AssalamualaikumJangan lupa tinggalkan jejak sebelum membaca
Ada typo? Komentar ya makasih
Happy Reading
Setelah lamaran selesai mereka mulai makan bersama Gus Faiz dan Tiara mulai menundukkan kepalanya kerena malu di dengar banyaknya orang."Jangan kikuk seperti ini, ayo makan," ucap Papa Tiara.
Pernikahan akan di laksanakan ketika selesai acara wisuda khataman Al Qur'an 30 juz. Bertempat di rumahnya Tiara.
Mereka mulai sering mengobrol bersama untuk mempersiapkan segala urusan tentang pernikahan tersebut tentunya ada pihak ketiga yang menemani yaitu Ummi ibunya Gus Faiz yang menemani mereka berdua untuk memilih pakaian pengantin bahkan riset tempat dan undangan.
4 bulan kemudian
Seorang lelaki duduk tersenyum di bangku belajarnya itu. "Hemm sudah selesai acara sesudahnya diriku ini, aku bisa melihat Ratih wisuda khataman Al Qur'an nanti," ucap Gus Ikhsan.
Ia mulai menatap ponselnya berisi foto khataman kitabnya itu. "Sungguh waktu berlalu begitu cepat, aku sudah lulus sekarang tugasku belajar dengan Kakek lalu aku akan kuliah. Entahlah Ratih dan diriku akan berjodoh apakah tidak akan tapi aku mengharapkan kami bisa bersama," ucap Gus Ikhsan.
Baru kemarin selesai khataman kini ia sudah membereskan barang-barangnya itu untuk pergi ke rumahnya.
Gus Ikhsan akan pergi malam hari sebelum esoknya wisuda khataman al Qur'an Ratih.
★✩★✩
Ratih mengikuti kelas bahasa random, ada bahasa inggris, bahasa arab ia mengikutinya dengan bahagia.
Suaranya mulai bisa mengikuti apa yang di ajarkan oleh gurunya itu, belajar qoriah adalah keinginan Ratih.
Ia mendapatkan juara satu dari kampung, lalu juara dua dari tingkat kabupaten.
Ia mulai mengikuti apa yang ia inginkan dan ia impikan sejak kecil, ia mulai mewujudkannya tanpa rasa takut untuk merasakan kegagalan.
Penghafal Al Qur'an, memiliki suara indah, sekaligus menjadi qori'ah, bisa mempelajari ilmu agama dan memberikan suatu hal yang bermanfaat untuk orang banyak itu adalah keinginannya.
Terkadang dalam hati Ratih ia merasakan ketakutan akan kegagalan karena impiannya jauh dari kemampuannya, suatu kepercayaan kepada Allah SWT membuatnya percaya ada suatu keajaiban luar biasa dalam hidupnya berkat pengorbanan waktu, tawakall dan berikhtiar.
Kini ia mulai berjalan dengan keinginan hatinya tidak pernah takut akan kegagalan karena Allah bersamanya.
Hinaan dari orang lain membuatnya mengerti sesuatu untk memperbaiki di masa depan nanti, keterpurukan yang ia pernah rasakan membuatnya menyadari bahwasanya ia membutuhkan seseorang untuk menyemangati dirinya.
Siapa lagi jika bukan orang-orang yang menyayangi Ratih yang memberikan support kepadanya.
Kerja keras dan berdoanya tidak pernah mengenal kata lelah, akhirnya terbayarkan dengan kesuksesannya itu.
Menjadi penghafal Al Qur'an 30 juz, menjadi pengajar pondok pesantren dan memiliki penghasilan di pondok pesantren hasil jualan berbagai pernak pernik, sekaligus menjahit pakaiannya yang robek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangisan Santriwati (SELESAI) ✅
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA) Apa rasanya seorang anak yang tidak di anggap oleh kedua orang tuanya dan menitipkan di sebuah pesantren sejak berumur 5 tahun? Ratih menunjukan ia memilih air bunga itu. "Bagus saya sudah duga akan hal itu." Seorang...