Maaf baru bisa up sekarang...🙏🙏🙏
Dan terima kasih udah membaca cerita ini...😆Arhan.
"Sebaiknya sekarang kamu pulang" perintahnya datar lalu mendahuluiku keluar kamar setelah Arya tertidur.
"Aku mau bicara sama kamu" elakku menahannya yg ingin menaiki tangga.
"Maaf gak bisa, aku sibuk..!!" Tolaknya seraya menghentakkan tanganku tanpa menoleh kearahku sedikitpun.
"Tolong... sebentar aja" mohonku kembali menghentikannya.
"Aku bilang gak bisa...!!! Kenapa kamu jadi maksa gini sih" marahnya akhirnya mau menatapku meski dengan tatapan kesal.
"Maaf... tapi tolong dengerin dulu penjelasan aku, sebentar aja.." pintaku kembali memegang tangannya.
"Kamu ini apa²an sih..!! Apa kamu gak malu..? Bukannya kamu sendiri yg bilang waktu itu klo kita sudah TIDAK PUNYA HUBUNGAN APA PUN..??!!! Jadi tolong bersikaplah sebagai tamu...!! Klo bukan karna Arsy sakit, aku juga tidak akan pernah meminta kamu kesini. Sekarang pergi dari sini...!!!" Cecarnya kembali mengingatkanku seraya kembali menghentakkan tanganku kasar.
"Maaf, aku gak bermaksud seperti itu.. waktu itu aku hi--"
"Tolong, jangan ganggu aku lagi..!! Aku mohon, aku sudah benar² capek dengan semua ini... aku tidak ingin bertengkar lagi sama kamu, jadi tolong pergi dari sini" sanggahnya pelan memotong pembicaraanku karna sekarang dia sudah hampir menangis.
"Aku juga tidak ingin bertengkar Arshu, aku justru ingin jelasin yg sebenarnya..." jelasku semakin merasa bersalah.
"Klo gitu tolong pergi sekarang juga..." sahutnya datar lalu membukakan pintu agar aku keluar dari rumahnya.
"Baiklah, tapi aku masih bisa ketemu anak² kan..?" Ucapku lesu lalu keluar.
"Liat aja nanti, makasih... udah luangin waktu kamu buat mereka" jawabnya lalu menutup pintu.
🎶🎶📱🎶🎶
"Ada apa lagi sih..?" Gumamku menjadi kesal setelah mengetahui klo yg menelponku sekarang adalah Tya.
"Ini gue, Aarti lagi sakit dari kemarin dia nyariin lo. Sekarang kami udah sampai di Mumbai, lo dimana sekarang..?"
"Apa..!! Aarti sakit..??! Ehm.. ini gue lagi dijalan, emang sekarang kalian dimana..?" Sahutku seketika menjadi sangat cemas lalu bergegas memasuki mobil.
"Ya udah kita ketemuan dirumah lo aja" ucap Rakesh lalu memutuskan telponnya.
----------
Begitu aku sampai dirumah ternyata mereka sudah menungguku didepan rumah.
"Aarti..." panggilku seraya keluar dari mobil.
"Papa..." sahutnya yg sedang duduk dipangkuan Rakesh lalu berlari memelukku.
"Yg mana yg sakit sayang..? Udah minum obat belum..?" Tanyaku setelah menggendongnya lalu berjalan menghampiri Rakesh dan Tya.
"Ya belum lah... kamu tau sendirikan dia mana mau minum obat klo gak ada kamu" jawab Tya sambil mengusap rambut Aarti.
"Loh kok gak minum obat sih, gimana mau sembuh klo Aarti gak mau minum obat..." omelku menatapnya.
"Aarti maunya sama papa... papa kenapa sih ninggalin Aarti..? Papa udah gak sayang lagi ya sama Aarti..?" Sahutnya berubah murung hingga membuatku tidak tega melihatnya.
"Bukannya gitu sayang, udah sekarang kita minum obat ya..?" Jelasku lalu membuka pintu rumah.
"Silahkan duduk" ucapku pada Rakesh dan Tya mempersilahkan mereka untuk duduk diruang tamu.
"Iya" angguk Rakesh lalu duduk begitu juga dengan Tya.
"Oh ya ini obatnya" ucap Tya lalu menyerahkan obat² Aarti padaku.
"Aarti tunggu disini bentar ya..? Papa ambil minum dulu" pamitku lalu menyerahkannya pada Rakesh, kemudian kedapur untuk mengambil minum.
"Maaf ya cuma ada ini aja" ucapku setelah kembali sambil meletakan minuman kemasan diatas meja.
"Iya, makasih" angguk Rakesh.
"Ayo Aarti sini minum obatnya, oh ya Aarti udah makan kan..?" Tanyaku beralih menatap Tya dan Rakesh.
"Udah" jawab Tya sambil mengangguk.
"Pinter..." pujiku tersenyum lega seraya mengusap rambutnya lalu meminumkannya obat.
"Hebat... ya udah yuk sekarang Aarti tidur ya..?" Ucapku tersenyum puas setelah dia meminum habis obat yg kuberikan.
"Ok papa" angguknya antusias.
"Gak papa kan Aarti aku tidurin dikamar dulu..?" Izinku beralih menatap Rakesh.
"Tentu saja" angguk Tya sambil tersenyum.
"Iya" ucap Rakesh juga mengangguk.
Aku pun lalu segera masuk kekamar sambil menggendong Aarti.
"Ini rumah papa ya..?" Tanya Aaarti sambil mengedarkan pandangannya kesekeliling kamar saat aku membaringkannya dikasur.
"Iya" jawabku sambil mengangguk.
"Kenapa gak ngajak Aarti, papa udah gak sayang ya sama Aarti..?" Tanyanya lagi berubah jadi cemberut.
"Bukan gitu sayang, Aarti kan udah punya rumah sendiri" jawabku yg sebebarnya bingung harus menjelaskan apa.
"Tapi Aarti maunya sama papa..." protesnya semakin cemberut.
"Aarti kan punya mama dan udah punya papa Rakesh juga yg sayang banget sama Aarti" ucapku berusaha menjelaskan dengan hati².
"Kenapa sih Aarti harus punya papa Rakesh..?" Sesalnya masih cemberut.
"Hush... papa kan udah ngajarin klo Aarti gak boleh ngomong gitu sama orang tua, lagipula papa Rakesh itu baik kok" ralatku sambil mengusap rambutnya.
"Iya sih dia baik... bahkan lebih baik dari mama, tapi tetap aja Aarti gak mau punya papa lain selain papa" elaknya seraya memelukku.
"Kok Aarti ngomongnya gitu sih, itukan papa Aarti. Udah ayo cepet tidur..." ucapku mengalihkan pembicaraan.
"Kenapa sih papa Aarti itu gak papa aja..? Aarti janji deh gak akan nakal lagi... tapi papa jangan tinggalin Aarti ya pah..?" Pintanya semakin erat memelukku.
"Siapa yg ninggalin Aarti sih, papa gak ninggalin Aarti kok. Udah ayo tidur, klo gak papa tinggalin beneran nih..?" Sahutku sambil menepuk² pelan punggungnya untuk menenangkan dia.
"Baiklah" katanya pelan lalu melepaskan pelukannya.
💤💤💤
"Gimana, dia udah tidur..?" Tanya Rakesh ketika aku keluar kamar.
"Udah" jawabku mengangguk.
"Thanks ya" ucap Tya tersenyum.
"Iya" anggukku seraya duduk diseberang mereka.
"Kok sepi sih, Arshu mana..?" Kata Tya bingung menatapku.
"Dia masih gak mau dengerin gue" jawabku singkat.
"Masa sih..? Gue pikir dia akan langsung maafin lo seperti sebelum² nya" ucap Rakesh kaget menatapku tidak percaya.
"Kali ini masalahnya beda, gue emang udah keterlaluan banget sama dia. Jadi wajar aja dia masih marah" jelasku.
"Klo itu sih emang dari dulu lo itu udah keterlaluan" sindir Rakesh malas.
"Maaf ya Arhan gara² aku rumah tangga kamu jadi berantakan" ucap Tya terlihat merasa bersalah.
"Hmm" gumamku karna tidak ingin memperpanjang masalah ini lagi, terlebih lagi aku juga sebenarnya bingung harus menyalahkan siapa sekarang.
***********

KAMU SEDANG MEMBACA
The Fact
Novela JuvenilApa jadinya jika setelah dikabarkan meninggal, tiba² setelah 3 tahun dia kembali lagi namun sebagai orang asing. *kelanjutan cerita dari baby Arya* Mohon maaf jika ceritanya tidak jelas atau ada salah kata dan ada kata yg kurang berkenan.