60. Ikatan batin?

913 86 12
                                    

 Assalamualaikum semuanya

   Jangan lupa tinggalkan jejak sebelum membaca

Ada typo? Komentar ya

Happy Reading gaes

    Setelah selesai solat, Raina dan Naina bergegas menuju rumah Pak kiai Azizi, untuk melaporkan semuanya.

     Mereka berdua sebelum datang menuju rumah Pak Azizi, ia memastikan lebih dahulu apakah Fania dan Ratih sudah kembali setelah selesai sholat maghrib.

     Raina mulai bertanya kepada Lita, Lita duduk ia mulai menatap kanan kiri dengan tatapan begitu cemas, Raina mulai menghampiri Lita. "Bagaimana apakah dia sudah kembali?" Tanya Raina.

"Tidak, mereka belum kembali Mbak Raina kita harus apa? Ini sedang musim penculikan, begal dan kekerasan lainnya," ucap Lita.

"Ya aku juga takut sebenarnya hal iu terjadi," ucap Raina dan Naina secara bersamaan.

    Raina dan Naina mulai pergi keluar pondok untuk menemui Pak Azizi di rumahnya.

     Sesampainya di rumah Pak Azizi, Raina mulai menceritakan semuanya yang ia tahu.

Naina dan Raina duduk beralas karpet, sedangkan Pak Aiziz duduk beralas sajadah serta tempat duduk pendek.

"Ya Allah, aku juga khawatirkan hal ini penculikan lagi ada di sini awalnya saya kira kalian bisa mematuhi peraturan yang ada, baiklah nanti ustadz akan cari Fania dna Ratih, semoga saja ada jejak yang bisa mengetahui keberadaan mereka," ucap Pak Azizi.

  Raina menganggukan kepalanya itu. "Jangan ceritakan ini kepada siapapun hilangnya, bilang saja Ratih dan Fania pergi ke rumah atau apa, tidak untuk di culik karena membuat santriwati lainnya akan ketakutan," ucap Pak Azizi.

  "Apakah kita harus ikut cari?" Tanya Naina.

"Tidak nak, kalian ikuti kegiatan seperti normal, kalian beralasan bahwa mereka balik ke rumah sudah konfirmasi dengan Abah," jelas Pak Azizi.

   Raina dan Naina mulai kembali ke pondok pesantren untuk membicarakan kepada yang lainnya bahwa Ratih dan Fania rumah Fania izin mendadak.

  Raina dan Naina mulai di keliling orang-orang penasaran keberadaan Fania dan Ratih, serta respon Pak Azizi.

"Bagaimana Mbak?" Tanya Lita.

"Meresahkan sekali mereka berdua kenapa tidak bilang jika Ratih dan Fania  kerumah karena ibunya sakit, mereka sudah izin ke Pak Azizi, tidak memberitahu kita jadinya panik seperti ini," jelas Naina.

"Beneran ke rumah? Bukan di culik?" Tanya Yulita.

"Ya, tadi Pak Azizi bilang seperti itu, Ayah Fania itu menelpon beliau, akhirnya Pak Azizi bilang ke Fania dan mengizinkannya untuk pulang ke rumah, rumahnya dekat jadi tidak di jemput," jelas Raina.

    "Syukurlah jika mereka berdua bukan di culik melainkan ada di rumah, pasti Ratih bahagia ya bisa berjalan-jalan kasihan dia selama libur pondok hanya di sini," ucap Devi.

"Ya benar juga kata Devi, terkadang suka kasihan lihat penderitaan Ratih banyak sekali," ucap Lita.

"Jangan membicarakannya, tugas kita hanya menemaninya, memberikan dukungan, sekedar ucapan kasihan anak kecil juga bisa," sambung Raina.

    Santriwati mulai membubarkan diri dan melakukan aktifitasnya seperti biasanya.

     Raina dan Naina duduk berdampingan mulai menyandarkan tubuhnya di dinding sembari menghela nafas dengan sangat berat.

Tangisan Santriwati (SELESAI) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang