pergi lagi

4 1 0
                                    

"Pah, kita jalan² yuk... kamikan gak pernah jalan² sama papa" rengek Arsy.

"Nggak boleh..!!" Tolakku menghampiri mereka.

"Mama..? Emang kenapa mah..? Kok gak boleh" protes Arya berbalik menatapku.

"Iya, kenapa gak boleh..?" Tanya Arhan juga menatapku.

"Karna hari ini kita akan buat kue sama²" ungkapku tersenyum sambil mengusap rambut Arya.

"Tapikan kita belum pernah jalan² sama papa... jadi kita jalan² aja ya mah...?" Rengek Arsy.

"Arsy, mama kan udah bilang sama Arsy klo kata mama gak boleh... berarti itu artinya gak baik, jadi Arsy nurut ya sama mama.." jelasku sambil memegang tangannya.

"Tapi mah..." bantahnya cemberut.

"Arsy, udah...!!! Arsy mau mama marah kaya kemarin lagi..?" Tegasku memperingatinya.

"Enggak.." katanya menggeleng pelan.

"Gitu dong... ya udah yuk Arsy, Arya pakai dulu celemeknya" ucapku tersenyum.

"Baiklah..." sahut mereka tersenyum lalu lari untuk mengambil celemek mereka.

"Hati²..." ucapku seraya ingin mengejar mereka.

"Arshu, tunggu..." panggil Arhan menahanku.

"Ada apa lagi sih..?" Sahutku kesal.

"Kenapa sih mereka gak boleh jalan sama aku...?" Tanyanya menatapku tidak suka.

"Karna aku gak suka" jawabku jengah.

"Kenapa..?" Tanyanya lagi terlihat bingung.

"Huh... karna aku gak mau mereka bergantung sama kamu" jelasku setelah menghela napas panjang.

"Loh emang kenapa..? Aku kan ayah mereka jadi apa masalahnya klo mereka bergantung sama aku.." bantahnya mengerutkan kening.

"Apa kamu bilang..?? Yg bener aja, kamu pikir kamu itu siapa hah..?? Kemana aja kamu selama ini klo emang bener kamu itu AYAH mereka..!!! Dasar gak tau malu" protesku lalu meninggalkannya.

"Mah, coba liat deh... ini Arya sendiri loh yg memakainya. Bener gak..?" Tunjuk Arya menunjukan celemek dan topi koki yg sudah dikenakannya.

"Bagus..." pujiku tersenyum senang.

"Ini kak Alya juga loh mah yg masangin ke Alsy" puji Arsy juga menunjukan celemek dan topinya.

"Wah hebat banget anak mama" sahutku takjub.

"Iya dong... ayo sini mah, biar Arya yg masangin celemeknya" ucapnya lalu naik kekursi agar bisa memasangkan celemek untukku.

"Wah... makasih ya sayang" pujiku setelah dia selesai.

"Sini mah, Alsy juga mau masangin topi mama" ucap Arsy antusias.

"Ok" anggukku lalu berjongkok dihadapannya.

"Udah selesai... bagus gak mah..?" Ucapnya bersemangat.

"Wah bagus banget... makasih ya sayang" pujiku tersenyum.

"Sama² mama" katanya senang.

"Papa..? Ayo sini pakai celemek juga" panggil Arya lalu menarik Arhan yg entah sejak kapan sudah berdiri diambang pintu dapur.

"Ah iya.." sahut Arhan sambil tersenyum.

"Sini pah, Alsy pasangkan topinya" ucap Arsy bersemangat.

"Ok" angguk Arhan tersenyum lalu juga berjongkok didepan Arsy jadi aku segera berdiri menjauh.

"Wah... makasih ya sayang" ucap Arhan sambil mencubit hidung Arsy gemas setelah Arsy selesai memakaikannya topi.

"Ayo mah, pakaikan celemeknya ke papa" pinta Arya tersenyum antusias sambil menarik tanganku.

"Kok mama sih, papa kan bisa pasang sendiri" tolakku halus sambil mengusap rambutnya.

"Iya sih, tapi Arya maunya mama yg masangin kepapa..." elak Arya.

"Iya mah, ayo Alsy juga mau liat mama masangin celemek ini ke papa" bujuk Arsy juga.

"Ya udah deh, ayo cepat sini" sahutku lalu terpaksa memasangkan celemek ke Arhan.

"Makasih ya" ucap Arhan.

"Ayo sayang kita mulai masaknya" ucapku tidak mempedulikannya lalu segera menyiapkan peralatan yg akan kami gunakan.

"Ok mama, ayo pah.." sorak mereka senang.

🎶🎶📱🎶🎶

"Tunggu bentar ya sayang" izin Arhan lalu agak menjauh untuk menjawab telponnya.

"Iya ada apa..?" Kata Arhan datar.

"....."

"Eh... sayang ada apa..?" Kata Arhan berubah manis.

"...."

"Baiklah, tunggu bentar ya sayang. Sekarang papa lagi sibuk" kata Arhan seraya berbalik menatap Arya dan Arsy yg sekarang juga sedang menatapnya bingung.

"...."

"Ya udah baiklah papa kesana sekarang juga" kata Arhan.

"...."

"Iya, dah..." kata Arhan lalu memutuskan telponnya kemudian melepaskan topi dan celemeknya.

"Itu siapa pah..?" Selidik Arya menatap Arhan bingung.

"I...itu hm.. sayang, sekarang papa harus pergi dulu ya..? Nanti papa kembali lagi. ok..?" Sahut Arhan gelagapan.

"Loh emang papa mau kemana..? Kitakan mau bikin kue sama².." protes Arsy cemberut.

"Hmm... maaf ya sayang, papa gak bisa sekarang" ucap Arhan sambil mengusap rambut Arsy.

"Tapikan pah, papa baru kembali masa mau pergi lagi..? Kali ini sampai kapan..? Emang kenapa sih pah, papa mau kemana..? Papa gak sayang ya sama kami..?" Cecar Arya menatap Arhan kesal.

"Arya...!! Apa gitu caranya ngomong sama papa..?" Tegurku.

"Maafin Arya ya pah" ralat Arya seraya menunduk.

"Papa yg harusnya minta maaf, maafin papa ya sayang... tapi sekarang papa emang harus pergi, bukan karna papa gak sayang sama kalian tapi karna ini memang benar²-"

"Udah kamu pergi aja, biar aku yg jelasin ke mereka" selaku memotong perkataannya.

"Makasih ya, sekali lagi maaf ya sayang... papa pergi dulu" ucapnya lalu mencium kening Arya dan Arsy baru setelah itu buru² pergi.

"Udah gak usah sedih gitu dong... kan kita masih bisa buat kuenya sama mama" ucapku berusaha menghibur mereka.

"Sebenarnya yg ditelpon papa tadi itu siapa sih mah..? Kok papa manggil dia sayang..? Trus dia juga kayanya manggil papa ke papa, apa papa udah punya anak lagi selain kami..? Makanya papa gak sayang sama kita" tanya Arya menatapku.

"Hush... gak baik ah ngomong gitu, siapa bilang papa gak sayang sama kalian..? Papa sayang kok sama kalian, papa pergi itu berarti karna emang ada keperluan yg sangat mendesak bukan karna gak sayang sama kalian. Jadi jangan berpikir gitu ya..?" Elakku lalu memeluknya.

"Baiklah, maafin Arya ya mah.." ucapnya sambil mengusap punggungku.

"Maafin Alsy juga ya mah..? Tadi Alsy ngelawan mama" sambung Arsy juga memelukku.

"Tentu aja sayang" sahutku juga memeluknya.

**********

The FactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang