saudara

1 1 0
                                    

Arshu pov.

Sejak pulang dari rumah Pankti tadi aku mencoba mencari waktu yg tepat untuk bicara pada Arya dan Arsy agar bisa memperbaiki semuanya secepatnya.

Hingga akhirnya aku putuskan untuk mengatakannya sekarang setelah kami selesai makan siang, saat kami sedang berada dibalkom kamarku.

Namun saat aku sudah ingin bicara, Arhan trus saja menelpon dan mengirimi pesan sejak tadi. Karna sudah tidak tahan lagi akhirnya aku mematikan telponku agar dia tidak bisa menghubungi lagi. Entahlah... meski aku sadar ini bukan sepenuhnya salah dia, tetap saja sampai sekarang aku tidak bisa memaafkannya untuk kesalahannya kali ini. Rasanya ingin sekali aku melampiaskan semua kemarahanku padanya, tapi disaat bersamaan aku juga tidak tau harus mengatakan apa padanya. maka dari itu aku sekarang menghindarinya.

"Arya, Arsy, kita duduk dulu yuk sayang... mama mau bicara" panggilku setelah menghampiri mereka lalu mengusap rambut mereka yg sedang menikmati pemandangan.

Mereka lalu berbalik menatapku seraya mengangguk setuju, aku kemudian meminta mereka untuk duduk dikursi yg ada dibalkom ini sedangkan aku berjongkok didepan mereka.

"Loh mama kok malah jongkok sih..." protes Arsy.

"Iya mah, ayo duduk sini..." sambung Arya seraya memintaku untuk duduk dikursi satunya yg ada disampingnya.

"Udah gak papa sayang, mama emang maunya seperti ini" jawabku tersenyum tipis sambil memegang tangan mungil mereka dan menatap wajah polosnya, sampai membuatku tidak sadar telah meneteskan air mata karna terharu.
Aku sangat bersyukur kepada Allah yg telah memberikan kepercayaan sebesar ini padaku dengan menitipkan 2 malaikat kecil ini padaku.

Tiba² aku merasakan ada dua tangan mungil yg sedang mengusap pipiku hingga membuatku tersadarkan dari lamunan. Ternyata itu adalah tangan Arya dan Arsy yg sedang menghapus air mataku.

"Mama, mama kenapa..?" Tegur Arya menatapku khawatir.

"Mama sedih..?" Tanya Arsy yg juga menatapku cemas.

"Nggak sayang, mama justru bangga banget punya anak seperti kalian. Makanya sampai nangis karna saking bahagianya..." jelasku lalu mencium kening mereka bergantian.

"Emang bisa ya mah nangis kalna bahagia..?" Tanya Arsy bingung.

"Bisa dong... udah ah, sekarang mama mau ngomong serius" jawabku mengusap rambutnya gemas.

Aku lalu menghela nafas dan mengumpulkan keberanian untuk beberapa saat sebelum kembali bicara.

"Sayang, kalian masih ingatkan sama anak perempuan yg sama papa kemarin..? Namanya Aarti.. dan sebenarnya dia itu... dia itu... juga saudara kalian..." ungkapku terhenti karna setiap kata yg kukatakan sekarang ini rasanya sangat berat.

"Maksud mama..?" Tanya Arsy menatapku bingung.

"Mama ngomong apa sih, Arya gak ngerti" tambah Arya menatapku tidak suka.

Lagi² aku salah... ku pikir tadi tidak sesulit ini, namun saat melihat reaksi mereka sekarang seketika lidahku terasa kaku tidak bisa mengatakan apa pun lagi. lalu akhirnya aku hanya bisa menunduk untuk beberapa saat untuk mengumpulkan keberanian lagi.

"Mah, kenapa mama diem aja..?" Tanya Arya meminta penjelasan seraya memegang tanganku.

Hingga sontak aku pun kembali menatap mereka. setelah melihat mata Arya dan Arsy yg juga sedang menatapku penuh harap. aku kembali sadar klo sekarang bukan saatnya untuk berlarut², ya aku harus bisa menyelesaikan semua ini.

"Iya sayang... selain Arsy, Aarti itu juga adik Arya..." jelasku dengan hati² mencoba untuk tersenyum.

"Mama bicara apa sih, adik Arya itu cuma 1 yaitu Arsy, gak ada yg lain..!!" Elak Arya tidak terima.

"Nggak sayang, Aarti itu juga adik Arya..." jelasku kembali menyakinkan Arya.

"Nggak..!!! Mama bohongkan, gak mungkin dia itu adiknya Arya... Arya aja gak kenal sama dia" protes Arya mulai takut.

"Itu karna dia... karna dia selama ini ikut papa... makanya Arya sama Arsy gak pernah ketemu Aarti" jelasku ragu dengan penjelasanku sendiri.

Namun berhasil membuat Arya terdiam dan mencerna semua penjelasanku tadi. Ya tentu saja ini pasti sangat berat untuknya, anak diusianya sekarang harus menghadapi masalah serumit ini...

"Kenapa dia ikut papa..?" Tanya Arsy yg sejak tadi hanya diam tiba² ikut bicara.

"Ya itu.. umhh.. karna... untuk nemenin papa, papakan disana cuma sendirian maka dari itu kak Aarti ikut papa. agar papa gak kesepian" jelasku semakin gugup lalu menggigit bibir agar tidak sampai menangis didepan mereka. Karna klo aku menangis sekarang itu justru akan membuat mereka semakin bingung.

"Klo gitu kenapa kita juga gak ikut papa aja..?" Tanya Arsy lagi agak kecewa.

"Gak bisa sayang..." jawabku singkat.

"Kenapa gak bisa..?" Tanyanya lagi cemberut tidak puas dengan jawaban yg kuberikan.

"Karna mama gak bisa ikut sama papa sayang..." sahutku tidak tau lagi harus menjawab apa, rasanya sekarang lidahku menjadi kelu.

"Gitu ya... trus kenapa halus kak Aalti yg ikut sama papa..?" Keluh Arsy menjadi murung.

"Arsy..!!! Emang Arsy mau ikut sama papa, trus gak ketemu sama kak Arya dan mama..!??" Sentak Arya menatap Arsy tajam.

"Enggak..!! Alsy mau sama mama.. sama kak Alya.." ralat Arsy dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Makanya, jangan bicara seperti itu lagi" sungut Arya kesal.

"Arya, Arsy... mama ngerti, kalian pasti kaget banget denger ini sekarang. ini semua salah mama... harusnya mama ngasih tau kalian dari awal, maafin mama ya..." ucapku semakin merasa bersalah.

"Iya, kenapa mama selama ini gak bilang apa pun tentang Aarti sama kami..?" Tanya Arya beralih menatapku sendu. Hingga membuat lidahku semakin kelu, sekarang aku benar² tidak tau apa lagi yg harusku katakan pada mereka. Aku takut akan semakin melukai mereka nanti jika aku salah bicara, apalagi Arya... meski dia tidak mengatakannya padaku aku bisa merasakan kekecewaannya padaku sekarang.

"Kenapa mama diem aja, Arya lagi nanya sama mama.. trus sepertinya juga Aarti gak kenal sama kami, apa papa juga gak ngenalin kami keAarti..? Bahkan kita gak punya foto Aarti satu pun, kenapa mah..?" Cecar Arya semakin menyudutkanku hingga aku tidak sanggup lagi menahan air mata.

"Arya, Arsy...!!!" Sorak Pankti tiba² muncul menghampiri kami.

"Ibu..???" Ucap Arya sontak beralih menatap Pankti.

"Kita kebawah yuk, udah ditungguin tuh sama ayah dan Rishi katanya dia kangen mau main sama kalian" ajak Pankti lalu menuntun Arya dan Arsy tanpa persetujuan mereka.

*********

Maaf banget ya baru bisa publish sekarang, karna kemarin² itu jadwalku padat banget. Ini aja disempat² kan karna ada masalah wifi. Jadi sekali lagi maaf banget ya atas ketidak nyamanan nya, nanti akan aku usahakan secepatnya untuk publish lagi.

Terima kasih.🙏🏻

The FactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang