One [BSHvSMP]

95 11 1
                                    

Bismillah ...

Assalamu'alaikum, annyeong!

Selamat datang di part one buat kamu yang hobi halu. Perjalanan awal Nadya akan segera dimulai.

Jangan lupa awali dengan bersyukur karena kamu masih diberi napas oleh Allah sampai saat ini.

Happy reading~

🎬🎬🎬

Ratusan calon peserta didik baru di SMP Negeri 888 Jakarta yang mengikuti hari pertama MOS sudah berkumpul di aula sekolah. Salah satunya si imut Nadya yang memasang wajah datar tanpa ekspresi. Hanya sedikit yang ia kenal di sini, bahkan itupun tidak ada yang satu gugus dengannya. Mau tidak mau nanti dia akan berkenalan dengan yang lain. Nanti. kalau ia berhasil melawan rasa takut.

Setelah sambutan-sambutan dan sedikit games, mereka diberi waktu istirahat selama setengah jam. Calon siswa-siswi memakan bekal masing-masing yang dibawa dari rumah karena mereka diwajibkan membawa bekal dengan menu orek tempe.

Nadya memakan bekalnya tanpa napsu, hanya dapat lima sendok saja yang masuk ke dalam perut. Mata Nadya terhenti pada seorang cowok berperawakan tinggi dan berlesung pipit sedang memotret momen makan bersama ini.

"Maasyaa Allah, cakep benel ni cowok, vibes-nya kek di w*ttpad-w*ttpad," puji Nadya pelan.

Manusia diciptakan dengan kekurangan dan kelebihan yang dititipkan oleh Ilahi Rabbi. Beginilah Nadya, cadel r. Sedih rasanya jika jadi cadel, tidak ada yang menginginkannya juga. Walaupun masih kurang percaya diri ketika mengucap huruf r, tetapi Nadya berusaha menerima dengan ikhlas.

"Omaygat, Kak Areez ganteng banget!" pekik beberapa siswi yang juga melihat cowok itu.

Nadya mengendikkan bahu, jijik.

"Ewhh, alay amat dah cewek-cewek di sini," desis Nadya dalam hati.

"Tunggu, tadi namanya siapa? Aleez?" tanyanya pada diri sendiri.

Pasalnya, tadi dia 'tak terlalu merdengar jelas.

Suara dehaman terdengar jelas dari depan aula. Velinda—Sekretaris OSIS—yang berdeham tepat di mikrofon. "Udah selesai makan semuanya, kan?"

"Udah, Kak."

Nadya buru-buru memasukkan kembali bekal yang ia bawa. Walaupun ia tau, pulang nanti akan kena omel Eyang Uti karena bekal yang ia bawa tidak dihabisi.

"Oke, kita tes jargon lagi, ya!"

"Kak, yang tes jargonnya Kak Hiro dongg!" pinta salah satu cewek peserta MOS.

Velinda melirik ke arah siswi itu. Ia tersenyum manis lalu menoleh ke belakang, ada Hiro yang sibuk menguncir rambut cowok tinggi beralis tebal.

"Ro, sini, Ro!"

Hiro menoleh, mengangkat satu alisnya.

"Ya ampun, berdamage kali!" kagum Nadya dalam hati.

Matanya tidak lepas dari Kakak kelas tampannya itu. 'Tak lama, ia tersadar dan langsung menggeleng.

"Astaghfirullah Nad, gak boleh alay."

"Ini ada minta katanya Kak Hiro yang ngetes jargon. Boleh ya, Kak?"

Tanpa ragu ia mengangguk, menghampiri Velinda dan langsung mengambil alih mikrofon di tangan Velinda.

Tepukan tangan meriah karena jargonnya berhasil dites oleh Hiro. Senangnya bukan main bagi para fans Hiro. Nadya yang melihat tatapan-tatapan genit dari siswi-siswi, hanya bisa berkomentar dalam hati. Bayangkan, baru saja akan memasuki SMP mereka sudah seheboh ini mengidolakan Kakak kelas tampan.

Bukan Sekadar Halu vSMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang