Assalamualaikum semuanya
Jangan lupa tinggalkan jejak sebelum membaca
Ada typo? Komentar ya
Happy Reading
Tiara mulai terdiam dalam hitungan ketiga ia mulai tersenyum bahagia. Kisah cintanya dengan Gus Faiz akan di restui banyak orang.
Naina dan Tiara mulai duduk sofa ruang tamu, ia menundukkan kepala menunggu kedatangan tuan rumah.
Seorang wanita berparas cantik itu mulai membawa nampan berisi dua cangkir teh hangat dengan cookies.
"Sayang, silahkan ambil minuman ini," ucap Ummi, ummi mulai menaruh gelas di atas meja.
Naina dan Tiara mulai mencium tangan ibunya Gus Faiz. Mereka mulai menatap dengan wajah yang canggung.
Apa lagi Tiara, ia mulai gugup wajahnya menjadi pucat dengan keringat dingin.
"Apa kabar Tiara? Katakan apakah Ratih dan Fania baik-baik saja?" Tanya Ummi.
"Alhamdulillah mereka sudah membaik akan tapi terkadang mereka masih membayangkan suatu hal itu dengan sekilas," jawab Tiara.
Seorang lelaki duduk di meja belajar sembari menatap secangkir kopi hitamnya itu mulai terusik dengan suara dari tamu di ruang tamu.
"Ahhh ibu-ibu sosialita ini, kenapa harus di sini, di waktu ini? Tidak bisa berkonsentrasi untuk meminum kopi jika mendengar suara pembicaraan nya itu," keluh Gus Faiz.
Ia mulai membawa secangkir kopi itu dan keluar dari kamar, langkahnya berhenti tepat di depan dapur ia mulai mencium bau cookies yang begitu enak. "Wahh enak jika memakan kopi sembari memakan cookies buatan Ummi," ucap Gus Faiz.
Gus Faiz mulai mengambil cookies di piring dan menatanya di nampan beserta kopi hitamnya itu.
"Kedatangan Tiara ke sini, untuk menjawab lamaran itu," ucap Tiara dengan gugup.
Suara Tiara membuat Gus Faiz sangat terkejut, ia mulai membawa nampan itu sembari mendekat ke arah dinding untuk mendengarkan ucapan mereka.
"Katakan saja nak, ummi tahu kamu cukup bijaksana untuk mengambil sebuah keputusan ummi juga tahu pasti jawaban kamu ini sudah sangat di pikirkan dengan sangat matang," ucap Ummi.
Gus Faiz mulai menelan ludahnya dengan kasar, tubuhnya mulai bergemetar.
"Ya, Tiara menerima lamaran itu, Papa juga menyetujuinya dan ia bilang menunggu kedatangan kalian untuk lebih resminya," ucap Tiara.
"Masya Allah, alhamdulillah nak, ummi dan sekeluarga akan kesana, katakan minta mahar berapa?" Tanya Ummi.
Tiara mulai tersenyum tipis. "Tidak memberatkan pihak lelaki, Tiara mengharapkan sebuah pernikahan ini terbaik untuk Tiara maupun Gus Faiz," ucap Tiara.
"Insya Allah nak, Faiz bisa membimbing dirimu dia sangat paham, apa tugasnya nanti Ummi kabar in lagi jika akan ke sana ya, silahkan makan cookies," pinta Ummi.
Prang ...
Suara itu membuat mereka bertiga langsung menatap sumber suara itu. Ummi mulai berjalan menuju sumber suara itu sedangkan Naina dan Tiara tidak berani untuk ikut masuk ke dalam.
Di sisi lain Ratih mulai terdiam menatap langit di balik jendela ruang tamu. "Bagaimana kabarnya? Apakah dia baik-baik saja, lukanya sudah sembuh atau belum? Aku tidak mempunyai keberanian yang cukup untuk melihat keadaannya, sungguh! Aku sangat khawatir kepadanya," batin Ratih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangisan Santriwati (SELESAI) ✅
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA) Apa rasanya seorang anak yang tidak di anggap oleh kedua orang tuanya dan menitipkan di sebuah pesantren sejak berumur 5 tahun? Ratih menunjukan ia memilih air bunga itu. "Bagus saya sudah duga akan hal itu." Seorang...