13.Belajar

1.5K 144 107
                                    

 jangan lupa vote dan komentar

Ada typo? Ingin berikan saran tulis di kolom komentar ya makasih

    Ratih melakukan kembali aktifitas seperti biasanya, waktu menujukan jam tujuh pagi semua bercerita saling berbicang-bincang terkecuali dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Ratih melakukan kembali aktifitas seperti biasanya, waktu menujukan jam tujuh pagi semua bercerita saling berbicang-bincang terkecuali dirinya.

    Ia tidak pernah sekalipun berkumpul dengan teman sebayanya, semua teman Ratih sekamar denganya di depan kamar saling bercerita pengalaman dengan orang tuanya.

  Ratih menatap dalam kejauhan, di balik tirai jendela. "Mereka sangat bahagia ketika bercerita orang tuanya masing-masing pengalamannya begitu indah di dengar. Ketika aku mendekati mereka, mereka sangat tidak nyaman dengan kehadiran diriku hanya duduk di balik lemari ini berdiam diri seperti patung," lirih Ratih hampir meneteskan air matanya.

"Begitu kejam takdir ini kepada diriku, selalu di asing kan disini apakah benar hadir diriku tidak di harapankan oleh orang tua. Ku akui diriku bodoh cantik juga tidak apa yang harus di banggakan oleh diriku, mengapa ya Allah engkau menciptakan diriku dengan takdir seperti ini. Setiap hari hanya ada rasa hampa," batin Ratih air matanya keluar secara perlahan.

   Tangisan Ratih membuat teman sebayanya menatap Ratih dengan tatapan tajam.

"Si ratu drama kembali," keluh Aulia.

"Kalian tidak merasakan kasihan kepada dia? Dia tidak pernah di anggap oleh kita, keluarganya tidak mau mengurusinya dengan alasan Ratih tidak cantik dan dia bodoh, berdiam diri di balik lemari setiap hari. Selalu tetap hadir di setiap pertemuan sekolah walau pun pelajaran susah untuk di cerna," lirih Dinda.

"Mau bagaimana lagi kita kan pernah dekatin dia, dia menghindar terus apakah harus mengemis padanya?" tanya ketus Aulia.

"Aulia saya tahu kamu anak kota ... jaga ucapan kamu kasihan Ratih, Ratih punya salah apa sama kamu sehingga kamu selalu mengolok-olok dirinya? Lebih baik diam dari pada bicara kasar dan membuat sakit hati," desak Dinda.

"Aku setuju dengan dirimu, aku sedikit kesulitan untuk bisa akrab dengannya karena kita semua tahu kan dia anak sedikit bicara dan tidak mudah bergaul," ucap Tania.

"Kalian kasihan sama dia? Silahkan berikan dia kasih sayang yang banyak sekali," ketus Aulia.

  Aulia pergi dari kamar tersebut.

"Kalian bicarakan siapa? Istighfar kalian memgunjing itu tidak baik, permisi." Liya masuk ke kamar Ratih langsung mengusap air matanya mengunakan baju miliknya dan mulai menampilkan senyuman palsunya.

  "Kenapa?" tanya lembut Liya.

"Hanya memikirkan bagaimana nanti ketika Ratih bertemu kedua orang tua Ratih," jawab Ratih.

  "Dari pada diam seperti ini, lebih baik belajar hayuk, Mbak lagi tidak sedang sibuk," ajak Liya.

   Wajah ceria dari Ratih langsung mengambil buku fan kitab miliknya, "Mbak mau ajarkan kepada Ratih? Tidak apa-apa Mbak, Ratih sangat sulit untuk memahami pelajaran."

Tangisan Santriwati (SELESAI) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang