Seperti pagi biasanya kini Arshu dan kedua anaknya tengah menikmati sarapan bersama sebelum Arya kesekolah.Tapi kali ini dimeja makan yg biasanya slalu ramai dengan percakapan² kecil mereka, kini hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yg mereka gunakan. Arshu yg masih kalut dengan perasaannya hanya bisa menatap Arya dan Arsy bergantian, dia tidak suka dengan situasi ini, namun dia juga tidak bisa memikirkan apa yg harus dia katakan sekarang untuk memecah keheningan itu.
Entah itu Arya atau Arsy mereka berdua hanya menikmati sarapan mereka sambil tertunduk, tenggelam dalam pikiran masing². Sampai akhirnya Arya memberanikan diri untuk bertanya pada Arshu mengenai Aarti yg mengganggu pikirannya.
"Mama, marah sama Aarti..?" tanya Arya menoleh menatap Arshu yg kini membeku begitu mendengar kalimat yg dilontarkan Arya.
Tidak hanya pada Arshu, pertanyaan Arya barusan juga berhasil menarik perhatian Arsy yg langsung menatapnya dan Arshu bingung, padahal tadi dia tengah tenggelam mengingat pertikaian kedua orang tuanya.
"Kenapa Arya bicara seperti itu..? Untuk apa mama marah pada Aarti..?" kilah Arshu menatap Arya dalam.
"Kema-rin, mama.. marah sama papa karna Aarti kan..? ja-di Arya pikir mama ma-rah sama Aarti.." jelas Arya dengan hati² karna dia tidak ingin mamanya marah lagi seperti kemarin.
Belum sempat Arshu menjawadnya Arya terlebih dulu turun dari kursinya dan menghampirinya.
"Mah, Aarti gak salah ... kemarin itu, Arya yg udah ngeledekin Aarti, sampai buat Aarti marah dan melempar bolanya dengan kuat.." tutur Arya merasa bersalah sembari memegang tangan kiri Arshu.
Arshu yg memang sudah berkaca² pun tidak kuasa lagi menahan tangisnya didepan Arya.
"Sayang, dengerin mama ... mama sedikit pun tidak marah sama Aarti..! Mama marah sama papa itu karna lain hal" papar Arshu ditengah tangisnya sambil mengusap tangan kecil Arya dengan tangan kanannya.
"Jadi mama gak marah sama Aarti..???" tanya Arya kembali memastikan karna dia kemarin sempat melihat Aarti yg meringsut ketakutan bersembunyi dibalik Arhan, hingga membuatnya merasa tidak enak dengan Aarti.
"Tentu saja" angguk Arshu pasti mengusap pipi Arya dengan lembut.
Lalu sebelum kembali melanjutkan kalimatnya Arshu mengusap kedua pipinya dari sisa² air matanya.
"Justru sekarang, mama berpikir mau ngasih macaron buat Aarti, kemarin kan dia pergi sebelum sempat mama bikinin macaron" papar Arshu dengan senyum yg mengembang diwajahnya.
Melihat itu Arya dan Arsy juga ikut tersenyum, lalu ingatan mereka kembali pada brownies lumer mereka yg juga belum dibuat, dan membuat mereka saling pandang dengan mata berbinar seolah tau isi pikiran satu sama lain.
"Sama kue coklat juga mah..!" sorak Arsy mewakili Arya yg manggut² dengan antusias.
"Iya, kita bikin brownies lumer juga buat kalian.." angguk Arshu mengusap kepala mereka berdua gemas.
"Tapi nanti, setelah kak Arya pulang sekolah ya..? Kita bikin sama²..!" lanjut Arshu yg merubah raut wajah mereka berdua jadi lesu, namun tetap menuruti kata mamanya.
.
.
.Seperti yg telah dijanjikan, begitu Arya selesai mengganti seragamnya, mereka berdua langsung menarik kedua tangan Arshu menuju kedapur sambil berlari karna sudah tidak sabar lagi.
Ya, hari ini Arshu memang tidak pergi ketokonya, ia hanya mengurus pekerjaannya dari rumah saja selagi Arya sekolah tadi, karna dia masih takut dengan dapur ditoko kuenya.
Kue pertama yg mereka buat adalah brownies lumer terlebih dulu, baru setelah itu dilanjutkan dengan membuat macaron Aarti. Sembari menunggu macaronnya didalam oven mereka menyibukkan diri dengan menghias kue mereka masing² dengan dibantu Arshu.
"Eumm.. enuak banunget mah..!" komentar Arya dan Arsy tidak jelas karna mulut mereka masih penuh dengan browniesnya dan jangan lupakan juga disekitaran bibir mereka yg belepotan dengan saus coklatnya.
Melihat itu Arshu yg sedang mengisi krim ke macaronnya Aarti menggelengkan kepalanya sambil terkekeh, lalu melepaskan sarung tangan plastiknya karna sudah tidak tahan lagi melihat tingkah anaknya.
"Coba sini mama cicipin juga..!" godanya seraya berjongkok dihadapan mereka untuk membersihkan mulut mereka dengan jarinya lalu menyicipi sisa² coklat itu.
"Iya ya, enak.. pantesan kalian makannya sampai belepotan gini..!" lanjutnya yg membuat Arya dan Arsy tertawa malu.
Arya dan Arsy yg ingin kembali mengambil potongan brownies itu segera dihentikan Arshu, dan diganti dengan semangkuk ayam makhani.
"Kita makan siang dulu ya sayang, baru setelah itu kalian boleh makan brownies sepuasnya..!" jelas Arshu dengan senyumannya kini tengah sibuk meletakan hidangan lainnya dimeja.
"Hehehe ok, mama..!" sahut mereka lalu berlari untuk cuci tangan.
Begitu kembali kemeja makan, Arya pun langsung memimpin doa karna didepan mereka telah tersedia sepiring makan siang untuk mereka masing², begitu juga dengan Arshu yg kini telah duduk di antara kursi mereka.
"Sekarang kalian boleh makan brownies nya, mama mau beresin semua ini dulu ya..? Baru setelah itu kita nganterin macaronnya Aarti..!" seru Arshu mengembalikan piring brownies mereka setelah makanan mereka habis.
"Mama gak mau kami bantuin..?" tawar Arya.
"Gak usah, kalian makan aja yg banyak..!" tolak Arshu melempar senyum tipisnya.
"tlus kapan mama makan kue nya..?" sela Arsy cemberut.
"Iya, mama akan makan nanti begitu selesai cuci piring, udah ayo kalian makan, tadi katanya mau kue.." sahut Arshu mengusap puncak kepala Arsy gemas lalu meninggalkan mereka untuk memcuci piring.
Tanpa sepengetahuan Arshu, ketika mereka sedang asik melahap kuenya tiba² Arsy teringat dengan Arhan, yg membuatnya tidak jadi kembali menyuap kuenya.
Arya yg menyadari perubahan Arsy pun mengerutkan keningnya lalu bertanya. "Arsy kenapa..?"
"Alsy mau papa juga makan kue nya ... papa pasti suka..!" terang Arsy menatap Arya murung.
Mendengarnya Arya juga membenarkan hal itu yg membuatnya ikut murung, untuk sesaat dia terdiam mencoba memikirkan cara agar Arhan juga bisa makan kue itu. Hingga terbersitlah sebuat ide dikepalanya yg membuatnya kembali tersenyum senang, lalu mendekati Arsy untuk membagi ide itu dengan berbisik agar Arshu tidak mendengarnya.
Tidak berselang lama Arshu kembali menghampiri mereka dan duduk ditempatnya, yg membuat Arsy dan Arya yg tadinya cekikikan jadi terlonjak kaget dan tegang dengan kehadiran Arshu yg tiba².
"Kalian kenapa..?" tanya Arshu yg menyadari perubahan anaknya.
Arsy yg ditatap menjadi semakin salah tingkah dan nyengir tidak karuan agar tidak ketahuan, yg malah membuat Arshu menjadi semakin menatap mereka berdua curiga.
"Ah itu, mah.. hehehe gak papa" racau Arya cengengesan tak kalah gugupnya dengan Arsy karna mereka tidak ingin mama mereka jadi marah atau sedih lagi klo mengetahuinya, jadi terpaksa mereka melakukan hal seperti ini.
"Yakin..?" selidik Arshu tahu jika anak² nya kini tengah menyembunyikan sesuatu darinya.
"Iya" jawab mereka berdua kompak yg ditanggapi Arshu dengan anggukan saja.
******

KAMU SEDANG MEMBACA
The Fact
Teen FictionApa jadinya jika setelah dikabarkan meninggal, tiba² setelah 3 tahun dia kembali lagi namun sebagai orang asing. *kelanjutan cerita dari baby Arya* Mohon maaf jika ceritanya tidak jelas atau ada salah kata dan ada kata yg kurang berkenan.