demam

5 1 0
                                    

"Arya, tolong bangunin Arsy buat sarapan ya..? Mama mau nyiapin makanannya dulu" pintaku setelah selesai membuat sarapan bersamanya.

"Ok, mama" serunya tersenyum lalu berlari masuk keruanganku.

"Loh, Arsy nya mana..?" Tanyaku karna melihatnya kembali menghampiriku sendirian.

"Arsynya gak mau bangun mah.. malah manggil² papa" jawabnya menjelaskan.

"Ya udah klo gitu Arya sarapan duluan aja, nanti Arsy biar mama yg suapin" ucapku lalu menyajikan makanannya.

"Kok cuma punya Arya aja sih.. makanan mama mana..?" Tanyanya bingung menatap piring makanannya.

"Mama sarapannya nanti aja, setelah Arsy sarapan" jawabku tersenyum.

"Mama kok gitu trus sih..? waktu Arya sakit juga mama gak mau makan sebelum Arya makan.." ucapnya cemberut.

"Gak papa kok, mama cuma belum laper. udah ayo diabisin makanannya.." sahutku sambil mengusap rambutnya.

"Gitu ya, ya udah klo gitu sesuap... aja ya.. Arya suapin" bujuknya lalu menyuapiku.

"Makasih ya sayang.." kataku tersenyum.

"Sama² mama..." katanya senang lalu menghabiskan makanannya dengan lahap, sedangkan aku membuatkan bubur untuk Arsy sambil menemaninya makan.

"Sini mah, biar Arya yg bawain" pinta Arya setelah selesai makan.

"Ya udah nih, hati² ya bawanya" Sahutku seraya menyerahkan nampan yg berisi bubur, air putih, dan obat herbalnya Arsy.

"Ok mama..." katanya antusias lalu berjalan perlahan masuk keruanganku.

"Klo gitu aku masuk dulu ya..? Itu kue²nya bentar lagi matang.." pamitku pada pegawaiku yg baru datang.

"Ah, iya.." katanya tersenyum. Lalu aku pun menyusul Arya masuk.

"Arsy, ayo sarapan dulu sayang, ini mama udah buatin bubur buat Arsy.." seruku sambil mengusap rambutnya.

"Mhm.. nggak mau" lirihnya sambil menggeleng.

"Kok gak mau sih, Arsy kan belum sarapan... udah ayo mama suapin" bujukku.

"Nggak mau, Arsy maunya disuapin papa" bantahnya.

"Arsy, papa kan belum pulang.. udah sama mama aja ya..?" Ucap Arya ikut membujuk.

"Gak mau..!! Pokoknya Arsy maunya disuapin papa aja, Arsy kan belum pernah disuapi papa" rengeknya sambil menutupi mulutnya dengan tangannya.

"Nanti ya sayang, sekarang Arsy disuapi mama dulu, ayo aaa..." sahutku lalu menyodorkan buburnya.

"Arsy gak mau..." tegasnya seraya mendorong mangkuk bubur yg kupegang hingga jatuh dan pecah.

"Arsy...!!! Arsy kok jadi gak sopan gini sih sama mama.. kenapa makanannya malah didorong..?? Apa mama pernah ngajarin Arsy bersikap seperti ini..??!!!" Kataku tanpa sadar malah membentaknya hingga membuat Arya yg duduk disampingku sampai kaget, sedangkan Arsy langsung menunduk.

Aku lalu keluar dari kamar itu kemudian mencari² kertas dari Arhan yg kemarin kulempar diruanganku.

Setelah menemukan kertas itu aku lalu menelpon Arhan.

"Halo, ini siapa ya..?"

"Ini aku, kamu bisa gak kesini secepatnya..? Tapi sebelum kesini tolong udah warna rambut kamu seperti semula" ucapku.

"Apa...??!! Maksudnya..???" Katanya terdengar bingung.

"Arsy lagi demam, dia mau disuapin sama kamu" jelasku.

"Apa..??!! Baiklah aku kesana sekarang" katanya lalu memutuskan telpon.

"Apa yg telahku lakukan.. kenapa aku malah membentak anakku sendiri padahal sekarang dia lagi sakit... ibu macam apa aku ini..." gumamku sambil menangis.

40 menit kemudian.

"Arshu.." panggil Arhan tiba2 muncul.

"Bisa gak sih ketuk pintu dulu sebelum masuk" ucapku kesal seraya menghapus air mataku kasar dengan tanganku.

"Maaf.." katanya.

"Arsy ada didalam... tunggu bentar aku ambilin sarapannya" kataku lalu meninggalkannya.

Lalu setelah beberapa saat kemudian aku kembali lagi dengan membawa semangkuk bubur.

"Ini sarapannya" ucapku seraya menyerahkan bubur itu padanya.

"Makasih, tapi nanti aku harus ngomong apa sama mereka..? Klo mereka nanya tentang--" Katanya bingung sendiri.

"Mana aku tau, pikir aja sendiri" sahutku memotong perkataannya lalu mendahuluinya masuk kekamar.

"Astaga Arya, gak usah sayang.. biar mama aja yg beresin. Gimana klo nanti Arya sampai luka kena pecahan beling" seruku kaget melihatnya sedang membersihkan pecahan mangkuk tadi, aku lalu memeriksa tangan dan kakinya.

"Arya gak papa kok mah" ucap Arya tersenyum menatapku.

"Syukurlah, lain kali jangan diulangin lagi ya..? Mama gak mau Arya sampai kenapa²" kataku masih cemas.

"Iya mah.." sahut Arya mengangguk.

"Maafin Alsy ya mah.." ucap Arsy pelan sambil menangis.

"Iya sayang, maafin mama juga ya.. mama tadi udah bentak Arsy" sahutku lalu memeluknya.

"Papa...??" Kata Arya kaget sekaligus bingung melihat Arhan yg entah sejak kapan berdiri didepan pintu.

"Papa..?? Papa, udah pulang..???" Kata Arsy senang.

"Iya sayang..." katanya bimbang lalu masuk.

"Yeyyy..!!!" Sorak mereka langsung memeluk Arhan.

"Eh, tapi ini beneran papa kan..?" Tanya Arya ragu lalu melepaskan pelukannya  menatap Arhan dengan seksama.

"Tentu saja, emangnya ada apa..? Kenapa Arya ngomong gitu..?" Katanya bingung.

"Soalnya ada om yg mirip sama papa namanya juga sama, tapi rambutnya warna putih trus dia itu jahat, dia udah ngata²in Arsy. itu bukan papakan..?" Jelas Arya.

"I..iya sayang, tentu aja itu bukan papa.." katanya berbohong.

"Dasar pembohong.." gumamku sambil memutar mata malas.

"Syukurlah itu bukan papa... maaf ya pah, Arya sempat ngira om itu adalah papa.. karna dia mirip banget sama papa" ucap Arya tersenyum senang.

"Papa kok balu sekalang sih pulangnya..? Kamikan kangen sama papa" sela Arsy cemberut.

"Ya papa kan kerja, makanya baru sekarang bisa pulang..." sahutku karna Arhan tampak kebingungan mau bilang apa.

"Maafin papa ya sayang..." ucapnya merasa bersalah.

"Gak papa kok, yg pentingkan sekalang papa udah pulang" sahut Arsy senang lalu mencium pipi Arhan begitu juga dengan Arya.

"Ya udah ayo cepat Arsy sarapan dulu.." kataku.

"Oh iya ayo sini papa suapi.." kata Arhan antusias.

"Ok" angguk Arsy senang, lalu mulai memakan makanannya.

***********











The FactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang