64.Sudah ketemu?

800 84 35
                                    

Assalamualaikum semuanya

Jangan lupa tinggalkan jejak, agar author menjadi semangat dan bantu saya agar bisa berkembang.

  Ada typo? Komentar ya

Happy Reading

Warning 18+ 😭

  Pintu itu berhasil terbuka, Ratih mulai menangis keras, mereka mulai memaksakan Ratih untuk keluar dengan menarik tangannya itu.

     Ratih mulai memberontak membuat mereka semua malas mendengarkan teriakan Ratih dan tangisan Ratih.

    Doni mulai mengambil kayu itu dan menepuk di bahu Ratih, membuat Ratih kesakitan dan jatuh pingsan.

  Mereka semua mulai tertawa dengan keras melihat Ratih pingsan, mereka mulai ke membawa Ratih di ranjang kamar tidur.

  Mereka mulai menatap Ratih dengan hasrat. "Mari kita suit siapa yang duluan dengannya," ajak Doni.

  Mereka berempat mulai hompimpa, mereka mulai merebuti siapa yang lebih dulu tidur dengan Ratih.
 
  Akhirnya Doni lebih dahulu membuat semua temannya mulai keluar untuk menjaga-jaga situasi dan kondisi.

   Dalam hitungan menit, Doni mulai tersenyum bahagia melihat Ratih membayangkan itu adalah kekasihnya.

   Ratih masih pingsan, Doni mulai membuka jilbab Ratih dengan perlahan sembari terkekeh pelan.

    Ratih mulai terkejut karena sesorang mulai memegang tubuhnya membuatnya membuka matanya dan memberontak.

   Brugh  ...

    Doni mulai terjatuh karena Ratih mendorong Doni. Ratih menangis karena ia sudah tidak berkerudung lagi.

"Hahaha mau keluar dari mana hem? Ayo lah giliranku ini," ucapnya.

  Ratih menangis ia mulai menatap kayu dan mulai berusaha mengambil untuk memukul Doni.

    Ratih mulai mengambil kayu itu di samping Doni, Doni mulai menarik baju Ratih membuat baku Ratih sobek.

Membuat Ratih semakin marah ia mulai memukul Doni, akan tapi Doni masih mencoba menarik baju Ratih.

   Dua lengan Ratih itu sudah sobek ulah Doni, Ratih sudah sangat marah ia memukul Doni dengan sangat keras.

   Setelah itu Doni pingsan dan Ratih mulai keluar dari kamar dengan amarahnya ia membanting kayu keluar rumah dalam keadaan pakaian sobek dan tanpa berhijab.

   Ratih sudah sangat panik dan ketakutan membuat Ratih tidak memikirkan apa pun.

    Ketiga temannya mendengarkan suara lemparan kayu dari atas jendela itu membuat mereka membuka pintu dengan paksa.

Menatap sahabatnya terjatuh pingsan membuat mereka mulai berlari mengejar Ratih.

"HEY JANGAN LARI KAMU!" Teriak salah satu lelaki.

  Teriakan lelaki itu membuat Ratih semakin ketakutan, suasana perkampungan sudah sangat sepi, Ratih mulai berlari menuju hutan.

   Ratih ketakutan berlari tanpa arah tidak tahu apa pun tempat tersebut.

   Disisi lain Gus Ikhsan mulai meminum dengan perlahan, tiba-tiba botol minuman itu terjatuh tanpa sengaja.

"Waduh basah," ucap Gus Ikhsan.

Tangisan Santriwati (SELESAI) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang