedang menemani anak² tidur dimamarnya.

"Eh kalian, ada apa..? Ayo masuk" sapa ibu Rohan tersenyum begitu melihat kami.

"Ini bu, kami mau kerumah nenek nanti. Gak papa kan..?" Jelas Pankti seraya duduk disamping ibu.

"Tentu saja..." sahutnya tersenyum.

"Makasih ya bu" kataku dan Pankti ikut tersenyum.

"Iya..." angguknya sambil mengusap rambut kami.

------------

Sore harinya saat sampai disana.

"Kalian...? ngapain kalian kesini..?" Sapa nenek enggan.

"Bu, gimana kabar kalian..?" Ucap ibu lalu memeluk nenek.

"Baik.." jawabnya singkat lalu mempersilahkan kami masuk.

"Arshu..? Ngapain kamu kesini lagi..?" Kata Kanya kaget melihat keberadaanku disana lalu menarikku kedapur.

"Denger ya.. hidup aku udah sangat bahagia sekarang. Awas aja kamu berani ngasih tau yg sebenarnya tentang Arya pada yg lainnya... terutama sama suamiku" kata Kanya takut.

"Kamu ngomong apa sih..? Kamu lupa klo Arya itu adalah anakku, dia gak ada hubungannya sama sekali sama kamu. Jadi untuk apa kamu takut..? jangan pernah mengatakan hal konyol ini lagi" sahutku tidak suka.

"Ada apa..? Kenapa kalian bicara disini..?" Kata suami Kanya tiba² muncul menatap kami bingung.

"Gak ada apa² kok" jawab Kanya gugup.

"Hai... kamu sepupunya Kanya kan..? Oh ya, suami kamu mana..? Kok gak ikut kesini sih.." kata suami Kanya menatapku dari atas sampai bawah.

"Permisi..." kataku risih lalu meninggalkan mereka.

"Nah.. itu mamanya dateng, emang kamu dari mana Arshu..? ini mereka nyariin kamu tadi" ucap Rohan tersenyum begitu melihatku.

"Dari dapur kak. Maaf ya sayang tadi mama gak bilang" jelasku sambil mengusap rambut Arya dan Arsy lalu duduk disamping Pankti.

"Tadi Kanya ngomong apa sih..? Sampai narik kamu pergi segala" bisik Pankti.

"Gak tau tuh... gak jelas banget, ngapain coba dia wanti² aku agar gak bilang ke siapa pun tentang Arya" bisikku.

"Gak tau malu banget sih tuh orang" bisik Pankti kesal.

"Iya, oh ya kita kapan pulang.." bisikku sudah tidak betah tinggal disini.

"Kata ibu sih kita akan buka puasa disini dulu, baru setelah itu pulang" bisik Pankti.

"Oh"

Setelah hampir waktunya berbuka Pankti dan Rohan pergi untuk membeli makanan agar tidak merepotkan nenek dan yg lainnya. Sedangkan aku dan ibu  menyiapkan meja makan bersama anak², karna ayah sedang keluar ada keperluan mendesak.

PRAANGKKK...

"Astaga...!!! Kamu ini gimana sih, sampai pecah gini... dasar manja masa gini aja gak bisa..." marah suami Kanya karna Arya tidak sengaja memecahkan gelas didepannya.

"Maaf om, Arya gak sengaja..." jelas Arya menunduk karna takut.

"Gak sengaja kamu bilang..? Klo sampai tadi keinjek gimana..? Kamu mau tanggung jawab..!!! Wajar aja sih kamukan gak punya ayah... makanya gak tau sopan santun..." teriak suami Kanya berapi² hingga membuat semua orang kaget bahkan Rishi dan Arsy ingin menangis melihat Arya diteriaki seperti itu.

PLAKKKK....

"JANGAN KURANG AJAR YA..!!! Berani sekali kamu bicara seperti itu...!!! Diakan gak sengaja, lagipula dia udah minta maaf" marahku sudah tidak tahan lagi setelah menampar pipinya.

"Arya gak papa kan sayang..? Udah gak papa, Arya gak perlu takut lagi ya sayang..? sekarang Arya ajak Arsy sama Rishi main dihalaman ya sayang..? Bentar lagi ibu sama ayah juga dateng kok" kataku menenangkannya seraya berjongkok didepannya sambil mengusap rambutnya. Dia hanya
mengangguk lalu pergi bersama Rishi dan Arsy.

"Arshu..!!! Berani sekali kamu nampar suamiku, kamu pikir kamu itu siapa hah..??? Lagian emang benerkan dia itu gak punya ayah, kenapa kamu marah.." marah Kanya yg baru datang lalu balik menamparku.

Plakkk...

"Tutup mulut kamu..!!! Kalian gak berhak ngomong apapun tentang anak² ku. Ngerti..!!!" Kataku balik ingin menamparnya tapi ditahan oleh nenek.

"Dasar gak tau diri..!!! Kamu pikir kamu itu siapa hah..??? Berani²nya mau nampar cucuku" teriak nenek.

"Bu, kenapa ibu bicara seperti itu..? Arshu itu jugakan cucu ibu" ralat ibu menghampiriku.

"Cucu..? Jangan mimpi ya..!! Sampai kapan pun aku gak akan bisa nganggap kalian ini keluarga. Kamu lupa..? Kamu itu cuma anak pungut..!!" Ungkap nenek kesal.

"Apa..??!!" Kataku dan Pankti yg baru datang kaget.

"Kenapa..? Kalian gak tau ya..? Kasian...!!!" Ejek Kanya menyeringai.

"Bu, kenapa ibu mengatakan hal itu lagi..? Bukannya kita udah sepakat klo kita ini masih tetap keluarga Meski tidak ada hubungan darah.." elak ibu sambil menangis.

"Terserah kamu mau bilang apa..." kata nenek lalu pergi tanpa rasa bersalah.

"Ayo bu, kita pulang aja" ajak Pankti lalu nenuntun ibu. Setelah itu kami pun lalu kembali kerumah ibu Rohan.

***********


The FactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang