tamu tak diundang

4 1 0
                                    

"Sayang kalian ambil mainan dulu gih" perintahku setelah Rakesh pergi.

"Ok mama" seru mereka lalu pergi mengambil mainannya.

"Kamu ngapain lagi kesini hah..?? Belum puas nyakitin mereka..?" Sentakku menatapnya kesal.

"Apa maksud kamu.. kok kamu ngomong gitu sih..? Untuk apa aku nyakitin anak aku sendiri..?" Elaknya menatapku bingung seolah² dia tidak bersalah.

"Cukup ya Arhan..!!! Aku udah muak denger kamu ngomong klo mereka itu anak² kamu. Sejak kapan hah...??? Klo emang kamu nganggap mereka itu anak kamu kemana aja kamu selama ini..?!! Baru inget klo kamu punya anak..??! Enak banget ya jadi kamu...  bisa datang dan pergi seenak jidat. Kamu bisa gak sih mikirin perasaan mereka sedikit... aja, mereka itu masih terlalu kecil kamu ngerti gak sih" marahku menarik kerah bajunya dan berusaha menahan air mata agar tidak menangis didepannya lagi.

"Ya aku tau aku salah, tolong maafin aku, tap--"

"Tapi apa lagi hah..?? Kamu tau gak sih gimana kecewanya mereka tadi..? Tolong Arhan... jangan mempermainkan perasaan Arya dan Arsy lagi, aku gak mau liat mereka trus menerus sedih karna kamu" potongku yg akhirnya menangis.

"Arshu.. aku bener²--" ucapnya seraya memegang tanganku.

"Mama, mama kenapa pah..? Kok nangis" tanya Arya dan Arsy langsung menjatuhkan mainan yg dibawanya lalu berlari kearahku.

"Ah, gak papa kok sayang" jawabku langsung menghapus air mataku lalu berjongkok didepan mereka.

"Mama sakit lagi ya kepalanya..?" Tanya Arsy mengusap pipiku.

"Arshu, kamu lagi sakit ya" sambung Arhan kaget.

"Nggak" sahutku menoleh kearahnya tidak suka.

"Mama, kan mama sendiri yg bilang gak boleh bohong. Mama emang lagi sakit kepala kok pah" jelas Arya lalu beralih menatap Arhan.

"Arya, udah... mama gak papa kok" selaku mengusap rambutnya.

"Trus, kenapa mama tadi nangis..?" Tanya Arya seraya menghapus sisa air mataku.

"Arya, kotak obat disini dimana sayang..?" Tanya Arhan menyela membicaraan kami.

"Itu disana, emang buat apa pah..?" Jawab Arya bingung.

"Buat ngambil obat mama, mama belum minum obat kan..?" Ungkapnya seraya mengambil kotak obat yg ditunjuk Arya.

"Apaan sih, aku bisa sendiri ya" elakku tidak suka.

"Mama gak boleh gitu..." tegur Arsy cemberut.

"Iya mah, mama harus minum obatnya biar cepat sembuh. Tapi kok papa bisa tau mama belum minum obat..?" Sambung Arya tersenyum.

"Iya papa siapa dulu dong..." sahutnya tersenyum bangga lalu menyerahkan obat anemia padaku.

"Papa kami dong" sorak  mereka kompak.

"Ayo diminum" perintahnya seraya menyerahkan segelas air putih.

"Aku kan udah bilang, aku bisa sendiri" tolakku menepis tangannya.

"Mama..." tegur Arya dan Arsy menatapku.

"Huh... baiklah, mama akan minum" ucapku menghela nafas lalu terpaksa mengambil obat itu.

"Gitu dong, makanya kamu itu gak boleh sampai kecapean" ucap Arhan tersenyum puas.

"Ya sudah klo gitu kamu jaga anak². Aku mau istirahat" perintahku datar.

"Apa..??" Serunya terlonjak kaget.

"Gak papakan sayang, kalian mainnya sama papa aja. Mama mau tidur dulu" izinku beralih menatap Arya dan Arsy, tidak mempedulikan Arhan yg sekarang masih ternganga.

The FactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang