kecewa

5 1 0
                                    


Arhan pov.

"Aku... aku, cuma mau istirahat..!" Jawabnya semakin bertingkah aneh.

Awalnya tadi kupikir itu cuma perasaanku aja, tapi ternyata tingkah Arshu hari ini emang berbeda. Dia seperti sedang bertengkar dengan dirinya sendiri, ini semua salahku sudah membiarkannya menghadapi semua ini sendirian.

Aku tidak menyangka dampaknya jadi seperti ini pada Arshu, harusnya aku menjelaskannya dari kemarin² tidak peduli meski dia tidak mau mendengarkanku. Dengan begini aku malah jadi semakin membuatnya tersiksa dengan kesalahpahaman ini. Ya aku harus mengatakannya sekarang juga. Pikirku lalu menghela nafas panjang.

"Maafin aku Arshu..." ucapku menatapnya prihatin sembari mencoba memegang tangannya yg sekarang tengah menutupi wajahnya untuk menyembunyikan air matanya, namun lagi² dia kembali menepis tanganku.

"Tolong Arhan, sebaiknya sekarang kamu pergi. Aku mau sendiri dulu..!" balasnya berusaha bersikap normal setelah menghapus air matanya dengan kasar.

"Nggak, ada yg mau aku jelasin sama kamu dan ini gak bisa ditunda² lagi..!!" tegasku tidak memperdulikan perkataannya sembari memegang kedua pundaknya lalu mulai menjelaskan semuanya.

Anehnya begitu aku memberitahunya bukannya kaget atau apa, tapi dia malah hanya diam membisu, menatapku dengan tatapan nanar dan air matanya trus saja mengalir dengan deras tanpa mengeluarkan suara. Hingga aku selesai bicara dia tetap saja mematung seperti itu, yg membuatku menjadi semakin tidak mengerti dengan reaksinya yg sangat diluar dugaanku.

"Aku udah tau..." lirihnya sangat pelan namun masih terdengar jelas olehku setelah beberapa saat sambil mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Apa..!! Trus kenapa sikap kamu masih seperti ini..?" tanyaku terlonjak kaget mendengarnya, seketika ada banyak pertanyaan yg muncul dipikiranku.

"Entahlah, aku juga gak ngerti..! Maafin aku... tapi aku ngerasa kamu masih bukan untuk aku ataupun Arya dan Arsy sepenuhnya..." jelasnya lebih pelan dari sebelumnya lalu menggigit bibirnya getir.

"Kamu ngomong apa sih Arshu, tentu aja aku disini untuk kalian..!!" bantahku lalu memegang tangannya untuk meyakinnya dia.

"Tapi aku ngerasanya gak gitu Arhan..! Maaf... aku tau ini gak adil buat kamu, tapi kupikir sebaiknya kamu tinggalin kami dulu untuk sementara waktu ini..! Lagipula kurasa kamu masih punya urusan yg belum selesai bukan..? Jadi selesaikan semua urusan kamu dulu hingga semuanya beres, baru kamu temui kami..." tegasnya dengan mudah memutuskan itu secara sepihak, bahkan saat mengatakannya dia bisa menatapku tanpa ragu sedikitpun.

Hingga membuatku terpaku menatapnya dan refleks melepaskan tangannya, saking tidak percaya dia akan mengatakan hal ini bahkan setelah dia mengetahui kebenarannya.

"Kenapa, apa kamu sudah tidak ingin bersama lagi..? A..apa kali ini kamu benar² gak bisa maafin aku..? Aku tau aku udah bersikap sangat gak pantas sama kamu, tapi waktu itu aku gak sadar Arshu... tolong maafkan aku.." cecarku sangat takut kehilangannya, rasanya aku tidak bisa berpisah dari mereka sekali lagi.

"Bukan itu masalahnya Arhan..! Semua ini terlalu mengejutkan buatku, aku butuh waktu untuk bisa menerimanya, juga untuk meyakinkan diriku sendiri..! Karna jujur, aku mulai meragukan kamu... sekarang aku jadi terpikir mungkin yg dikatakan Arya itu benar, klo kamu memang lebih mempioritaskan Aarti..!" ralatnya kembali meneteskan air matanya, dari sorot matanya aku bisa merasakan dia sangat kecewa padaku sekarang.

"Bagaimana bisa kamu berpikir seperti itu..?" elakku tidak terima dengan yg dia katakan barusan karna aku sama sekali tidak merasa seperti itu.

"Aku masih bisa menerima waktu kamu lebih milih nolongin Aarti yg hampir tercebur waktu itu, karna waktu itu kamu tidak mengenali Arsy..! Tapi kemarin..??? Meski kamu udah inget semuanya... kamu bisa dengan mudahnya ninggalin Arya dan Arsy gitu aja, bahkan kamu sampai gak bisa ngomong apapun saat Arya nanya sama kamu waktu itu..! Aku tau Aarti sedang terluka, tapi apa kamu tau gimana rasa sakitnya yg dirasain Arya sama Arsy waktu liat itu..???" cecarnya sembari tersenyum kecut menatapku.

"Bukan seperti itu Arshu, Aarti itu masih terlalu kecil..! Dia--" jelasku yg dengan cepat langsung dipotong olehnya.

"Aku tau Aarti masih kecil, aku juga paham ini semua pasti sangat sulit untuk anak seusianya..!! Aku sama sekali gak mempermasalahkan dia, sebab ini semua emang bukan salahnya. Yg salah itu cara kamu Arhan, kamu..!!!" Potongnya sembari menatapku nanar.

Deg...!

Mendengar yg dia ucapkan barusan membuatku mematung ditempatku berdiri sekarang, sebab setiap perkataan yg diucapkannya itu telah menyadarkanku klo selama ini aku memang telah menomor duakan mereka. Padahal aku baru saja bersama mereka, bukannya berusaha membuat mereka senang aku malah menyakiti mereka seperti ini. Ayah macam apa aku ini..?

Tapi bagaimana dengan Aarti..? Aku tidak bisa menampik kenyataan klo aku sudah terlanjur sangat menyayangi dia, aku sudah menganggapnya seperti anakku juga. Kenapa semua ini jadi serumit ini sih, sekarang aku harus gimana..? Pikirku tidak bisa memilih antara keduanya.

Hingga kemudian semua lamunanku seketika menjadi buyar setelah mendengar pernyataan Arshu yg seolah tau apa yg sedang kupikirkan sekarang.

******

The FactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang