Assalamualaikum
Jangan lupa tinggalkan jejak sebelum membaca
Ada typo? Komentar ya
Happy Reading
Fania mulai meminum air putih dan mulai menangkan dirinya. Ia mulai mengingat suatu kejadian di masa lalunya itu.Flash back on
Seorang wanita kecil berumur lima tahun itu sedang asik bermain di taman menggunakan boneka, rumah boneka.
Mereka bertiga mulai duduk melingkari rumah boneka, sedangkan orang tuanya dari ke dua anak itu berkumpul sembari bercerita dan memantau anak-anak mereka terkecuali orang tua Fania yang tidak mengawasi Fania karena ia sibuk berjualan.
"Talitha lihatlah bonekamu ini harus di hiasi wajahnya agar lebih cantik ," ucap salah satu teman Fania.
"Ya, lihatlah boneka Fania dia sangat cantik, gaunnya wangi, wajahnya di hiasi dengan bedak," ucapnya lagi.
Thalitha mulai kesal karena bonekanya ia bandingkan dengan milik Fania.
Fania tersenyum. "Tidak Tina boneka Thalitha sangat indah, harganya juga mahal," tolak Fania.
"Jika barang mahal tidak di rawat itu tidak baik, barang murah di rawat dengan baik itu sangat baik."
Thalitha kembali kesal, ia tidak menyukai di bandingkan dengan orang lain, ia mulai menatap kesana kemari. "Ibu aku mau eskrim," ucap Thalitha mulai berlari menuju ibunya.
Fania mulai menatap orang tua dari teman-temannya itu. "Sayang Fania ke sini nak," panggil Mamanya Thalitha.
Fania langsung bahagia ia mulai berlari mengikuti ketiga temannya, mereka bertiga mulai membeli eskrim dengan berbagai rasa.
"Kita main ayunan itu yuk," ajak Tina.
Semuanya bergembira ia mulai bermain ayunan sembari memakan eskrim sedangkan ke dua orang tua teman Fania mulai membereskan mainan anak-anak mereka.
Kala orang tua sibuk membereskan mainan, jauh dari tempat ayunan yang tempat sepi membuat segerombolan lelaki datang dengan memakai topeng.
Mereka bertiga di kejar para penculik, Thalitha mulai memegang tangan Fania dengan sangat erat mereka berdua berlari bersama.
Para penculik itu mulai berlari menyamai Fania dan Thalitha, Thalitha terjatuh.
"IBU TOLONG AKU!" teriak Thalitha.Fania mulai ketakutan wajahnya sangat pucat dan ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan Thalitha.
"KEJAR DIA!" teriak salah satu teman penculik itu melihat Fania masih berdiri dengan gugup.
Fania mulai berlari dengan tergesa-gesa membuatnya semakin ketakutan, terlihat banyak orang di seberang membuat ia berlari tanpa melihat jalanan akhirnya terjadi sebuah kecelakaan.
Ibu Thalitha menyalahkan Fania karena anaknya di culik, membuat Fania menjadi takut semakin ketakutan.
Penculikan di masa kecilnya itu membuatnya trauma.
Flash back off
Ratih mulai duduk memegang tangan Fania, Fania tidak menolak keberadaan tangan Ratih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangisan Santriwati (SELESAI) ✅
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA) Apa rasanya seorang anak yang tidak di anggap oleh kedua orang tuanya dan menitipkan di sebuah pesantren sejak berumur 5 tahun? Ratih menunjukan ia memilih air bunga itu. "Bagus saya sudah duga akan hal itu." Seorang...