05.30 PM.Sejak 30 menit yg lalu pesta ultahnya sudah dimulai dengan sederhana, yg datang pun cuma beberapa anak saja.
Saat anak² yg lainnya asik bermain dengan badut, Arya dan Arsy malah terlihat murung sambil melihat kesekeliling mereka. Lalu kemudian menghampiriku.
"Loh, kalian kok kesini sih..? Bukannya kalian suka main sama badut...?" Kataku seraya berjongkok didepan mereka.
"Mah... hari ini, papa juga gak bisa dateng ya..?" Tanya Arsy murung.
"Iya mah... kok papa gak pernah pulang sih, bahkan saat hari ulang tahun kami pun dia gak pernah dateng. papa gak sayang ya sama kami..?" kata Arya sedih.
"Hush.. gak boleh ngomong gitu, siapa bilang papa gak sayang sama kalian..? Papa justru sayang... banget sama kalian, makanya papa kerja keras buat kita" kataku berusaha tersenyum sambil mengusap rambut mereka.
"Gitu ya..." kata Arya menunduk.
"Tlus kapan papa datengnya dong..? Alsy pengen banget ketemu papa..." Tanya Arsy cemberut.
"Arya juga kangen banget sama papa, gak bisa ya papa datengnya hari ini juga. Sehari aja juga gak papa kok" kata Arya kembali menatapku.
"Sabar ya sayang... papa juga pasti kangen baget sama kalian. oh iya papa ngirimin hadiah loh buat kalian, Ini..." kataku seraya menyerahkan kado yg berisi liontin dan jam saku yg ada foto Arhannya.
"Andai aja papa sendiri yg ngasih hadiahnya..." kata Arya tersenyum tipis lalu menyimpan jam itu disaku celananya.
"Makanya kalian harus slalu berdoa biar papa bisa cepat pulang..." kataku berusaha agar tidak sampai menangis didepan mereka.
"Kami slalu doa kok supaya papa cepat pulang" kata Arsy saat aku sedang memasangkan liontinnya.
"Klo gitu pasti gak lama lagi papa kalian akan pulang" kata Rakesh dari belakangku.
"Oom...!!! akhirnya om datang juga" sorak mereka lalu menghampiri Rakesh.
"Tentu saja om datang inikan ultahnya Arsy, maaf ya om terlambat" kata Rakesh lalu menyerahkan boneka yg ia bawa.
"Boneka lagi...? Alsykan udah punya banyak boneka.." kata Arsy setelah mengambil boneka itu.
"Arsy..." tegurku.
"Hehehe.... maaf ya om, Alsy udah gak sopan" kata Arsy tersenyum.
"Arsy gak suka ya... sama bonekanya..?" Kata Rakesh.
"Suka kok, cuma boneka dilumah Alsy kan udah banyak, kata mama yg bellebihan itu gak baik" kata Arsy menjelaskan.
"Oh... pinternya" kata Rakesh sambil mengacak rambut Arsy.
"Oh iya hampir aja lupa, ini buat Arya" kata Rakesh lalu memberikan lego untuk Arya.
"Wah... makasih ya om" kata Arya senang."Iya, sama²... ya udah yuk kita main sama om badutnya" katanya lalu menuntun Arya dan Arsy berjalan kearah badut.
_________________________________________
Arhan.
Pukul. 07.00 pm.
"Arhan,pokoknya besok kita harus pergi dari kota ini... kemana kek yg penting jangan disini ya...?" Rengek Tya sambil menggoyangkan lenganku.
"Kenapa sih kita harus pindah² trus..? Emang kamu gak capek..?" Kataku yg sedang mengemudi.
"Ya mau gimana lagi..? Arishfa kan udah tau klo kita ada disini... dia pasti akan ganggu kita trus, emang kamu mau hidup aku sama Aarti jadi gak tenang" katanya cemas.
"Ya baiklah, esok kita akan pergi" kataku sambil mengusap rambutnya untuk menenangkannya.
"Beneran..?? Makasih ya... oh ya kita sekarang mau kemana..?" Katanya tersenyum.
"Ketaman Cattleya" kataku singkat.
"Ngapain..?" Katanya bingung.
"Entahlah, pengen aja..."
"Apaan sih, mendingan kita keMall aja" katanya cemberut.
"Bukannya baru beberapa hari yg lalu kita kemall" kataku malas karna dia slalu saja ingin berbelanja.
"Ya itukan kemarin..." katanya memutar matanya malas.
"Tya..." kataku menatapnya sebentar lalu kembali fokus kearah jalanan.
"Iya deh"
Sesampainya disana Tya langsung duduk sambil memainkan ponselnya.
"Ayo sayang kita keliling² taman" ajakku pada Aarti.
"Ayo" katanya bersemangat lalu berlari mendahuluiku.
"Aarti, berhenti" teriakku seraya mengejarnya agar tidak kedanau.
Saat aku ingin mengejar Aarti tiba² ada anak kecil yg seumuran dengan Aarti juga berlari menuju kearah danau.
"Arsy, jangan lari kesitu..." teriak seorang pria yg membuatku refleks berhenti dan menoleh kebelakang. Tidak jauh dibelakang pria itu juga ada perempuan yg juga berlari.
"ARHAN...!!!" teriak Tya dan perempuan itu sambil menunjuk kearah danau, aku pun lalu berbalik dan ternyata Aarti dan anak kecil itu sudah berada ditepi danau.
Entah kenapa aku malah justru berlari untuk menangkap anak kecil itu. Tapi saat aku ingin meraih anak itu, Tya kembali berteriak.
"Arhan... AARTI..!!" teriak Tya hingga membuatku meninggalkan anak itu dan beralih menangkap Aarti, hingga anak kecil itu tercebur.
"ARSY..." pekik perempuan itu yg ternyata adalah Arishfa.
Setelah menjauhkan Aarti dari danau aku lalu berniat ingin bercebur untuk menyelamatkan anak itu, tapi sudah terlambat, karna pria itu yg sudah terlebih dahulu menolongnya.
Ketika diangkat anak itu terlihat sangat lemas. Entah kenapa aku tertarik ingin menghampirinya, tapi saat aku ingin memegang anak itu Arishfa membalikan tubuhku dan...
PLAKKK....
"Keterlaluan.... bisa² nya kamu lebih memilih untuk menolong anak orang dari pada anak--" katanya sampai gemetaran setelah menampar pipiku.
"Berani² nya kamu mengatakan hal buruk tentang Aarti, dengernya Aarti itu ANAKKU... lagian kenapa kamu jadi marah sama aku..? Suruh dong AYAH DARI ANAK KAMU itu yg nolong, kenapa malah nyuruh aku... ya jelaslah aku lebih milih nyelamatin anakku duluan dari pada ANAK ORANG yg gak jelas asal usulnya" kataku terpancing emosi karna setiap melihatnya aku trus teringat apa yg dikatakan Tya tentangnya.
"Apa kamu bilang...? Anak gak jelas..?" Katanya menatapku kaget sampai meneteskan air matanya.
********
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fact
Teen FictionApa jadinya jika setelah dikabarkan meninggal, tiba² setelah 3 tahun dia kembali lagi namun sebagai orang asing. *kelanjutan cerita dari baby Arya* Mohon maaf jika ceritanya tidak jelas atau ada salah kata dan ada kata yg kurang berkenan.