Assalamualaikum semuanya
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote ya
Ada typo? Komentar ya
Happy Reading
Naina, Ratih dan Tiara ikut pergi ke rumah Naina untuk menaruh kue ulang tahun sekaligus membuat cemilan sederhana untuk para santriwati yang lain.
Seorang lelaki datang memainkan ponselnya itu sembari berbicara sendiri. "Welcome back to my youtube chanel Raihan, kali ini mau jalan-jalan di kota Pemalang hemm mau ada partnernya ni hayoo siapa kira-kira teman kali ini," ucap Habib Raihan.
Habib Raihan mulai menatap kiri dan kanan, sembari mengetuk pintu rumah Gus Ikhsan.
Ratih, Naina dan Tiara melihat tingkah habib Raihan berbicara dengan kamera. "Assalamualaikum Gus Ikhsan adik ku tercinta," ucap Habib Raihan.
"Waalaikumussalam, untung tidak ada Abah jika ada," ucap Gus Ikhsan.
Habib Raihan menutup mulut Gus Ikhsan menggunakan tangannya sembari tersenyum di kamera, mata Gus Ikhsan tertuju pada tiga santriwati itu.
Gus Ikhsan mulai memberikan kode akan tetapi Habib Raihan tidak merespon tidak mengerti apa pun.
"Haa ya Mas, kenapa kameranya tidak belakang perlihatkan rumahmu," bisik Gus Ikhsan.
Habib Raihan mulai mengikuti ucapan Gus Ikhsan, mulai menganti kamera belakang.
Matanya membulat dengan sempurna ketika kamera belakangnya menyorot ke arah Ratih, Naina dan Tiara.
Habib Raihan langsung menutup kameranya sembari mengalihkan pandangannya itu.
Gus Ikhsan mulai menahan tawanya itu. "Kenapa tidak bilang ada mereka, aku malu," bisik Habib Raihan.
"Makanya Mas jadi lelaki itu peka," jawab Gus Ikhsan.
Naina dan yang lainnya melanjutkan perjalanan mereka sembari menahan air matanya, Habib Raihan mulai menyalakan kameranya kembali.
Mereka berdua membuat QnA, soal agama di sosial media sosial umurnya masih tergolong muda bisa membantu orang yang membutuhkan bantuan.
★✩★★
Waktu sudah menjelang malam, para santriwati satu kamar dengan Ratih mulai berkumpul bercanda ria bersama.
Naina datang membawa kue ulang, Tiara dan Liya mulai membawa nampan berisi makanan, aci telor di bumbui pedas.
"Wahh debak, debak," sorak Lita.
Semua santriwati mulai menatap Lita sembari bertanya-tanya apa yang di ucapkan Lita.
"Debak itu apa? Bahasa apa itu?" Tanya Devi.
"Aish ... itu bahasa korea sekali-kali pakai bahasa luar Negeri biar menambah wawasan kan," ucap Lita.
"Ya emang di bacanya begitu?" Tanya Nissa.
"Hey Lita ... yang benar saja, daebak bukan debak," tandas Naina.
"Hoo daebak bukan debak Lita!" ucap
semua santriwati secara bersamaan.Nampan berisi aci telor itu di bawah jendela sedangkan semua santriwati mulai melingkari Ratih dan kue ulang tahun Ratih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangisan Santriwati (SELESAI) ✅
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA) Apa rasanya seorang anak yang tidak di anggap oleh kedua orang tuanya dan menitipkan di sebuah pesantren sejak berumur 5 tahun? Ratih menunjukan ia memilih air bunga itu. "Bagus saya sudah duga akan hal itu." Seorang...