"Lan, bangun. Di luar ada Juki sama Cahyo." Edgar membangunkan Alana, sudah semingu ini gadis itu hanya tiduran di ranjangnya. Ia tak mau keluar kamar sama sekali. Makan juga harus dipaksa dulu.
"Buat apa mereka ke sini? Suruh pulang aja!" Alana menyahut sambil terus memejamkan matanya.
"Enak aja lo nyuruh kita pulang! Udah sampai sini juga, gue tadi ke sini naik ojol, udah gue bawain buah juga, patungan sama si Cahyo." Juki nyerocos tiada henti, membuat tidur Alana terganggu.
"Mandi sono! Kita jalan keluar, buat terakhir kali, besok gue berangkat ke Inggris."
"Mau lo ke Inggris kek, ke Konoha kek, sebodoh amat!" sahut Alana cuek, masih sambil memejamkan mata.
"Heh, budak cinta! Buka mata lo! Dunia ini masih terus berputar dengan atau tanpa adanya si Adrian kunyuk itu." Darrel menarik tangan Alana hingga bangkit dari tidurnya.
"Apaan sih, lo? Biarin gue sendiri. Gue nggak mau ngapa-ngapain. Gue pingin sendiri." Alana bersiap merebahkan dirinya lagi.
"Mandi atau kami mandiin!" ancam Darrel.
***
Dengan berat hati Alana mengikuti teman-temannya untuk hang out di kafe. Kali ini bukan di warkop biasa. Alexis yang mentraktir mereka semua.
Alexis dan Darrel sedang asyik foto-foto. Kafe ini memang sangat Instragram-able. Sedang Edgar dan Alana hanya diam memperhatikan aksi mereka.
"Lo nggak foto-foto?"
"Males."
"Tumben, biasanya lo paling seneng foto-foto?"
"Lo nggak tau, gue dalam masa berkabung?"
"Udah, foto aja." Edgar mengeluarkan ponselnya dan berfoto bersama Alana.
"Senyum, dong! Kimchi!" Edgar menyengir, Alana ikut nyengir dengan malas.
"Jelek banget foto lo?"
"Bodo!"
Edgar meng-upload foto mereka, tak lupa ia menge-tag akun milik Alana. Ia juga memberi caption yang konyol 'Habis gelap terbitlah terang.'
Pelayan datang mengantar pesanan mereka. Alana terdiam dan menatap pesanan itu, kemudian ia menangis tersedu-sedu. Membuat ketiga cowok itu panik karena mereka menjadi pusat perhatian.
"Lan, lo kenapa?" tanya Edgar.
"Hua ... Kenapa lo pesen pannacotta? Dessert ini ngingetin gue sama mas Adrian, waktu kita kencan kita sering pesen ini, hua ...."
"Elah, masalah ager-ager doang!" Edgar segera memakan puding imut itu dalam sekali lahap.
"Ehm, udah ilang beban idup lo!" Edgar menelan pannacotta miliknya dan juga milik Alana dengan terburu-buru.
Alexis dan Darrel melakukan hal yang sama. Dalam sekejap puding yang mereka pesan tandas.
"Sekarang kita pesan apa lagi? Gimana kalau cheese cake?" Edgar bersiap memanggil pelayan.
"Hua ... Edgar!" Alana tiba-tiba menangis histeris lagi. Membuat Alexis dan Darrel kaget sampai berpelukan, iyuh .... Cerita bxb, eh?
"Kenapa lagi, Lan?" tanya Edgar panik.
"Itu makanan favorit mas Adrian."
"Hadeh, salah lagi gue." Edgar menggaruk tengkuknya. Semetara Alexis dan Darrel memutar bola mata malas. Perkara bolu doang! gerutu Edgar.
"Pulang aja yok!"
***
"Gengs, maafin gue yah, kalau gue ada salah-salah. Doain kuliah gue di UK lancar."
Alexis berpamitan pada ketiga sahabatnya, suasana jadi mengharu biru. Bahkan Darrel sudah menyiapkan obat tetes mata agar suasana menjadi lebih dramatis."Hem, iya deh." Darrel menepuk pundak Alexis.
"Btw kalau lo di sana lo dipanggil Juki juga?" tanya Alana.
"Terpaksa gue pakai nama di akte." Alexis menjawab malas, ia paling benci dipanggil dengan nama itu. Mengingatkan nama hotel tempat anuan yang sudah ditutup. Kenapa author tau? Karena author sering ke sana, eh kagak, canda.
"Kalau lo ketemu David Beckham lo mintain tanda tangannya, ya?" pesan Darrel.
"Emang dia masih tinggal di sana?" Alexis mengerutakan dahi seraya menerima binder titipan Darrel. Jaman gini masih pakai binder loh, cowok pula hehe.
"Kali aja."
"Gengs, gue pasti bakalan kangen banget sama kalian." Alexis berkata dengan ekspresi sedih yang berlebihan.
"Kitanya enggak 'tuh!" Jawab ketiga temannya dengan kejam.
"Jahat kalian!" Maki Alexis, diiringi cekikikan kawan-kawan laknatnya. Kemudian mereka berempat berpelukan. Lebih tepatnya, Alana berpelukan dengan Edgar, Alexis dengan Darrel, karena mereka dipisahkan meja.
"Jangan lupain gue, ya? Kalau gue upload apa-apa di IG like, komen juga!" pesan Alexis yang disambut umpatan kawan-kawannya.
"Iye, bawel!"
"Kalau lebaran kita ngumpul, ya. Janji! Gue setahun sekali bakalan pulang ke Indo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi Mupeng (Complete)
ComédieNggak ada persahabatan yang murni antara pria dan wanita? Setuju? Kalau nggak percaya baca aja cerita ini.