21

992 177 0
                                    

"Kamu jauhin mereka demi aku, bisa?"

Alana terkejut mendengar permintaan Adrian, walau bukan hanya sekali Adrian berbicara seperti itu.

"Kenapa harus gitu, Mas? Kamu nggak percaya sama aku?"

"Aku percaya kamu, tapi aku nggak percaya mereka. Apalagi si Edgar itu." Adrian terang-terangan menunjukkan kecemburuannya kepada Edgar.

"Mas, kamu terlalu berlebihan."

"Aku yakin salah satu dari mereka pasti ada yang naksir sama kamu."

Adrian menyindir sikap Edgar yang sudah seperti selingkuhan Alana. Tak jarang ia memergoki Edgar di rumah Alana saat ia ngapel. Saat itu Alana beralasan kalau Edgar ingin menemui mamanya.

"Cukup, Mas. Aku geli dengerinnya."

"Lana, aku pacar kamu. Seharusnya kamu dengerin aku. Utamain aku, bukan mereka."

"Aku cuma ...."

"Pilih aku atau mereka?" Adrian berkata tegas, kali ini ia tak mau menahan diri lagi. Sudah cukup ia bersabar menghadapi semua tingkah Alana. Seharusnya Alana bisa menjaga perasaannya.

"Kenapa harus memilih sih, Mas?"

"Kalau kamu sayang aku, kamu pasti pilih aku."

Sebenarnya Adrian sudah pasrah dengan apapun pilihan Alana. Walau dalam hati ia berharap Alana memilih dirinya.

"Aku nggak bisa, Mas."

"Lana!"

Adrian tak menyukai jawaban Alana. Lalu apa bedanya ia dengan teman-teman Alana? Ia kesal menyadari fakta, bahwa dirinya tak lebih penting dari teman-teman Alana.

"Sekarang aku balik, kalau kamu sayang aku, kamu ngertiin aku." Alana balik menyerang Adrian.

"Jadi kamu nggak bisa ninggalin mereka demi aku?" Sudah cukup, Adrian tak tahan lagi. Ia akan pergi jika Alana tak mau memilih.

"Bukan gitu maksud aku, Mas."

"Sekarang aku jadi tau, apa arti aku di mata kamu. Aku nggak lebih penting dari temen-temen kamu itu 'kan?" Adrian berkata dengan getir.

"Mas, denger dulu ...."

"Aku rasa nggak ada yang perlu dijelaskan lagi. Labih baik hubungan kita sampai di sini saja."

"Maksud kamu kita putus?" Alana kaget mendengar penuturan Adrian. Mereka sering bertengkar, tapi tidak pernah berujung putus seperti ini.

"Apa boleh buat, kamu yang memilih mereka dibanding aku." Adrian merasa sangat lelah. Ia merasa diduakan oleh Alana.

"Mas, apa kamu nggak bisa ngertiin aku sedikit aja?" Alana masih mencoba memohon pengertian dari Adrian.

"Kamu yang nggak bisa ngertiin aku. Mana ada cowok yang rela ceweknya dekat sama laki-laki lain? Lebih dari satu lagi."

"Ya sudah kalau itu keputusan kamu. Maaf kalau selama ini aku nggak bisa jaga perasaan kamu. Makasih juga udah mau menyayangi aku selama ini. Kita putus." Alana ikut terbawa emosi. Ia merasa muak dengan segala macam kecemburuan Adrian yang menurutnya terlalu berlebihan dan mengada-ada.

"Baiklah, kita putus. Maaf kalau selama ini aku banyak menyakiti kamu. Aku pikir ini yang terbaik bagi kita."

"Tapi, Mas ...."

Alana kaget mendengar keputusan Adrian yang tiba-tiba. Beberapa jam yang lalu mereka masih baik-baik saja, lalu kenapa sekarang jadi begini?

"Nggak perlu dipaksakan. Aku nggak akan menahan seseorang untuk terus berada di sisi aku."

"Mas, maaf ...."

Adrian pergi begitu saja, meninggalkan Alana yang sedang bersedih. Alana merasa sangat kehilangan.

Teman Tapi Mupeng (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang