40.Rumah sakit

840 93 13
                                    

Assalamualaikum maaf baru bisa update

Ada typo? Komentar ya

Maafkan author penulisannya masih berantakan

Happy Reading

Suara adzan berkumandang waktu solat dhuhur, matahari mulai terik membuat seorang wanita memakai mukenah berwarna putih, dalam keadaan lemas dan berkeringat. Ia mulai berjalan menuju masjid bersama Liya.

Ratih mulai menahan tubuhnya sakit, wajahnya mulai pucat Liya dan Ratih duduk di barisan kedua, Liya mulai membaca kitabnya sedangkan Ratih tidak sanggup menatap kitab karena pusing.

Semunya mulai berdiri karena imam sudah datang, Ratih mulai berduri memaksakan dirinya sendiri. Pada rakaat pertama Ratih masih mampu saat rakaat kedua Ratih jatuh pingsan membuat Liya membatalkan solatnya karena melihat Ratih pingsan.

Ia mulai menatap sekeliling sudah mulai rapat karena barisan Liya adalah barisan kedua membuatnya sulit u tuk keluar dari masjid.

Setelah selesai solat di samping Ratih mulai heran melihat Ratih pingsan. "Dia kerasukan Mbak?" Tanyanya.

"Dia pingsan karena penyakit bukan kerasukan," ucap Liya yang menitipkan sajadah kepada temannya di sampingnya itu.

Ratih dan Liya menjadi sorotan banyak orang mulai mempertanyakan Ratih mengapa pingsan.

Liya membawanya ke kamar santriwati berhalangan menatap Liya sedang menggendong Ratih keadaan kamar sangat ramai. "Itu gelar kasur saya!" Pinta Liya.

Karina mengelar kasur tipis milik Liya memberikan bantal yang nyaman, Liya mulai menidurkan Ratih di kasur tersebut. "Huft dimana Naina, aku tidak paham bagaimana caranya?" Tanya Liya.

"Memang penyakit Ratih apa mbak?" Tanya Karina.

Liya tidak menjawab ia memberikan minyak kayu putih di dada, tangan dan kaki Ratih sedikit, sembari memijitnya.

"Mbak Lola kesini sebentar," ucap Iip menatap seorang wanita membawa Al Qur'an menghampiri Karina.

"Ya ada apa Karina?" Tanyanya.

"Panggil Mbak Naina kesini, atau panggil ibu Tiara kesini ya," sambung Liya.

Lola hanya menganggukan kepalanya melihat Ratih pingsan dan bergegas ke pondok pesantren sebelah untuk memanggil.

"Kalian hanya bisa natap? Bantu hangatkan tubuhnya di pijit!" Kesal Liya.

Karina dan Dewi mulai memijat kaki dan tangan Ratih sisanya keluar kamar menatap dari kejauhan, Liya mulai menatap jam memikirkan bagaimana jika Ratih dibawa ke rumah sakit.

"Mbak memangnya sakit apa dia?" Tanya Karina.

"Dia punya penyakit bawaan dari lahir, kangker hati karena dia masih sangat kecil masih bisa di selamatkan akan tetapi obatnya efek sangat berpengaruh dengan keadan fisiknya menjadi lemah karena obatnya terlalu besar dosisnya," jelas Liya.

"Inalillahi, berarti dia ke rumah Naina untuk perawatan lebih intensif ya?" Tanya Dewi.

"Ya, makanan harus dijaga apa lagi di pondok ini dia sering sekali berpuasa makanan dengan jumlah sedikit makanya di putuskan ke rumah Naina karena harus di awasi," ucap Liya.

Naina datang dengan keringat dingin dan kelelahan berlari. "Sudah berapa lama ya pingsan Liya?" Tanya Naina.

Liya mulai menghitung berapa menit Ratih pingsan. "Tiga puluh menit," ucap Liya.

Tangisan Santriwati (SELESAI) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang