28. Minus?

910 97 2
                                    

  Jangan lupa tinggalkan jejak

   Habib Raihan sangat terkejut melihat Tiara dan Liya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Habib Raihan sangat terkejut melihat Tiara dan Liya. "Abah, mengapa mereka kesini?" tanya Habib Raihan.

    Tiara dan Liya duduk dengan beralas karpet biasa dengan sajian berupa makanan ringan dan minuman teh.

     Dihadapan Tiara dan Liya duduk terdapat sebuah kursi sederhana untuk Habib Makmur duduk.

    Tiara dan Liya sangat gugup dan khawatir kepada Ratih, dia masih sangat kecil dan juga polos membuat Tiara dan Liya merasakan over thingking.

   Habib Makmur adalah ayah dari Habib Raihan pemilik pondok pesantren tersebut, hitungan menit kemudian Habib Makmur datang untuk menemui Tiara dan Liya.

"Ada, apa nak?" tanya Habib Makmur.

"Ratih, tersesat dipasar dia masih sangat kecil karena itu kami meminta izin. Untuk mencari Ratih," pinta Tiara.

   Habib Raihan mendengar hal tersebut langsung menyangkal ucapan Tiara akan tetapi Gus Ikhsan menahan Habib Raihan berbicara dengan menggenggam tangan Habib Raihan ia mulai masuk ke dalam rumah.  "Assalamualaikum, Habib maaf saya datang diwaktu tidak tepat, dan saya sangat tidak sopan mendengar ucapan itu," ucap Gus Ikhsan menunduk malu dan menundukkan kepala sembari berjongkok.

"Waalaikumussalam, tidak papa Nak, apakah kamu tahu Ratih?" tanya Habib Makmur.

"Ya, saya melihat dirinya masuk melalui gerbang belakang," ucap Gus Ikhsan.

"Mengapa, kamu yakin sekali?" tanya Habib Makmur.

"Saya, melihat sendiri Habib," jawab Gus Ikhsan.

    Habib Raihan dan Habib Makmur menatap Tiara dan Liya Habib Makmur mulai memaklumi ke khawatiran mereka berdua. "Tidak papa, bagaimana perkembangan anak itu?" Tanya Habib Makmur.

"Masih seperti dahulu," ucap Tiara dengan dua perlahan sembari menundukkan kepalanya.

"Duduklah, Raihan, Ikhsan akan saya berikan nasihat," pinta Habib Makmur.

    Gus Ikhsan dan Raihan duduk beralas sebuah karpet berjarak lima langkah dari Tiara dan Liya.

"Terkadang kita harus memberikan semangat kepada orang malas belajar atau bahkan memberikan motivasi kepada orang selalu gagal, kegagalan bukan akhir dari segalanya, berusaha dan doa. Allah SWT sedang memberikan kekuatan ekstra pada orang gagal agar lebih semangat dan terus berjalan dengan gagah dijalan Allah SWT dengan beban di pundaknya, beban? Kalian tahu beban apa dimaksud?" Tanya Habib Makmur.

"Beban dari kegagalan itu selalu saja membuat diri sendiri merasakan susah bergerak karena beban kegagalan itu," lirih Gus Ikhsan.

Habib Makmur mendengar ucapan Gus Ikhsan dan yang lainnya juga kini Gus Ikhsan menjadi sorotan.

Tangisan Santriwati (SELESAI) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang