Assalamualaikum
Jangan lupa tinggalkan jejak sebelum membaca
Typo bertebaran komentar ya makasih
Happy Reading
Jantung Lidiya terus berdetak dengan kencang mencari keberadaam Ratih yang tidak tahu kemana.
"Dimana kamu Ratih," ucap Lidiya.
Mata membulat begitu sempurna ia mulai melirik kepada Lidiya, ia mulai bingung.
"Apakah aku tidak salah dengar?" Tanya Habib Raihan.
Flash back on
Seorang lelaki berjalan melalui belakang ppondok tempat sepi itu ia berjalan sembari berdzikir sembari membawa tasbih di sakunya dan ia mulai membawa kitab dan bukuny di tangan kananya itu menempel di dadanya dengan tatapan tajam melihat sekeliling.
Dia adalah Habib Raihan, is mulai melirik di kursi. "Apakah ada orang? Tidak mungkin ada orang di tempat sepi ini, aku akan mengatakan kepada Ayah disini kurang pencahayaannya, apakah itu hantu?" Tanya Habib Raihan.
Habib Raihan mulai berjalan dengan cepat dan mulai menutup.matanya dan membuka matanya dengan perlahan.
Flahs back off
"Tunggu sebentar!" Pinta Habib Raihan.
Diana yang sedang membaca berhenti sembari menelan ludahnya dengan kasar. Semua santriwati mulai menurunkan kepalanya dengan jantung yang berdetak dengan sangat kencang.
"Apa yang kamu bicarakan tadi mbak Lidiya?" Tanya Habib Raihan.
Lidiya terkejut mendengar pertanyaan Habib Raihan kepadanya itu, ia mulai menggelengkan kepalanya itu dengan perlahan.
"Ada apa? Tidak mau berkata jujur kepada saya?" Tanya Habib Raihan.
"Saya mengatakan di mana Ratih," ucap Lidiya sembari menundukan kepalanya itu.
Habib Raihan mulai menatap sekeliling pondok pesantren. "Mbak Naina? Seharian saya melihat dia bersamanya dan sebelum saya kesini juga dia menyapaku tidak ada Ratih di sampingnya sama sekali," ucap Habib Raihan.
"Di kamar saat itu saya mencari Ratih Mbak Raina bilang Ratih bersama Ibu Tiara, dan saya melihat ibu Tiara tidak bersama Ratih, saya menghampirinya dan mulai bertanya dan dia bilang Ratih bersama Naina aku pikir memang betul bersamanya dan aku menunggu di sini saja dan aku tidak melihatnya disini makanya aku gelisah," jelas Lidiya.
"Silahkan mbak Diana lanjutkan," pinta habib Raihan.
Setelah Diana selesai Habib Raihan langsung menutup mengaji dengan doa terlebih dahulu.
Habib Raihan mulai mencari keberadaan Naina sembari melihat kanan kiri pondok pesantren.
"Jika Gus Ikhsan tahu Ratih, menghilang dia akan kecewa padaku," batin Habib Raihan.
"Di mana kamu Ratih, aku mohon jangan menghilang seperti ini," batin Habib Raihan dengan cemas.
Habib Raihan mulai menatap Tiara berjalan perlahan di depannya itu, semua santriwati memberhentikan langkahnya itu karena Habib Raihan berjalan.
Tiara mulai.memberhentikan langkahnya sembari membungkukkan tubuhnya itu menunggu Habib Raihan pergi.
Habib Raihan langsung berlari menuju Tiara, Tiara bingung mengapa Habib Raihan berlari menujunya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangisan Santriwati (SELESAI) ✅
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA) Apa rasanya seorang anak yang tidak di anggap oleh kedua orang tuanya dan menitipkan di sebuah pesantren sejak berumur 5 tahun? Ratih menunjukan ia memilih air bunga itu. "Bagus saya sudah duga akan hal itu." Seorang...