Assalamualaikum semuanya
Jangan lupa vote biar author tambah semangat
Ada typo ? Komentar ya
Disisi lain ibu Tiara duduk di tempat pertemuan wali santriwati menunggu kedatangan dari Ayah dan ibu tirinya itu.
"Jika aku tidak mempunyai kasih sayang kepada Ayah aku tidak akan kesini menunggunya datang," lirih Ibu Tiara sembari melihat sekelilingnya sangat ramai para wali santriwati datang berjenguk dan merayakan idul adha bersama anaknya.
"Bagaimana keadaan Ratih? Dia pasti mencariku aku tidak akan mungkin mengajaknya pasti dia akan banyak bicara dan mulai bertanya dimana orang tuanya," gumam Ibu Tiara.
Seorang lelaki memakai jas hitam dan seorang wanita memakai pakaian terbuka membuat Tiara terkejut melihat penampilan ibu tirinya tidak memakai pakaian sopan, berpakaian sexy, memakai dress selutut dengan bando berwarna hitam sembari memakai kacamata hitam di matanya.
Tiara mulai mengambil selimutnya di jemuran yang tidak jauh dari tempat pertemuan tersebut dengan sigap Tiara langsung mengibarkan selimut dan mulai menutupi tubuh ibu tirinya itu.
Tiara mulai menarik ibu tirinya di tempat sepi, Ayahnya mulai mengikuti mereka berdua dengan kekesalan diwajahnya.
"Apa kamu gila? Ini pondok pesantren bukan tempat mall ya bisa berpakaian bebas terbuka seperti ini! Pakaian sopan setidaknya jika tidak memakai kerudung tertutup, pakaian tertutup seperti dress menaruh kerudung di atas kepala hanya menutupi sedikit," kesal Tiara menatap ibu tirinya tidak tahu diri tersebut.
"Mas, lihat kelakuan anak mu ini tidak tahu malu sekali dia melakukan menyelimuti saya seperti ini di tempat umum!" Ibu tirinya mulai mengadu kepada Ayah Tiara.
Ibu Tiara mulai menatap tajam Ayah itu. "Ada apa Ayah kesini? Mau pamer mempunyai istri seksi seperti dirinya?" Kesal Tiara.
"Saya kesini ingin berdamai dengan kamu dan mengajak dirimu untuk pulang, sudah bertahun-tahun kamu tinggal disini sudah cukup kamu bantulah ibu kamu membereskan rumah dan menjaga adik-adik," jelas Ayahnya.
"Berdamai? Sebenarnya aku tidak ada niatan untuk bertengkar dengan Ayah, Ayah kapan berubahnya? Aku akan pulang ketika Ayah sudah meninggalkan suatu hal yang buruk demi diriku," ucap Tiara.
Senyuman bahagia terpapar dari ibu tirinya Tiara melihat pertikaian anak tiri dan suaminya.
"Bagaimana Ayah akan tidak marah kepadamu? Kamu selalu membuat Ayah marah menjelekkan istri baru Ayah bilang ini dan itu padahal dia tidak seperti itu sayang." Helaan nafas kasar dari Ayah Tiara melihat tingkah anaknya keras kepala.
"Buka matanya! Apakah Ayah mengira uang Ayah itu dihabiskan oleh diriku di pondok ini kah? Ayah menuduh diriku memakai fasilitas Ayah mengunakan ATM unlimited itu untuk keperluan diri sendiri di pondok pesantren, aku memegang ATM saja tidak pernah mana bisa Ayah menuduhku karena ATM ada di tas ku hem? Buka matamu Ayah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangisan Santriwati (SELESAI) ✅
Novela Juvenil(FOLLOW DULU BARU BACA) Apa rasanya seorang anak yang tidak di anggap oleh kedua orang tuanya dan menitipkan di sebuah pesantren sejak berumur 5 tahun? Ratih menunjukan ia memilih air bunga itu. "Bagus saya sudah duga akan hal itu." Seorang...