Two [BSHvSMP]

51 8 1
                                    

Bismillah ...

Assalamu'alaikum, annyeong!

Sebelum lanjut, ayo istighfar dulu!
Astaghfirullahal 'adzim. Astaghfirullahal 'adzim. Astaghfirullahal 'adzim.

Alhamdulillah nambah deh pahalanya. Jangan lupa perbanyak istighfar setiap hari, yaa.

Happy reading~

🎬🎬🎬

Bugh!

Saking terburu-burunya, Nadya menabrak lengan seorang cowok berponi. Bukan sepenuhnya salah Nadya, cowok itu tadi juga berjalan cepat. Nadya terdiam sesaat mendapat tatapan datar. Wajahnya polos dan lucu menurut Nadya.

Oh, no! Begitu Nadya melirik ke samping, ada seorang cewek yang sudah menatapnya tajam seperti ingin menerkam. Aih, Nadya pikir tadi dia cowok polos. Nadya yakin, mereka pasti pacaran. Kalau tidak pacaran, untuk apa cewek itu menatapnya tajam? Padahal yang tidak sengaja ia tabrak adalah cowok berponi, bukan yang ceweknya.

'Tak ada keberanian dalam diri Nadya untuk meminta maaf, bahkan mengeluarkan satu kata saja rasanya tertahan di rahang. Nadya putuskan pergi ke ruang gugus 2 tanpa berbicara sepatah katapun.

"Woy, gak sopan lo!" murka cewek tersebut.

Cowok yang tadi Nadya tabrak, hanya menatap kepergian si imut dengan tatapan sulit diartikan. Entahlah, tatapan dan wajahnya sangat sulit ditebak. Apalagi hatinya.

***

MOS sudah selesai, kini seluruh warga sekolah khususnya para peserta didik baru berkumpul di lapangan. Sambutan dan doa-doa dari para guru berjalan dengan baik. Kini waktunya penerbangan balon. Apa yang selama ini Nadya lihat di tv, baru dapat ia tonton secara langsung. Balon beraneka warna itu diterbangkan langsung ke udara oleh Ibu kepala sekolah.

"Yeayyy!" teriak beberapa siswa-siswi begitu balon terbang bebas ke udara.

Beberapa siswi asik berfoto-foto, meminta foto bersama pada Kakak-kakak OSIS. 'Tak lupa, Areez mengabadikan momen penerbangan balon tadi dengan kamera andalannya.

Kini Nadya dan kawan-kawan seangkatannya sudah sah menjadi siswa SMP Negeri 888 Jakarta. Mereka berbaris rapi sesuai gugus, satu persatu nama dipanggil maju ke depan dan akan mengikuti OSIS yang memimpin jalan menuju kelas.

Sampai nama Nadya Shakila dipanggil, tadinya Nadya berharap agar yang mimpin jalan menuju kelasnya seorang cowok ganteng. Entah itu Hiro, atau Areez juga boleh. Malangnya, harapan Nadya musnah karena yang memimpin jalan menuju kelasnya malah Velinda.

"Kelas 7i." Nadya membaca tulisan di depan kelas, lalu ikut masuk bersama teman-temannya.

Seseorang yang wajahnya familiar duduk di barisan ke tiga paling belakang. Dia Warda temannya Indira, sudah duduk bersama cewek berjilbab bergo sama dengan yang Nadya dan Warda kenakan.

Sementara Nadya kebingungan, pelanga-pelongo mencari teman untuk duduk bersama. Nadya sangat takut, bagaimana jika ia duduk dengan cowok? Oh, tidak boleh! Cukup waktu SD saja Nadya sering duduk semeja dengan cowok. Bisa dosa jika sewaktu-waktu tidak sengaja bersentuhan.

"Aduh gila, gue mau duduk sama siapa, ya? Gak ada yang gue kenal lagi selain temennya Indira," batin Nadya ingin berteriak, tetapi bukan waktu yang tepat. Bisa dibilang kurang waras nanti kalau tiba-tiba teriak.

"Sini," panggilan seseorang membuat Nadya menoleh was-was. Takut kegeeran kalau ia dipanggil, padahal yang dipanggil orang lain.

"G-gue?"

Bukan Sekadar Halu vSMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang